“Wah, kaya banget ya kamu, bisa traveling melulu !”
“Kamu kebanyakan duit ya, sampai bingung mau diapain, jadinya setahun ke luar negeri beberapa kali !”
“Wah, enaknya jalan-jalan melulu, gajimu gede ya? Setahun bisa jalan-jalan berkali-kali.”
“Wah ngafe melulu (baca: tiap hari ngemol), hedon banget ya kamu. Kalau dirumah aja pasti gak betah ya ? bingung mau dikemanain tuh duit ?”
Seruan diatas seringkali saya dapatkan dari orang-orang yang mendengar atau mengetahui kalau saya mau, akan atau habis traveling. Gak cuma habis traveling, beberapa juga membuat komentar yang terakhir kalau dengar saya jalan-jalan ke mall. Jujur, setiap kali saya mendengar komentar-komentar tersebut kuping saya langsung panas, ingin rasanya menjawab komentar tersebut dengan sesuatu yang tidak kalah dahsyatnya hingga bisa membuat mereka terdiam seketika. Beberapa kali saya berhasil menahan diri untuk tidak sewot, biasanya saya cuma tersenyum. Tapi lama kelamaan, stok kesabaran saya habis juga. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menjawab komentar seperti itu dengan jawaban “Masih mahalan smartphone-mu kok ketimbang biaya saya ke LN, kalau gak percaya nih saya tunjukin hitung-hitungan pengeluaran saya untuk perjalanan saya kemarin” dengan nada yang tidak kalah judesnya dengan nada mereka waktu mereka komentar begitu. Hihiii.. hasilnya ? yang bersangkutan langsung diam, besok-besoknya saat saya jalan-jalan lagi dia tidak berkomentar apapun di depan saya. Di depan gak, tapi di belakang teteupppp >_<