Monday, May 19, 2014

Traveling, why ?!

“Wah, kaya banget ya kamu, bisa traveling melulu !”
“Kamu kebanyakan duit ya, sampai bingung mau diapain, jadinya setahun ke luar negeri beberapa kali !”
“Wah, enaknya jalan-jalan melulu, gajimu gede ya? Setahun bisa jalan-jalan berkali-kali.”
“Wah ngafe melulu (baca: tiap hari ngemol), hedon banget ya kamu. Kalau dirumah aja pasti gak betah ya ? bingung mau dikemanain tuh duit ?”

Seruan diatas seringkali saya dapatkan dari orang-orang yang mendengar atau mengetahui kalau saya mau, akan atau habis traveling. Gak cuma habis traveling, beberapa juga membuat komentar yang terakhir kalau dengar saya jalan-jalan ke mall. Jujur, setiap kali saya mendengar komentar-komentar tersebut kuping saya langsung panas, ingin rasanya menjawab komentar tersebut dengan sesuatu yang tidak kalah dahsyatnya hingga bisa membuat mereka terdiam seketika. Beberapa kali saya berhasil menahan diri untuk tidak sewot, biasanya saya cuma tersenyum. Tapi lama kelamaan, stok kesabaran saya habis juga. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menjawab komentar seperti itu dengan jawaban “Masih mahalan smartphone-mu kok ketimbang biaya saya ke LN, kalau gak percaya nih saya tunjukin hitung-hitungan pengeluaran saya untuk perjalanan saya kemarin” dengan nada yang tidak kalah judesnya dengan nada mereka waktu mereka komentar begitu. Hihiii.. hasilnya ? yang bersangkutan langsung diam, besok-besoknya saat saya jalan-jalan lagi dia tidak berkomentar apapun di depan saya. Di depan gak, tapi di belakang teteupppp >_<


Saya menulis ini tujuannya bukan sebagai ajang curhat ataupun berharap ada yang berbuat sama seperti saya. Saya menulis ini dengan tujuan untuk melihat kembali apa sih tujuan saya jalan-jalan / traveling ? Kenapa sih saya sampai perlu jalan-jalan berkali-kali dalam setahun ? Apakah memang saya hedon ? Apakah saya kebanyakan duit seperti apa yang mereka tuduhkan ke saya ?
Sebenarnya bagi saya jalan-jalan itu tidak haruslah ke tempat yang jauh seperti ke luar kota atau ke luar negeri. Pengertian jalan-jalan bagi saya itu adalah semua kegiatan diluar kegiatan rutin seperti bekerja (belajar ketika saya masih kuliah / sekolah) yang pada saat saya melakukan kegiatan tersebut saya bisa merasa santai, tenang, relax, melupakan sementara semua permasalahan yang sedang saya hadapi. Intinya jalan-jalan bagi saya adalah kegiatan refreshing, yang bisa saja berupa hal-hal kecil seperti muter-muter mall – walau gak ada yang pengen dicari, cuma sekedar keluar masuk toko saja sudah cukup menghilangkan rasa penat. Kalau taman kota di sini sebagus dan sebersih taman di luar negeri sana sih, jalan / nongkrong di taman kota juga termasuk kegiatan jalan-jalan bagi saya. Sayang, sampai saat ini belum ada taman yang benar-benar bersih dan aman, paling gak, bebas nyamuk / gak banyak serangga deh, ada kursi-kursi nyaman, rindang, dan landscapenya tertata dengan baik, yang begitu orang duduk – duduk disana bisa merasa lebih relax. Sampai saat ini saya belum menemukan taman favorit di sini. Dengan demikian terjawablah kenapa saya suka nongkrong di mall. Bukan hedon, tapi semata-mata hanya untuk refreshing. Saya yakin diluar sana banyak orang yang mempunyai kebiasaan yang gak jauh berbeda seperti saya.

Pertanyaan berikutnya kenapa saya harus jalan-jalan ke luar kota / ke luar negeri, paling gak, sekali dalam setahun ?

Refreshing
Kembali ke esensi jalan-jalan saya, tujuan utama saya ke luar kota / ke luar negeri adalah untuk refreshing. Setiap orang pasti punya rutinitas masing-masing dan karena itu adalah rutinitas, pasti ada waktunya kita merasa bosan. Nah, ketika rasa bosan melanda inilah saatnya kita untuk menyegarkan kembali pikiran kita dengan melakukan sesuatu di luar rutinitas kita. Cara setiap orang untuk refreshing itu berbeda-beda, kebanyakan orang menjalankan sesuatu yang sesuai dengan kegemarannya. Biasanya dengan menjalankan sesuatu yang kita sukai, kita bisa lebih relax dan menikmati saat - saat santai tersebut tanpa dibebani deadline tugas / permasalahan pekerjaan kita.
Saya punya pekerjaan yang membuat rutinitas saya hampir monoton setiap harinya. Saking monotonnya saya bisa membuat jadwal jam berapa saya ngapain, jam berapa saya ada dimana. Semuanya sudah bisa di jadwalkan setiap harinya. Bukan cuma monoton, apa yang saya kerjakan saat ini juga berasa seperti 'daging dalam pressure cooker' hehehe.. saya tau banyak pekerjaan di luar sana yang lebih berat dari apa yang saya kerjakan saat ini, tapi percaya atau tidak perasaan dalam pressure cooker itu memang ada. Jadi, kalau sampai dalam setahun penuh saya tidak pernah berhenti melakukan rutinitas tersebut, bahkan tanpa cuti sehari pun, kebayangkan gimana nasib saya ? bisa 'benyek' layaknya daging yang kelamaan diproses di dalam pressure cooker.  Itulah kenapa saya perlu keluar dari rutinitas tersebut, walau cuma beberapa hari, minimal sekali dalam setahun.

Hobi
Kegiatan refreshing yang saya pilih adalah jalan-jalan. Alasannya karena itu adalah hobi saya. Tanpa saya sadari, sejak kecil, saya paling senang kalau diajak keluar rumah. Walau cuma ke toko sebelah rumah, saya merasa itu adalah sesuatu yang menarik, karena saya akan bertemu orang-orang baru, kegiatan baru yang tidak bisa saya temukan dalam rumah. Apalagi kalau diajak ke luar kota, saya pasti langsung bersemangat, sampai-sampai selalu sulit tidur sehari sebelumnya, karena biasanya di pikiran saya, saya sibuk membayangkan kegiatan apa saja yang akan saya lakukan di sana, saya akan bertemu siapa saja, dan apa saja yang akan saya lihat selama di sana. So exciting!

Pengalaman
Hampir semua yang kita lakukan setiap harinya bisa berlangsung dengan lancar karena kita punya pengalaman melakukannya. Kita bisa berjalan, berlari, membaca dengan mudah dan lancar karena kita telah melakukannya berkali-kali. Seorang bayi lahir pasti belum bisa berjalan, belum bisa berlari, apalagi membaca. Semua memerlukan proses, dan pasti ada kali pertamanya orang mencoba melakukan hal tersebut. Tidak ada segala sesuatu yang kita lakukan setiap harinya tanpa ada pengalaman pertama. Bahkan untuk acara sekali seumur hidup pun, seperti pemberkatan nikah pasti ada gladi bersihnya. Oleh karenanya bisa disimpulkan kalau kita memerlukan pengalaman untuk mengisi kehidupan kita. Hal ini juga yang menjadikan saya memilih traveling sebagai hobi saya, karena saya ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman berharga selama proses perjalanan tersebut, mulai dari persiapan sampai pelaksanaannya. Karena itu pula, saya lebih memilih untuk jalan-jalan tanpa menggunakan jasa agen perjalanan. 

Saya sangat menikmati saat-saat dimana saya harus survei di dunia maya ataupun buku-buku di sela-sela waktu senggang saya demi menghasilkan suatu itinerary perjalanan yang lengkap, tepat, akurat dan memuaskan. Kegiatan menyusun itinerary ini bisa dikatakan juga merupakan hobi saya. Beberapa orang mungkin paling tidak suka menyusun itinerary karena repot dan harus survei sana sini. Tapi bagi saya itulah seni dari perjalanan itu sendiri. Dengan menyusun itinerary sendiri, kita jadi punya gambaran tentang apa yang akan kita hadapi nanti di sana, karena biasanya survei-survei yang kita lakukan membuat kita punya pengetahuan tentang tempat yang kita akan tuju. Nah, kembali ke soal pengalaman, proses persiapan sampai pelaksanaan traveling itulah pengalaman yang ingin saya cari. Bertemu dengan orang-orang baru, proses adaptasi dengan budaya baru sampai merasakan sendiri musim-musim yang tidak mungkin kita rasakan di negara kita merupakan pengalaman yang paling berharga yang saya miliki saat ini. 





Saya rasa 3 alasan tersebut sudah cukup untuk menjelaskan kenapa saya memerlukan perjalanan ke luar kota minimal setahun sekali. Bagi mereka yang masih menganggap orang yang suka traveling itu adalah orang yang kebanyakan duit, itu terserah mereka. Mereka berhak untuk punya persepsi masing-masing, asalkan persepsi tersebut tidak mengganggu ketenangan orang lain. Kalau mereka mulai menyebar gosip yang tidak benar soal kita, itulah saatnya kita mengambil tindakan terhadap perbuatan mereka itu. Dari pengalaman saya, orang-orang yang sering berkomentar demikian lambat laun akan termakan omongannya sendiri, seperti beberapa teman saya yang hampir setiap kali saya balik dari traveling selalu nongol di depan saya dan biasanya langsung mengucapkan kata-kata sakti ini "Wah habis traveling ya ? oleh-olehnya mana ? banyak duit ya kamu, bisa traveling melulu."  Percaya atau tidak orang-orang ini tidak lama kemudian juga doyan traveling, bahkan travelingnya lebih luar biasa dari saya. Kalau saya selama ini baru bisa jalan-jalan paling jauh sampai ke Korea, orang itu jalan-jalannya sudah sampai Eropa. Gimana coba ?! Kalau sekarang merujuk pada apa yang pernah dia katakan, posisinya siapa yang lebih banyak duit ? hahahha... 
Saya sendiri sering tertawa dalam hati setiap kali ada yang berkomentar kalau saya jalan-jalan karena saya kebanyakan duit. Menurut saya itu soal prioritas. Semua orang bisa kok jalan-jalan kalau mereka punya kemauan. Andai mereka tau berapa dana yang saya habiskan untuk satu kali perjalanan, mereka pasti akan mengatakan kalau saya berbohong soal itu. Sampai saat ini, rekor perjalanan termahal saya adalah ketika mengunjungi Hongkong, Macau, Shenzhen, Guangzhou selama seminggu dengan total pengeluaran kurang lebih 15 juta Rp (incld.ticket,transport,akomodasi,admission fee,shopping,meal). Itupun bisa begitu karena saya menggunakan SQ, mengunjungi Disneyland, dan menginap semalam di Royal Regal Airport Hotel yang semalamnya tarifnya udah jutaan sendiri.
Mahal atau murahnya suatu perjalanan sebenarnya tergantung dari kita sendiri, kalau kita maunya kemana-mana enak gak perlu jalan kaki, kepanasan, ya silakan naik taksi kemana-mana, kalau kita maunya tidur dengan kasur yang super empuk dan kamar luas, ya silakan menginap di hotel, tapi sebagai gantinya biaya yang kita keluarkan juga semakin besar jadinya.  Perlu diingat kalau mahal dan murah itu relatif, tidak ada patokannya, karena setiap orang punya pandangan yang berbeda soal itu.

Siapa bilang kalau hanya orang kaya aja yang bisa jalan-jalan melihat dunia luar ? Sekarang ini sudah banyak promo tiket, gak cuma pesawat terbang saja, bahkan beberapa waktu lalu tiket Kereta api juga pernah promo. Sekarang juga sudah banyak tips dan trik untuk jalan-jalan hemat yang dibagikan oleh para expert dalam dunia traveling dalam bentuk buku, artikel di majalah maupun di website. Jadi asalkan kita ada kemauan untuk jalan-jalan suatu hari nanti pasti ada jalan bagi kita untuk mewujudkan kemauan kita tersebut. Berikut quotes dari travel writer favorit saya yang sangat menginspirasi :

"Don't give up on your travel dream. Big, medium, small, or even tiny travel dream will come true and be yours one day. Just don't give up. Traveling is Possible!" 
(by Claudia Kaunang, Travel Writer - 101 Travel Tips & Stories, and more)

5 comments:

  1. Keren blognya..
    Btw suka gentleman dignity juga.,saya juga kesana kpn hari kesasar pula tp ga nympe kantor polisi sih.. hehe..
    Saya juga salah bicara dgn ahjumma pake araso.. wkwkk..
    Btw ada grup travelling..? Boleh donk gabung.. *maaf bkn SKSD. Udah kerasa cocok dr baca blogny.. thank u

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih sudah baca blog saya. syukur deh kalau tulisannya berkenan dan cocok.
      saya gak buat dan gak gabung dalam grup traveling.
      hehehe gentlemen dignity bukan suka lagi, tapi suka bangettt.. nyasar gak masalah, yg penting akhirnya ketemu kan mango six nya ^^

      Delete
  2. Sis biaya utk k korea kl backpacker an brp an ya? Boleh dong d buat blog mengenai hotel2 d korea yg buat low budget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi, klo untuk hotel budget saya kira udah banyak ya buku dan website yang bahas itu. Korea tourism organization (KTO) Indonesia juga udah banyak yg bahas itu. Saya ada bahas di tulisan saya soal Korea (gak banyak, karena saya memang saya baru dua kali tinggal di hotel di Korea, sisanya tinggal di hostel), coba klik aja tag Korea. Soal budget, tergantung backpackerannya model gimana dulu ya dan mau kemana aja.

      Delete
  3. keren tulisan nya..cocok sama materi yg ta publish, (ijin link kan ini ke site inne yah. sebagai salah satu contoh WHY traveling) makasiiee :)

    ReplyDelete