Showing posts with label autumn. Show all posts
Showing posts with label autumn. Show all posts

Friday, November 27, 2020

My Last Trip to Korea - before corona (Part 2)

Read the part 1 here

(English translation is available)

honorary reporters koreanet
Guess what made us so happy that day?! (Photo by: Park Jung-keun)

27 Nov 2019 -  Sesi interview BFIC & ACH, Haedong Yonggungsa, Busan Tower

Jadwal kami hari ini lagi dan lagi diawali dengan sesi wawancara eksklusif, kali ini dengan Sekretaris Jendral Busan Foundation for International Cooperation (BFIC) dan perwakilan ASEAN Culture House (ACH). BFIC ini adalah institusi yang fokus dalam diplomasi publik untuk Glocal branding, dengan salah satu kegiatannya adalah menyediakan pelayanan konseling untuk warga asing di Busan. Di BFIC ini mereka memiliki layanan konseling berbahasa Indonesia yang siap membantu WNI yang tinggal / kuliah /kerja di Busan. Sementara ACH sendiri merupakan sebuah tempat yang menaungi pertukaran budaya antara Korea dan negara-negara ASEAN. Di ACH, selain interview, kami juga diajak mengunjungi galeri dan museum ACH.


Our interview session with ACH's representative (Photo by: Park Jung-keun)


Our schedule today was an exclusive interview session with the secretary general of Busan Foundation for International Cooperation (BFIC) and the representative of ASEAN Culture House (ACH). BFIC is an institution that focus in public diplomacy for Glocal branding, and to make Busan as a global city where all citizens can live in harmony regardless their nationality. Among foreigners, this organization is well-known for their counselling service and support to expats, including Indonesians who live, work or study in Busan. While ACH is a place that play a major role to bridge the cultural exchange between Korea and ASEAN countries. In ACH, we not only came for an interview but also for visiting their museum.

Tuesday, November 24, 2020

My Last Trip to Korea - before corona (Part 1)


(English translation is available)

KOCIS invitation trip Honorary reporters Korea net 2019
The participants of the 2019 Invitational Program of Honorary Reporters for ASEAN-ROK Commemorative Summit - Busan , with KOCIS representative, the trip organizer, interpreters and Chaey (photo by: Park Jung-keun)


Setahun yang lalu, di penghujung November, saya berada di Busan, Korea Selatan untuk suatu trip yang diadakan oleh Korean Culture and Information Service (KOCIS). Trip ini adalah bagian dari program undangan jurnalis asing yang diadakan oleh KOCIS setiap tahunnya. Dalam trip ini, saya bersama dengan 6 orang honorary reporters (HR) undangan lainnya mendapatkan suatu kehormatan untuk meliput KTT ASEAN-ROK dan mengeksplor kota Busan selama 6 hari 5 malam.

*Buat yang belum tau, KOCIS ini adalah sebuah agensi afiliasi dari  Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata (MCST) Korea yang menaungi 32 Korean Cultural Centers di 27 negara dan Korea.net

 

One year ago, today, Nov 24, I was in Busan, South Korea for an invitation trip that held by Korean Culture and Information Services (KOCIS). Every year, KOCIS will invite influential journalists from major countries around the world to support their visit and coverage of, Korea. This time, six honorary reporters (HR) of Korea.net got the honor to be invited to join this program. I was one of the lucky HRs that got an opportunity to cover the ASEAN-ROK Commemorative Summit and explore Busan in 6D5N.

*In case you don't know, KOCIS is an affiliated agency of the Ministry of Culture, Sports and Tourism (MCST) of the Republic of Korea.


Monday, February 1, 2016

Spring, Summer, Autumn, Winter, Which one?!

Enaknya pilih yang mana ya?  

 
Spring Seoul April 2015 (Yeouido Cherry Blossoms Tunnel) - Summer Kyoto July 2015 (Sento Imperial Palace Garden) - Autumn Seoul 2015 (Deoksugung) - Winter Seoul 2013 (Nami Island)

Tidak ada jawaban yang benar untuk pertanyaan di atas karena setiap orang punya preferensi yang berbeda-beda. Ada banyak perbedaan yang dapat kita jumpai dari keempat musim tersebut, mulai dari temperatur, curah hujan, pemandangan, pakaian sampai pada makanan. Perbedaan yang paling kelihatan adalah temperatur. Nah, dari temperatur ini saja - sebut saja panas dan dingin - pendapat setiap orang sudah beda. Buat saya suhu ruangan 18 derajat celcius itu sejuk dan segar - bukan dingin. Tapi bagi sebagian besar orang temperatur segitu udah dingin banget. Contoh lain lagi, kalau saya berada di luar ruangan saat suhu daratan 27 derajat saja, saya akan mandi keringat, tapi banyak orang di luar sana yang bahkan sampai 35 derajat gak keringatan sama sekali. Jadi, dingin dan panas itu relatif banget ya, tergantung diri kita masing-masing karena daya tahan setiap orang terhadap suhu dingin ataupun panas itu berbeda-beda.

Friday, November 27, 2015

Day 4 - Bye, my second hometown...

Visit Korea VIP Members Invitation Tour (4)


It's really hard to say good bye to you, my second hometown ... *cry*



Sedih banget rasanya saat harus check out dari hotel dan menuju ke itinerary terakhir kami di Korea. Hiks hiks apalagi kalau mengingat betapa susahnya perjuangan untuk dapat visa kemarin, tapi di Koreanya gak sampai seminggu. Pengen rasanya extend seminggu lagi, tapi apalah daya, karena tiket udah di beli jadinya mau gak mau harus siap mengucapkan selamat tinggal dengan Seoul, kampung halaman kedua saya. 
I love Korea so much.. ( klik disini untuk alasan kenapa saya suka sama Korea). 
Itinerary hari keempat ini sebenarnya hanya ada 1, tapi tim kami akhirnya membuatnya menjadi lebih dari 1 ^^. 



Pagi-siang:
Check out Hotel Centermark, Insadong
IFC mall - Yeouido (disini kami gak sampai 30 menit hhihihi..)
Yeouido Park (itinerari English team sendiri)
KBS building (itinerari English team sendiri)
Kembali ke IFC mall dan berangkat ke Incheon airport 
Check in di Incheon airport 
Makan siang di Lotteria Incheon airport - tur berakhir
Korea Traditional Cultural Experience Center di terminal keberangkatan Incheon Airport. 
Kembali ke Indonesia dengan Korean Air 



Penerbangan saya kembali ke Indonesia adalah di pukul 15.35 KST (Korea Standard Time), sementara teman-teman yang lain jadwalnya lebih malam dari saya yaitu sekitar pukul 18.00 KST. Hanya Jas eonni yang jadwalnya hampir sama dengan saya, itupun masih saya duluan. Jas eonni penerbangannya jam 4-an sore. 
Karena penerbangan saya yang lumayan awal tersebut, mau gak mau di hari keempat ini itinerari kami cuma bisa ke satu tempat dan cukup terburu-buru. 




Day 3 - ITX & Railbike experience, shopping time and 2015 Seoul Lantern Festival

Visit Korea VIP Members Invitation Tour (3)


Itinerari hari ketiga ini adalah itinerari yang paling saya sukai. Kenapa? karena di hari ketiga ini kami akan ke luar Seoul. Yeay.. bukan cuma keluar Seoul tapi juga mencoba atraksi yang sudah lama saya pengen coba tapi belum ada kesempatan. Akhirnya kesampaian juga kemarin, saya naik rail bike di Gangchon dan naik ITX  ^^.  tiga kali ke Korea belum sama sekali coba kereta apinya. 
Berikut itinerary perjalanan kami di hari ketiga:

Pagi - siang:
Breakfast di Centermark hotel
Menuju ke Yongsan Station
Naik kereta ITX-Cheongchun ke Chuncheon 
Gangchon Rail Park - Chuncheon
Makan siang chuncheon dakgalbi dan Malguksu di  Yetteo Sutbul Dakgalbi  옛터숯불닭갈비- Gangchon.

Sore: 
Kembali ke Seoul 
Free time di Myeongdong (selain belanja, saya juga mengunjungi Myeongdong Cathedral).

Malam:
Makan malam di Todai - Myeongdong
Seoul Lantern Festival - Cheonggyecheon stream (itinerary pribadi English team)


Thursday, November 26, 2015

Day 2 - Seoul Downtown Tour

Visit Korea VIP Members Invitation Tour (2) 


Jadwal di hari kedua kami sangat padat, tur di hari kedua ini berlangsung dari pukul 9 pagi - 10 malam. Walau padat, tur di hari kedua ini adalah yang paling berkesan bagi saya (nomor 2 setelah Gangchon Rail Bike experience di hari ketiga).

Berikut itinerary kami di hari kedua kami di Seoul:




Pagi - siang:
Brunch di Slow Park - Samcheongdong.
Candle Making experience di Holly go 홀리고  - Samcheongdong.
Super Junior Sungmin's Wiki Cafe 위키카페 - Samcheongdong.
Lunch di Avenue 55 Ramyeon 55번지라면 - Bukchon
Free time di Samcheongdong

Sore:
Deoksugung Palace dan menonton The Royal Guard Changing Ceremony.
Free time di Dongdaemun (saya mengunjungi Lotte Fitin lt 9 dan Dongdaemun Design Plaza untuk melihat LED Rose garden).

Malam:
Dinner di nTable Shabu-shabu joint & Buffet restaurant di Dongdaemun Design Plaza.
Janggu Drum experience di Jeongdong Theatre.
Menonton pertunjukan musikal 'MISO' di Jeongdong Theatre.


Wednesday, November 25, 2015

Korea, I'm coming ... - Day 1

Hari H - VisitKorea VIP Members Invitation Tour  18 Nov 2015

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Yeay, berkat KTO akhirnya saya bisa ke Korea lagi tahun ini dan bahkan kali ini gratis ^^.

Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya di 4 posting bertajuk Road to VisitKorea VIP Members Invitation Tour , trip ini adalah trip gratis yang saya dapatkan  dari event  VisitKorea VIP Members Invitation Tour yang diadakan sama Korea Tourism Organization (KTO) di website resmi mereka www.visitkorea.or.kr.  Empat belas orang pemenang telah dipilih, masing-masing 5 orang dari Jepang, 4 dari Taiwan, dan masing-masing 1 orang dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia. Keempat belasnya akan berjalan-jalan bersama di Korea selama 4 hari 3 malam dari tanggal 18 - 21 Nov 2015.

Seluruh peserta dan tur guide di Trick Eye Museum


Sesuai jadwal yang telah ditentukan, setiap pemenang tiba di Korea pada tanggal 18 Nov 2015, termasuk saya. Saya dan teman-teman dari Asia Tenggara berangkat dari negara kami masing-masing pada tanggal 17 Nov 2015, karena rata-rata waktu terbang kami adalah 3-7 jam. Tentu saja rute CGK-ICN adalah yang paling lama x_x.

Penerbangan hari itu cukup menegangkan, karena selama 6 jam 45 menit saya berasa seperti naik 'roller coaster'. Saya sebut roller coaster karena penerbangan saya mengalami turbulence berkali-kali dan turbulencenya cukup lama. Bagi saya, ini adalah pengalaman terbang yang paling menegangkan. Saya tidak dapat sama sekali memejamkan mata malam itu. Beruntung, pesawat yang saya naiki adalah maskapai full board, Korean Air (KE). Ini adalah pertama kalinya saya naik Korean Air. Armadanya sangat bagus. Interior pesawatnya sederhana, tapi cukup nyaman. Yang paling saya sukai dari Korean Air adalah jarak antar kursi di kelas ekonomi yang cukup luas dan kamar mandi yang cukup luas pula. Fasilitas yang diperoleh juga cukup lengkap. Ya, sebenarnya, tidak ada hubungannya pesawat yang dinaiki dengan kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, karena segalanya diatur oleh yang diatas sana.Tapi paling gak, dengan menumpang pesawat full board dan punya record bagus saya jadi sedikit lebih tenang.


Biar lebih mudah dibaca dan dipahami, untuk trip kali ini saya akan coba review setiap tempat yang saya kunjungi dengan format seperti di trip advisor. Jadi akan ada review secara general dan rating untuk kategori tertentu. 
Untuk rating saya akan memberikan rating 1-5. Rating 1 adalah sangat buruk dan rating 5 adalah sangat baik. Kategori yang akan saya rating secara garis besar adalah sebagai berikut:
  • Harga : seberapa setimpal harga yang dibayarkan dengan pengalaman yang diperoleh untuk barang / tempat wisata / atraksi atau seberapa setimpal harga dengan rasa / besarnya porsi untuk makanan. 
  • Lokasi: seberapa mudah untuk dijangkau dengan transportasi umum (subway/bus - diposting saya akan lebih banyak informasi terkait subway, karena saya bukan penggemar city bus ^^). 
  • Kenyamanan tempat/ rasa makanan: seberapa nyaman tempat tersebut / seberapa lezat makanannya.
  • Variasi menu / fasilitas : untuk resto / cafe, apakah resto tersebut memiliki banyak pilihan menu. untuk tempat wisata/ atraksi, apakah fasilitas yang diberikan di tempat wisata tersebut atau atraksinya. 
  • Rasa : hanya applicable untuk resto / cafe, karena terkait rasa makanan/minuman yang disajikan
  • Kepuasan : puas atau tidaknya saya dengan makanan / tempat / atraksi tersebut. semakin tinggi ratingnya berarti saya semakin merekomendasikan tempat tersebut. 

Monday, January 2, 2012

LAST - Goodbye Korea, see u next year (hopefully...)



Tak terasa sudah hari kelima, yang berarti adalah hari terakhir saya di Korea. Tepat tengah malam nanti saya akan meninggalkan negara ini. Huwaaaa...gak rela rasanya meninggalkan negara ini. Maunya sih menetap saja di sana :D.

Myeongdong
Hari ini, saya dan teman-teman akan ke daerah Myeongdong dan kali ini dengan subway. Lokasi subway station dekat banget dengan hostel tempat kami menginap. Pagi itu subway station sudah ramai sekali, karena bertepatan dengan jam berangkat anak sekolah dan kantor. Subway di Seoul tidak jauh berbeda dengan MRT di Singapore, begitu pula dengan cara pembelian tiketnya. Yang beda hanyalah kalau subway di Seoul pada saat train akan tiba akan diputar lagu yang mirip dengan lagu pembuka di SKJ..wkwkkw...bikin saya nahan ketawa..beneran mirip dan tidak tau tujuannya apa menggunakan lagu begitu. Bahasa yang digunakan di pengumuman subway adalah bahasa Korea, Jepang dan Inggris. Jadi tidak perlu khawatir tidak mengerti pemberhentian subwaynya, karena masih ada translate inggrisnya.


 
Sesampainya kami di station Myeongdong, kami langsung menuju ke arah Myeongdong theatre yang nantinya akan menjadi meeting point kami. Jadi sebenarnya hari ini adalah acara bebas dan meeting point di Myeongdong karena sebagian besar dari kami akan nonton cooking nanta di Myeongdong Nanta Theatre dan kami juga akan makan siang di area Myeongdong. Alasan kenapa yang dipilih adalah Myeongdong theatre, karena itu adalah satu-satunya tempat yang tidak ada kembarannya di Myeongdong street. Jadi, Myeongdong adalah rodeo street, jalanan yang dipenuhi toko-toko pakaian, cafe, dvd, supermarket, kosmetik sampai penjaja makanan dan setiap blok Myeongdong itu tokonya mirip-mirip, jadinya kita tidak bisa menggunakan toko sebagai pengingat jalan di daerah ini..wkwkwkkw hal ini terbukti waktu saya mengambil map Myeongdong street dan berusaha mencari H&M yang ujung-ujungnya saya sendiri bingung menentukan lokasi saya saat itu ada dimana, karena toko disekeliling saya, sebut saja Etude house, tony moly, starbucks ada hampir di setiap blok. Biar gak nyasar, mau tidak mau kami kembali menggunakan Myeongdong theatre sebagai titik pertama..wkwkwkwk...Sebenarnya tidak banyak aktivitas yang saya lakukan di Myeongdong, saya hanya menonton Cooking Nanta selama 2 jam, makan ice cream 32 cm, keluar masuk toko pakaian dan kosmetik, itu saja. wkwkwk menyesal juga sih tidak ke star avenue di bawah Lotte plaza (beneran deh saya gak tau kalau ada yang beginian di mall itu..tau gitu kesana..kan lumyan bisa foto sama cap tangannya Kim Beom..;D).

octopusnya masih utuh, sampai serem makannya, disana memang untuk makan beginian selalu disediain gunting untuk potong memotong.
Makan siang kami hari ini adalah Royal Cuisine Haemul Jjimdak (chicken & seafood). Sesuai namana isi makanan ini adalah sepiring besar campuran ayam, seafood, kentang, mie. Benar-benar besar porsinya dan kami mendapatkan jatah 1 piring besar ukuran pizza large untuk 4 orang. Saya dan 3 orang teman walau dengan susah payah menghabiskannya tetap saja tidak habis, kalau di meja saya yang paling laris adalah kepiting dan kerangnya. Kami berempat hanya mampu menghabiskan seperempat piring, itu saja kami sudah pada kekenyangan, sebenarnya sih sayang banget, tapi apalah daya porsinya benar-benar besar, menurut saya ini adalah porsi sepuluh orang. Tapi saya kagum sama orang Korea, mereka dengan porsi yang sama dengan kami cukup dengan 2 orang dapat menghabiskannya, padahal dua-duanya perempuan dan kalau dilihat badannya mereka lebih langsing dari saya, kok hebat ya bisa menghabiskan porsi sebesar itu. Bahkan Miss Bo saja sendirian bisa menghabiskan 3/4 dari porsi itu, jadi kebalikan dari kita, kita 4 orang hanya mampu menghabiskan 1/4, miss Bo sendirian mampu menyisakan 1/4. ya ampunn...saya kagum benar deh sama kemampuan makannya orang sana...

Wednesday, December 21, 2011

South Korea Trip - EPILOG - The preparation

Apa saja yang saya persiapkan sebelum melakukan perjalanan impian saya ini:

Tabungan

Namanya juga perjalanan, pasti membutuhkan dana. Untuk itu jauh-jauh hari sebelumnya saya sudah harus mempersiapkan dana di tabungan yang cukup untuk membiayai perjalanan saya, dan ini juga merupakan salah satu syarat dalam apply visa korea. Sebenarnya tidak ada jumlah yang pasti untuk tabungan yang ditentukan oleh kedutaan. Selama dana di tabungan kita mencukupi untuk biaya perjalanan kita selama di Korea, maka sudah dikatakan sudah memenuhi syarat, gampangannya jumlah tabungan yang ada adalah sejumlah: harga tiket pp (walau sudah beli tetap harus ada sejumlah ini) + akomodasi + uang saku selama di sana, jumlah ini harus mengendap di rekening tabungan selama 3 bulan. Sebenarnya tabungan banyak juga tidaklah menentukan keluar tidaknya visa kita, karena ada lho yang tabungannya kurang dari 10 juta dan tidak mengendap bisa berhasil mendapatkan visa Korea, dan yang tabungannya puluhan juta malah ditolak aplikasinya. Jadi intinya berhasil tidaknya visa tergantung dari kita sendiri, biasanya yang dipertimbangkan adalah pekerjaan kita, track record perjalanan kita, kelengkapan dokumen dan barulah hal lainnya seperti tabungan,dll (thanks to Mbak Claudia for the tips n trick how to apply Korean visa).

Tiket pesawat (beserta akomodasi dll)

Saturday, December 10, 2011

Eps 4 - KOREA - Romantic & Cozy


Perjalanan di hari ketiga disambut dengan hujan gerimis di Seoul. Hari ini saya dan teman-teman akan mengunjungi suatu tempat yang pernah digunakan sebagai lokasi syuting Beethoven Virus dan Winter Sonata. Keduanya letaknya lumayan jauh dari Seoul sehingga selama perjalanan kami pada tidur semua, ditambah lagi cuaca mendung di luar yang memang membuat kami semakin mengantuk. Rute lengkap hari ini adalah: Petite France, Nami Island, Hongik University, Dongdaemun area. Kalau boleh saya beri tema, tempat-tempat yang saya kunjungi hari ini adalah tempat-tempat yang romantis dan tempat nongkrong yang cozy.

Petite France 
Perancis di Korea ;D
Letaknya di provinsi GyeongGi (GyeongGi-Do) sekitar 2 jam dari Seoul. Sesuai namany Petite France ini adalah suatu daerah yang dibangun dengan tema Perancis, jadi semua bangunan di sana berdesain seperti bangunan di Perancis, termasuk juga taman-taman yang ada. Kata Petit kalau dalam bahasa Perancis berarti Kecil dan indah. Begitu memasuki kawasan Petite France, dimanapun kita berada akan serasa berada di luar Korea, serasa berada di Perancis, bahkan lagu yang di setel saja lagu Perancis. Petite France adalah sebuah kawasan yang dibangun khusus dengan desain dengan tema Perancis untuk memperkenalkan budaya Perancis. Penggemar K-drama Beethoven Virus pasti tidak asing dengan tempat ini, karena tempat syuting drama ini berlokasi di sini. Oleh karena itu, ada satu rumah khusus yang memajang tanda tangan para pemeran di Beethoven Virus.
Pemandangan di tempat ini sangat indah, foto di mana saja di sana dijamin hasilnya akan bagus dan serasa di Perancis. Sayang pada waktu saya ke sana cuaca sedikit tidak mendukung, gerimis dan suhu cukup dingin.


Nami Island.








Bagi saya sangat sulit untuk melukiskan keindahan Nami Island, karena hampir di setiap sudut pulau ini memiliki panorama yang luar biasa indah, tidak hanya di musim gugur tapi saya yakin di setiap musim pulau ini tetap terlihat indah. Untuk mencapai pulau Nami atau Naminara republic, kita harus menaiki ferry sekitar kurang lebih 10-15 menit. Ferry yang menyeberangkan pengunjung ke pulau Nami terlihat menarik, karena di sekililing kapal ferry ini dipasang bendera berbagai negara, termasuk bendera Merah putih turut berkibar di kapal ferry ini. Sebenarnya ada cara lain yang lebih ekstrim untuk menyeberang ke Pulau Nami. Tapi cara ini hanya diperuntukan bagi mereka yang punya nyali besar dan ingin memicu adrenalinnya. Cara yang kedua adalah dengan flying fox yang jaraknya cukup panjang dan cukup tinggi..hiiiii..saya sendiri tidak tertarik pakai cara ini. boro-boro dah, gak kebayang gimana rasanya di atas sana, sudah tingginya minta ampun, jaraknya juga lumayan, dan suhu saat itu dingin sekali, saking dinginnya, napas kita akan terlihat seperti asap setiap kali kita berbicara. Katanya sih kalau sudah seperti itu suhunya berarti udah sekitar 5 derajat Celcius. Kalau di permukaan saja suhunya segitu apalagi di atas. Saya sih tidak sempat mengecek ketinggian flying fox itu tapi sejauh mata memandang yang pasti ketinggiannya melebihi 80 m dari daratan.

Flying fox station


Ada hal yang menarik di pelabuhan penyeberangan ferry ini. Selain terpasang bendera beberapa negara, desainnya sangat bagus, seolah-olah menjadi pintu gerbang memasuki suatu negara baru yang mereka sebut Naminara Republic yang berdesain mirip gerbang-gerbang di taman bertema oriental, lengkap dengan immigration checkingnya..wkwkkwkw.. saya dan teman-teman sampai tertipu di sini, karena mbak CK bilang kalau kita diminta menunjukkan paspor sebelum menaiki ferry. Kita sih percaya-percaya saja, pertama karena yang bilang mbak CK, kedua karena memang di sana sendiri ada tulisan immigrationnya jadi kita percayaa...eh giliran semua udah berbaris rapi menunggu kapal ferry datang, kita heran kenapa tidak ada petugasnya ya, akhirnya salah satu dari kita bertanya ke miss Bo, guide kita, checking paspor-nya kapan ya? soalnya rawan nih ngeluarin paspor sambil di pegang tangan begini. Kontan saja miss Bo ketawa waktu kita menanyakan itu, katanya oh you dont need to show your pasport, Nami is still Korea. They write that thing for joking..hahhahaha...haisss..beneran kena semua nih kita-kita, mbak CK cuma ketawa-ketawa aja di belakang.


KOREA~ nature, beauty & lifestyle - Eps 3

Perjalanan hari kedua dimulai lebih awal, karena hari ini kita akan keluar kota Seoul. Rencana awal di hari kedua ini kita akan mengunjungi Petite France dan Nami Island, tapi karena menurut prakiraan cuaca hari ini akan hujan di daerah sana, mau gak mau kita harus ganti rute. Di Korea pada musim gugur yang cuacanya ekstrim ini, orang-orang setempat selalu memantau prakiraan cuaca terlebih dahulu sebelum keluar, dengan begitu mereka gak mungkin saltum. Untungnya prakiraan cuaca disana selalu benar, selama saya disana sih prakiraan cuacanya selalu benar gak kayak di Indo yang jarang banget benar, gara-gara kebanyakan di pawang nih kayaknya..wkwkkw..bahkan suhu udaranya saja benar sesuai prakiraannya. Suhu udara di hari kedua ini gak jauh berbeda dengan hari pertama, masih tetap dingin di pagi hari walau gak sedingin kemarin. Saya sendiri sudah gak sempat cek prakiraan cuaca, karena BB saya hanya bisa dipake untuk browsing selama di hostel, itupun mengandalkan wifi hostel, selebihnya harus rajin-rajin scanning wifi dimanapun kita berada (yang ujung-ujungnya gara-gara tiap hari pakai wifi selama di Korea, pulang-pulang si BB ngambek, nyari sinyal susahnya ampun-ampun n super lelett). Di Korea benar-benar tidak ada jaringan 2G/GSM, jadinya kalo gak bawa hp 3G gak bakal bisa digunakan hpnya, bahkan sms pun gk bisa..



Rute hari kedua ini jadinya ke Suwon Fortress, Korean Folk Village, Apgujong, dan Itaewon. Tentu saja dengan beberapa tempat tambahan sepulangnya ke areal hostel...wkwkwk...
Hari ini juga kita dapat guide baru, namany Miss Bo, nama lengkap asli susah banget, jadi bener aja dia nyuruh kita manggil dia Bo saja..yang ujung-ujungnya sama kita-kita dipanggil Bobo, n Bu Bo..hehehhe... soalnya Miss Bo ini haburumpir setiap hari selalu datang telat..wkkwkw.. tapi saya sangat bertrimakasih padanya, karena berkat dia saya bisa menemukan Charlie brown cafe di Hongik university, walau kesananya buru-..wkwkwk dan ditemanin langsung ama dia.. Gamsahamnida Miss Bo...



Suwon Fortress.

Letaknya ada di luar kota Seoul, tepatnya ada di kota Suwon. Nama benteng ini sebenarnya Hwaseong Fortress. Jarak dari Seoul kurang lebih 1,5 jam lamanya. Jadi sepanjang perjalanan menuju ke sana, kita-kita sempat tidur dulu menumpuk tenaga. Sesuai prakiraan cuaca, hari ini akan mendung dan suhu di Suwon bener-bener dingin, anginnya apa lagi.dingin menusuk. Begitu turun dari bus kita semua pada ngeluarin sarung tangan, syal, dan kupluk.. ampun dah dingin sekali... (benernya masih gak seberapa dibanding waktu ke Nami Island, yang sampai berasap kalau berbicara, katanya kalau sampai segitu berarti suhunya udah 5 derajat celcius).


Hwaseong Fortress ini adalah sebuah benteng yang mengitari kota Suwon. Benteng ini dibangun oleh King JeongJo untuk mengenang ayahnya yang dibunuh oleh kakeknya, raja sebelumnya. (klo yang ini pasti bener soalnya dibantu ama mak google..heheheh). Saking luasnya benteng ini, gak memungkinkan bagi kita untuk berjalan mengitari semuanya...sama halnya kayak the great wall di RRC. Di tengah-tengahnya sendiri ada istana Haenggung. Untuk mencapai kesana dengan jalan kaki sepertinya gak mungkin deh, mungkin sih tapi sampai sana gempor kayaknya. Di pintu masuk Hwaseong fortress ada kereta wisata yang bisa mengantar kita kesana dengan membayar tiket. Untuk perjalanan kali ini saya tidak sampai menuju ke Haenggung (yang juga merupakan tempat syuting Dae Jang Geum). Saya hanya mengitari sedikit bagian Hwaseong fortress saja.. itupun sudah memakan waktu hampir satu jam. Di bagian depan hwaseong fortress ada lapangan memanah dimana kita bisa mencoba memanah dengan menggunakan panah tradisional dengan membayar tiket.

View dari atas Hwaseong Fortress

Sebelum meninggalkan Hwaseong fortress ini, salah satu dari kami menemukan jajanan menarik namanya fish cake, jadi kue berbentuk ikan, yang didalamnya berisi kacang merah..enak banget dimakan hangat-hangat. Yang jual ahjeohsi-ahjeohsi, jadi tentu saja tidak mengerti bahasa inggris, nah disinilah keuntungannya kita membawa miss Bo, dia bisa menanyakan harga..wkwkkwk harga jajanan ini 2000won dapat 2.








Korean Folk Village.

Rute berikutnya Korean Folk Village, dari Suwon jaraknya sekitar 1 jam kalau saya tidak salah ingat. Di tempat ini kita bisa belajar lebih banyak tentang kehidupan bangsa Korea di jaman dahulu. Di sini juga kita bisa berfoto menggunakan hanbok.

Sesampainya kita di Korean folk village, kita langsung menuju ke rumah makan untuk makan siang. Rumah makan ini letaknya di dalam area Korean Folk Village. Menu andalannya adalah bibimbap. Jadi hari ini kita makan siang bibimbap.hmmm..yummy,,,beda banget sama bibimbap yang kita makan di restaurant Korea di Indo. Kalau di resto-resto korea di Indo rasa bibimbap selalu pedas, jadi rasa makanannya gak gitu terasa, yang kerasa hanya pedasnya gochujang (sambal khas Korea) saja. Kalau yang versi aslinya..tidak begitu pedas dan seafoodnya lebih banyak apalagi guritanya. Yang suka makanan pedas pasti bilang kurang pedas, banyak teman-teman yang masih menambahkan sambal sachet yang mereka bawa dari Indo. Bibimbap sendiri itu campuran dari nasi putih yang diatasnya dihias dengan berbagai lauk, antara lain: sayur, seafood, daging dan telur mentah diatasnya. Kesemua makanan ini dimasukkan dalam mangkok batu (pot) ala hot plate dan langsung dimasak satu persatu dengan potnya seperti hotplate. Seperti makanan korea lainnya, selain ada menu utama pasti ada menu sampingannya, orang sana sepertinya memang terbiasa makan dalam porsi lengkap begini. Menu sampingan yang disediakan diantaranya: kuah kaldu yg di dalamya ada taugenya, kimchi, kacang hitam (ini enak bangettt..rasanya unik), dan tauge rebus. Yang mengena di lidah saya selain kacang hitamnya, tauge/kecambah. Tauge di sana besar-besar, berwarna kuning dan rasanya enak, andai bisa dibawa ke Indo.. Terus terang saya sama sekali gak mau makan tauge di Indo, karena rasanya gak enak, berbau daun menurut saya, tapi tauge di sana gak seperti yang di sini, udah ukurannya gede-gede dan rasanya enak (sulit untuk di ungkapkan rasanya..wkwkkw), saya sampai menghabiskan semua jatah tauge saya...wkwkwkkw...dan tentu saja bibimbapnya. Oh ya, ada satu hal yang saya sukai dari rumah makan di Korea, air putihnya itu lho segar banget.. dan herannya selalu air dingin walau suhu di luar sedingin apapun mereka tetap menyuguhkan air dingin dan rasanya segarrr selalu airnya. Apa jangan-jangan karena suhu yang dingin itu mereka gak mau susah-susah memanaskan airnya, yang ujung-ujungnya dalam waktu sekejap pasti jadi dingin. 
Black bean, tauge, kimchi

Resto Bibimbap tempat kami makan siang
Nih cara memasak bibimbap - thanks to mbk CK for the photo


Setelah perut terisi penuh, saatnya mengeksplor Korean folk village, tapi sebelumnya kita berfoto ria dulu dengan hanbok. Foto studio untuk hanbok ada di bagian depan Korean folk village, sebelum masuk ke gerbang utamanya. Tepatnya ada di depan batu harapan. Harga paket foto dengan hanbok adalah 20000 won untuk satu foto ukuran 10R, kalau couple 30000 won untuk 3 foto, masing-masing foto sendiri dan berdua. Lebih murah couple memang. Yang sangat disayangkan disini, foto studio ini hanya menyediakan hanbok kerajaan, gak ada hanbok biasanya. Saya sih sebenarnya lebih suka yang hanbok biasa, tapi daripada sudah jauh-jauh ke Korea tapi gak pernah foto pake hanbok, ya sudahlah saya foto juga, walau harganya cukup mahal plus ahjeohsi petugas di sana, ampuunnn dah jahat banget. Kita semua gak boleh milih sendiri bajunya. Jadi semua dia yang tentuin, dari hasil terjemahan miss Bo, katanya dia lebih ahli ketimbang kita, jadi percaya saja sama dia. Saya aja harus request dulu baru diperbolehkan foto dengan kostum princess bukan queen yang pake konde itu. 

Walau ternyata ketahuan kenapa dia awalnya suruh saya pake kostum queen, gara-garanya saya berada di antrian awal yang dua pertama sebelum saya itu couple, berikutnya bukan, tapi dibelakang saya cowok, alhasil si ahjeohsi yang sok pintar itu menganggap saya juga mau foto couple sama teman saya di belakang. Capek deh si ahjeohsi ini. Ya daripada dia sewot saya turuti saja disuruh foto bareng, tapi maap ya..untuk fotonya saya gak mau nebus yang couple..kan situ yang nyuruh :P . Alhasil satu rombongan pada ngakak semua tuh gara-gara kejadian itu. Si ahjeohsi juga sewotnya minta ampun kalau kita foto dengan kamera sendiri, walau belakangan karena terlalu banyak orang, dia mulai gak memperhatikan lagi. Untung saja hasil fotonya dia bagus, kalau gak saya bisa ikutan sewot juga..huuuh.

Yang lucu lagi, waktu teman saya ada yang request foto dengan pakaian raja padahal dia cewek, dengan susah payah si Miss Bo membujuk si ahjeohsi tapi gak berhasil, tapi akhirnya berhasil karena bantuan mbak CK.wkwkkwkw... hasil fotonya baguss bangett....

Seperti yang tadi sempat saya sebut sebelumnya di depan gerbang Korean folk village ada dua batu besar yang penuh dengan ikatan kertas putih. Ini adalah batu harapan, jadi orang setempat biasanya mengikatkan kertas yang sudah diisi harapan mereka pada tali yang diikatkan disekeliling batu dan setelah itu mereka berdoa memohon agar harapan mereka terkabulkan. Katanya miss Bo, biasanya permintaan orang setempat adalah agar mereka memiliki anak perempuan. Orang Korea sangat menginginkan anak perempuan, karena dengan memiliki anak perempuan nantinya di hari tua mereka terjamin, karena di budaya Korea, anak perempuanlah yang akan merawat orang tuanya.


Setelah selesai berfoto, kami masuk ke areal Korean folk village. Korean folk village ini arealnya sangat luas, sehingga kami juga tidak mungkin mengeksplor satu persatu. Hampir sama seperti Hanok village, semua bangunan di Korean folk village ini adalah hanok, mulai dari hanok rakyat biasa sampai hanok pejabat istana (di bagian belakang sih ada bangunan modern yang digunakan sebagai museum). Yang unik yang saya temukan di sini adalah sapi Korea.wkwkk..yang membedakan dengan sapi di tempat kita, sapi disini lebih gede ukurannya, dan katanya ini adalah sapi yang dulunya digunakan untuk menarik bajak, dan jenis sapi ini sudah langka, di tempat ini saja tinggal 1 ekor.
hmmm...Made in Korea - Cow

Rute terakhir dari Korean folk village ini adalah sebuah sungai buatan, yang untuk menyeberangi ada 3 cara, yang pertama cara gampang dengan berjalan sedikit memutar dengan menyusuri jalan setapak di tepi sungai, cara kedua dengan menaiki perahu tradisional (lengkap dengan layarnya) dan tentu saja berbayar perahunya, dan cara ketiga dengan melewati batu-batuan yang sudah disusun sedemikian rupa membentuk jembatan. Kami semua memilih yang ketiga karena lebih menantang dan menarik. Saya saja yang sebenarnya takut terpleset nekad juga jalan menyeberangi batu-batu itu, yang memang licin banget..sampai-sampai supaya tidak terpleset saya belain membasahi sepatu saya dengan menginjak batu yang sedikit tergenang air. Walau beberapa dari kami dengan susah payah menyeberanginya, pada akhirnya kami semua berhasil sampai di seberang dengan selamat...sesuatu banget ini bagi saya....heehhehe.. (ini link official websitenya Korean Folk Village http://www.koreanfolk.co.kr/folk/english/main.html).

walau takut harus tetap eksis..hehehhe

Apgujong.
Tau kalau diantara kita banyak yang tergila-gila dengan seleb Korea, sepulang dari Korean Folk Village, kami kembali ke Seoul dan  miss Bo mengajak kami ke Apgujong street. Ini adalah rodeo street yang sepanjang jalannya bertaburan butik-butik dengan merek terkenal dan tidak jarang banyak seleb Korea yang lalu lalang di jalan ini. Jadi bisa dibilang ini adalah jalanan elite di Korea. Saking niatnya ketemu seleb Korea hampir semua orang yang lewat di jalan itu kami perhatikan satu per satu kali aja ada Kim Beom, Lee Min Ho, Song Hye Kyo atau teman-temannya lewat..wkwkkw. Saya dan teman-teman yang jalan beriringan dengan miss Bo gak nemu satu pun. Tapi teman kami yang memilih jalan sendiri ketemu dengan Siwon tapi kw super..wkwkkw asli tapi palsu..hahahha..mirip bangetttt lhooo... (diduga hasil operasi plastik bener ini wajah...wkwkkw).


Nih Oppa Siwon KW super , hsl nemu di Apgujong wkwkkw... (thanks to Rani for the photo - maap y saya crop)

Itaewon.
Rute berikutnya setelah dari Apgujeong adalah Itaewon. Itaewon ini adalah sebuah distrik di Seoul yang kalau kita di sana serasa gak di Korea, karena banyak orang bule dan orang timur tengah di sini. Ya bisa dibilang ini kawasan expatriate-nya Seoul. Di Itaewon, bertaburan rumah makan halal, supermarket halal, toko buku muslim sampai ke laundry muslim. Di Itaewon ini juga berdiri Seoul Central Mosque, kesemua toko-toko yang saya sebut di atas ada di jalan menuju ke masjid ini. Yang perlu dicatat di sini bagi yang mau kesana, siap-siap tenaga ya, karena jalannya cukup menanjak. Dinner kami malam itu juga di kawasan Itaewon ini dan mau gak mau kami harus melewati jalanan menanjak itu karena restonya ada di jalan menuju masjid. Malam ini kami akan mencoba masakan Turki. Seperti biasa saya juga gak ingat baca nama restonya.hehhehe..karena sudah terlalu lapar waktu sampai disana.

Sebelum dinner beberapa diantara kami ada yang sholat dulu di Masjid Seoul dan  kami yang non-muslim mengeksplore areal di bawah yang banyak pertokoannya. Walau waktunya cuma 1 jam, sebelum akhirnya kami berkumpul lagi di resto Turki untuk dinner, kami masih sempat belanja, yang tak lain dan lagi-lagi...kami berbelanja lagi di sebuah toko yang desain tokonya imut dan berwarna pink, apalagi kalau bukan Etude house. Memang di Korea yang namanya toko kosmetik dapat ditemukan hampir di setiap sudut kota, bahkan ada yang jaraknya berdekatan. Etude House di Itaewon memberikan discount tambahan 10% bagi turis, dan bonus yang diberikan lebih menarik dibanding yang ada di daerah Hyewa (dekat hostel). Ya ampunnn.... alhasil saya dan teman-teman kembali kalap belanja Etude di sini dan kali ini lebih kalap dari kemarin, karena dapat discount tambahan 10% dan bonus yang lebih bagus. Waktu sejam hampir tidak cukup bagi kami untuk memilih-milih kosmetik di Etude house, padahal ya, Etude house itu kebanyakan kecil lho tokonya, termasuk yang di Itaewon ini, dan kita sekitar ber-6 kemarin, alhasil suasana toko jadi meriah dan sempiitttt...wkkwkwk...sampai bayar aja ngantri.. TIPS buat yang mau belanja di Etude house atau toko kosmetik lain di Korea, jangan malu-malu untuk minta discount dan minta bonus ke kasirnya, mereka baik banget  dan ramah-ramah. Saya sendiri berhasil dapat bonus sample di faceshop walau cuma belanja dikit, padahal awalnya si ahjumoenni gak mau kasih, tapi ujung-ujungnya pas saya bayar dikasih juga..hehehehehe...




Itaewon memang rute terakhir kami untuk hari itu, tapi berhubung waktu baru pukul 9..saya masih melalang buana ke sekitar hostel. Yang pertama saya tuju adalah daiso yang letaknya hanya beberapa rumah dari hostel. Daiso di sini gede banget, 3 lantai dan barangnya benar-benar beraneka ragam, dari makanan sampai peralatan rumah tangga ada semua. Kalau di Indonesia Daiso menawarkan semua barang dengan 1 harga 22rb rupiah, di Korea harganya bervariasi 500 - 5000 won (Rp 4500 - 45000), dan barangnya lebih lucu-lucu dan unik. Saya sendiri hampir kalap belanja di sini. Untung saja koper yang saya bawa ukurannya kecil, kalau saya bawa koper gede bisa gawat, bisa-bisa satu koper isinya Etude sama barang-barang daiso. Bagi yang mau cari oleh-oleh berupa makanan, daiso bisa menjadi salah satu alternatif, tapi harus selektif ya, karena banyak yang bukan made in Korea. Untuk barang-barangnya juga banyak made in China-nya. Daiso ini bukanya jam 10 pagi dan tutupnya jam 10 malam. Untunglah tutupnya jam segitu, kalau buka 24 jam bisa-bisa saya sampai pagi di sana, sibuk memilih pernak-pernik...wkkwkw..

Setelah dari Daiso, awalnya saya berniat untuk pulang ke hostel dan istirahat, tapi siapa sangka kalau kunci kamar saya dibawa oleh rekan sekamar yang saat itu sedang jalan-jalan ke Dongdaemun market yang pada awalnya katanya dia cuma mau ke salon depan hostel doang, kalau begini ceritanya siap-siap tidur subuh deh, karena sudah pasti kalau belanja ke Dongdaemun pulangnya  di atas jam 1. Dari hal ini saya dapat suatu pelajaran, kalau traveling barengan orang banyak itu perlu toleransi tinggi, dan sudah  seharusnya juga yang ditoleransiin bisa bersikap yang sama terhadap yang lain. Saya kesal banget hari itu, karena orang yang bersangkutan sama sekali tidak merasa bersalah, dia balik-balik cuma bilang kok gak bbm sih..padahal waktu itu kita sudah bbm loh, dan memang agak delay karena wifi hostel lagi ngadat. Apa susahnya sih bilang satu kata 'maaf' toh dia bukan Tao Ming Tse yang memang anti bilang maaf, si Tao Ming Tse saja akhirnya bilang maaf juga. Ya susah deh, berhubung perjalanan masih panjang, mau gak mau ya saya harus ngalah.. So pelajaran moral di sini: jangan lupa meminta maaf apabila melakukan kesalahan, sekecil apapun kesalahan itu dan dalam hidup bertetangga perlu adanya sikap saling bertoleransi (kok jadi kayak pelajaran kewarganegaraan ya/ PMP jaman SD ya..wkwkwkkw)

Sambil menunggu pembawa kunci pulang dari jalan-jalannya, saya akhirnya keliling sekitar hostel lagi dan akhirnya baru pulang jam 12 malam dengan menenteng faceshop dan segelas ginger tea (rasanya enak bangett..saking ketagihannya, saya sampai beli sachetannya di daiso - walau sebenarnya beda merek, yang penting ginger tea deh..hehehehe...). Ginger tea yang saya beli itu labelnya family mart dan sachetannya itu cair bukan bubuk. Enak banget deh, minum yang hangat-hangat begitu di tengah malam yang dingin semeriwing. Setelah balik dari jalan-jalan, tadinya saya mau nunggu di lobby hostel saja, tapi ternyata berhubung kita ribut, penjaga hostel, yang kami panggil ' Bambang ' (asal muasal panggilan ini dari salah satu teman seperjalanan saya, gara-garanya nama asli si Bambang ini gak ada yang ingat karena saking susahnya, alhasil berhubung biasanya di Indo yang jaga hostel, penginapan namanya seputaran Bambang, Slamet,dkk, akhirnya ya dipanggil Bambang sama teman saya, ujung-ujungnya kami semua manggil Bambang juga - tapi gak di depan orangnya langsung lho,,,) mengusir kami secara halus, katanya maap kami sudah tutup, sampai jam 12 saja ya internetannya - memang kebetulan di lobby depan ada komputer yang bisa kita pakai untuk internetan, gratisss. Si Bambang ini, aslinya tampangnya lumayan, gak kalah ama aktor-aktor Korea, jadi gak jelek-jelek amat, mirip sama figuran-figuran di K-drama. Awalnya banyak yang berencana ngajak si Bambang foto bareng, tapi belakangan jadi illfill, termasuk saya, gara-gara si Bambang penampilannya cuek abis. Dari kita datang sampe pulang selalu pake sweater pink, dan setiap kali kita mau berangkat dan pulang jalan-jalan selalu acak-acakan dan kucel tuh orang, jadinya illfill deh sama dia...wkwkkwkw...


Kurang lebih begitulah kisah petualangan saya di hari kedua saya di Korea (kisah..??!! emangnya dongeng, harusnya awal tadi pakai alkisah ya..hahhahahaha). Hari kedua ini hampir seharian bersentuhan dengan keindahan alam dan gaya hidup orang Korea. Keindahan alam dari pemandangan di Hwaseong fortress, Korean folk village, dan gaya hidup mereka di masa lampau dari Korean folk village,  dan masa kini di Apgujong dan  Itaewon.

Postingan lainnya tentang Korea dapat dibaca di link ini.
Next -> Eps 3 - KOREA - Romantic & Cozy


Monday, December 5, 2011

Seoul - I am coming - Eps 2



s.e.o.u.l 함께 불러봐요 꿈이 이뤄질 아름다운 세상

s.e.o.u.l hamkke bulleobwayo kkumi irweojil aremdaun sesang

어디서나 즐거움이 넘치는 ~ 사랑해

eodiseona jelkeoumi neomchineun got~ saranghae

s.e.o.u.l 함께 외쳐봐요 어디서라도 웃을 있는

s.e.o.u.l hamkke weichyeobwayo eodiseorado usel su ittnen

행복 모두가 하나되는 세상 만들어요

haengbok moduga hanadweinen sesang mandereoyo 
 
 (english: S.E.O.U.L. Call it with me, the beautiful world that makes my dreams come true
The place where joy overflows wherever I go~ I love you~
S.E.O.U.L. Shout it with me, the happiness that can laugh
 Anywhere~~ We make a world where everything becomes one)
Day 1 - Seoul, the real city of dreams...
its culture, its beauty, and its technology


Setuju banget  sama lirik lagu Seoul Song (theme song visit Korea year yang dinyanyikan SNSD dan Super Junior), Seoul memang kota yang indah, kota di mana semua harapan dan impian menjadi kenyataan. Saya sendiri sampai terpukau-pukau melihatnya, serasa gak mau pulang kalau sudah disana... terlalu indah untuk dilupakan dan ditinggalkan.. Gak heran kalau banyak orang bermimpi ingin mengunjungi kota ini...

Jadwal perjalanan hari pertama saya adalah mengelilingi kota Seoul. Saya lengunjungi beberapa landmark terkenal dari kota ini. Perjalanan dimulai dari pukul 10 pagi (disana rata-rata pertokoan buka jam 10 pagi). Jam 10 pagi jalanan di Seoul sudah cukup ramai tapi tetap tertib. Oh ya, jalan raya di sini kebalikan dengan jalan raya di Indonesia, mungkin karena itu semua mobil di sini setirnya ada di sebelah kiri.
Hari pertama ini kami disuguhkan suhu yang cukup dingin di pagi hari, 8 derajat celcius. Menurut hasil pantauan saya dari situs prakiraan cuaca, hari itu akan cerah di pagi hari dan mendung di siang hari dengan kisaran suhu membentuk piramida, yaitu dingin di pagi hari, siang hari mulai naik dan turun lagi di malam hari. Suhu paling rendah adalah 7 derajat dan suhu paling tinggi adalah 14 derajat. Walau ada mataharinya, Seoul tetap terasa dingin lho..apalagi pada saat angin berhembus,brbrbrbrbrr dingiiin sekaliii.. (berhubung masih hari pertama jadi sedikit lebay, sok ikut-ikutan orang setempat pantau cuaca dan suhu sebelum keluar rumah, biar gak saltum..sayangnya ini cuma berlangsung di hari pertama saja..wkwkkwkw :P). 
Tapi prakiraan cuaca di sana memang akurat banget, kalau di perkirakan hujan ya beneran hujan, diperkirakan suhu berkisar 5 derajat ya beneran 5 derajat..gak kayak di tempat kita, terlalu banyak pawang hujan jadinya prakiraan cuaca jadi gak akurat.
Berikut ulasan mengenai tempat-tempat yang saya kunjungi pada hari pertama:

The Blue House (Cheong Wa Dae).
Sayang sekali The Blue House cuma bisa difoto dari jarak jauh seperti ini, kalau bisa masuk ke dalamnya pasti lebih menarik. Yang pake baju hitam di seberang jalan itu petugas keamanan yang jaga di setiap sudut kawasan The Blue House.

Letaknya tidak terlalu jauh dari backpacker Mr Sea, sepertinya hanya 20 menit perjalanan untuk sampai kesana. 
Phoenix Fountain
The Blue House atau bahasa Korea-nya Cheong Wa Dae adalah White House versi Korea, jadi ini adalah tempat tinggal resmi Presiden Korea. Disebut the Blue House karena atap bangunannya berwarna biru. Karena alasan keamanan, turis hanya diijinkan untuk melihat Blue House dari seberang jalan, tepatnya di depan pintu masuk Gyeongbok Palace (menurut saya sih ini pintu belakangnya Gyeongbok Palace, karena pintu depannya yang menghadap langsung ke Gwanghwamun Square). Seperti halnya tempat tinggal kepala negara pada umumnya, di setiap sudut jalan Blue House ini dijaga oleh petugas keamanan berpakaian jas hitam ala MIB atau tim IRIS di drama IRIS lengkap dengan headset ala intelnya.
sepanjang jalan menuju Blue House
Bahkan pos polantasnya saja beratap biru :D

Yang unik disini itu adalah ditengah-tengah jalan antara air mancur Phoenix di areal depan Blue House dengan jalan masuk ke Blue House ada pos polisi lalu lintas (saya lebih suka menyebutnya begitu, soalnya petugas yang didalamnya sibuk mengarahkan pentungan di jalannya seperti layaknya polantas..hehehe ;D) kecil di tengah jalan, yang saking kecilnya lebih mirip pos telepon umum tapi tanpa kaca yang hanya muat untuk satu orang. Sebenarnya pemandangan di kawasan Blue House ini sendiri sudah sangat indah, apalagi pas musim gugur begini, semua pohn daun-daunnya sudah menguning bahkan ada yang sudah berwarna merah. Tentu saja saya dan teman-teman tidak melewatkan kesempatan untuk berpose di bawah daun-daun maple yang berwarna kuning dan kemerahan ini.