s.e.o.u.l 함께 불러봐요 꿈이 이뤄질 아름다운 세상
s.e.o.u.l hamkke bulleobwayo kkumi irweojil aremdaun sesang
어디서나 즐거움이 넘치는 곳~ 사랑해
eodiseona jelkeoumi neomchineun got~ saranghae
s.e.o.u.l 함께 외쳐봐요 어디서라도 웃을 수 있는
s.e.o.u.l hamkke weichyeobwayo eodiseorado usel su ittnen
행복 모두가 하나되는 세상 만들어요
haengbok moduga hanadweinen sesang mandereoyo
(english: S.E.O.U.L. Call it with me, the beautiful world that makes my dreams come true
The place where joy overflows wherever I go~ I love you~
S.E.O.U.L. Shout it with me, the happiness that can laugh
Anywhere~~ We make a world where everything becomes one)
Day 1 - Seoul, the real city of dreams...
its culture, its beauty, and its technology
Setuju banget sama lirik lagu Seoul Song (theme song visit Korea year yang dinyanyikan SNSD dan Super Junior), Seoul memang kota yang indah, kota di mana semua harapan dan impian menjadi kenyataan. Saya sendiri sampai terpukau-pukau melihatnya, serasa gak mau pulang kalau sudah disana... terlalu indah untuk dilupakan dan ditinggalkan.. Gak heran kalau banyak orang bermimpi ingin mengunjungi kota ini...
Jadwal perjalanan hari pertama saya adalah mengelilingi kota Seoul. Saya lengunjungi beberapa landmark terkenal dari kota ini. Perjalanan dimulai dari pukul 10 pagi (disana rata-rata pertokoan buka jam 10 pagi). Jam 10 pagi jalanan di Seoul sudah cukup ramai tapi tetap tertib. Oh ya, jalan raya di sini kebalikan dengan jalan raya di Indonesia, mungkin karena itu semua mobil di sini setirnya ada di sebelah kiri.
Hari pertama ini kami disuguhkan suhu yang cukup dingin di pagi hari, 8 derajat celcius. Menurut hasil pantauan saya dari situs prakiraan cuaca, hari itu akan cerah di pagi hari dan mendung di siang hari dengan kisaran suhu membentuk piramida, yaitu dingin di pagi hari, siang hari mulai naik dan turun lagi di malam hari. Suhu paling rendah adalah 7 derajat dan suhu paling tinggi adalah 14 derajat. Walau ada mataharinya, Seoul tetap terasa dingin lho..apalagi pada saat angin berhembus,brbrbrbrbrr dingiiin sekaliii.. (berhubung masih hari pertama jadi sedikit lebay, sok ikut-ikutan orang setempat pantau cuaca dan suhu sebelum keluar rumah, biar gak saltum..sayangnya ini cuma berlangsung di hari pertama saja..wkwkkwkw :P).
Tapi prakiraan cuaca di sana memang akurat banget, kalau di perkirakan hujan ya beneran hujan, diperkirakan suhu berkisar 5 derajat ya beneran 5 derajat..gak kayak di tempat kita, terlalu banyak pawang hujan jadinya prakiraan cuaca jadi gak akurat.
Berikut ulasan mengenai tempat-tempat yang saya kunjungi pada hari pertama:
The Blue House (Cheong Wa Dae).
Letaknya tidak terlalu jauh dari backpacker Mr Sea, sepertinya hanya 20 menit perjalanan untuk sampai kesana.
Phoenix Fountain |
The Blue House atau bahasa Korea-nya Cheong Wa Dae adalah White House versi Korea, jadi ini adalah tempat tinggal resmi Presiden Korea. Disebut the Blue House karena atap bangunannya berwarna biru. Karena alasan keamanan, turis hanya diijinkan untuk melihat Blue House dari seberang jalan, tepatnya di depan pintu masuk Gyeongbok Palace (menurut saya sih ini pintu belakangnya Gyeongbok Palace, karena pintu depannya yang menghadap langsung ke Gwanghwamun Square). Seperti halnya tempat tinggal kepala negara pada umumnya, di setiap sudut jalan Blue House ini dijaga oleh petugas keamanan berpakaian jas hitam ala MIB atau tim IRIS di drama IRIS lengkap dengan headset ala intelnya.
sepanjang jalan menuju Blue House |
Bahkan pos polantasnya saja beratap biru :D |
Yang unik disini itu adalah ditengah-tengah jalan antara air mancur Phoenix di areal depan Blue House dengan jalan masuk ke Blue House ada pos polisi lalu lintas (saya lebih suka menyebutnya begitu, soalnya petugas yang didalamnya sibuk mengarahkan pentungan di jalannya seperti layaknya polantas..hehehe ;D) kecil di tengah jalan, yang saking kecilnya lebih mirip pos telepon umum tapi tanpa kaca yang hanya muat untuk satu orang. Sebenarnya pemandangan di kawasan Blue House ini sendiri sudah sangat indah, apalagi pas musim gugur begini, semua pohn daun-daunnya sudah menguning bahkan ada yang sudah berwarna merah. Tentu saja saya dan teman-teman tidak melewatkan kesempatan untuk berpose di bawah daun-daun maple yang berwarna kuning dan kemerahan ini.
Gyeongbokgung (Gyeongbok Palace).
Gyeongbokgung atau istana Gyeongbok letaknya tepat di depan Blue House. Ini adalah salah satu dari lima istana besar di Korea. Sayangnya dari kelimanya hanya satu ini yang sempat saya kunjungi.
Dari segi arsitektur, istana Gyeongbok ini bangunannya agak mirip seperti Forbidden City di Beijing , bahkan tulisan-tulisan di papan nama setiap istana juga masih menggunakan tulisan Han (Hanja) - aksara Cina. Menurut Mr Alex sih penggunaan tulisan Han ini karena sejarah Korea sendiri tidak bisa terlepaskan dari sejarah Cina, dimana dulunya bangsa Korea memang tidak memiliki aksara sendiri sehingga mereka menggunakan aksara pendahulunya, hanja. Aksara Korea sendiri baru ditemukan pada masa pemerintahan King Sejong (Ya ampuuunn..sesuatu bangett ya..saya bisa ingat soal ini, apa karena terpukau ama patung King Sejong di Gwanghamun square ..wkwk). Hampir semua tempat di istana ini bagus untuk objek foto. Apalagi di kolam teratai yang ada bangunan kecil ditengahnya (Hyangwonjeong Pavilion). Di musim gugur Gyeongbokgung terlihat indah sekali, terutama paviliun Hyangwonjeong (buat yang narsis kudu foto di sini, biar diambil dari sisi manapun hasil fotonya akan tetap keliatan bagus),
Hyangwonjeong Pavilion & Chwihyanggyo bridge, bangunan tinggi dibelakang adalah bagian atas dari The National Folk Museum yang ada di areal Gyeongbokgung |
Yang tak boleh dilewatkan lagi di istana Gyeongbok ini adalah berfoto dengan pengawal istana yang berjaga di gerbang Gwanghwamun. Semua penjaga istana ini adalah orang asli loh..bukan patung, saya kagum dengan mereka, walaupun diajak becanda sama pengunjung yang datang, bahkan banyak yang sentuh sana sentuh sini waktu foto mereka tetap berdiri tegak tanpa bergerak sedikit pun, layaknya patung..heheheheh...hebaattt... Saya aja nyadarnya kalau ini manusia asli karena mereka melihat salah satu pengawal berkedip. Yang paling laris diajak foto para pengunjung adalah pengawal yang ditengah, mungkin karena pakaiannya yang paling mencolok dan berbeda dibanding yang lainnya.
Nih 'actor of the day' kita, yang larisnya minta ampun diajak foto, buat ambil foto ini kudu antri panjang... |
Foto bersama rombongan di depan aula utama Gyeongbok Palace |
Chongwadae Sarangchae (Exhibition & Museum) & The National Folk Museum.
The National Folk Museum (tampak depan) |
Museum ini letaknya masih dalam kawasan Gyeongbok Palace. Rugi banget deh kalau sudah sampai di sini tapi tidak mengunjungi museum ini. Museum-museum di Seoul dibuat bagus banget. Gak heran anak-anak sekolah Korea banyak yang mengadakan kunjungan ke museum ini. Negara kita sepertinya perlu mencontoh kemasan museum yang dibuat menarik seperti ini, dengan begini harapannya anak-anak kecil jadi tertarik ke museum.
Benernya ada dua museum yang kami kunjungi di sekitar lokasi Gyeongbok, yaitu Chongwadae Sarangchae (Exhibition & Museum) dan The National Folk Museum.
Museum yang pertama adalah Chongwadae Sarangchae (Exhibition & Museum) berisi pengenalan terhadap negara Korea itu sendiri (letaknya di luar Gyeongbokgung, seberang areal Chongwadae / Blue House), untuk masuk ke museum ini tidak dipungut biaya. Di bagian depan museum kita disuguhkan dengan pengenalan letak Korea di peta dunia, Korea peninsula, asal muasal bendera Korea 'Tae Guk Gi' , aksara Korea, dan uang Korea. Masuk ke dalam lagi ada virtual map untuk Seoul City hall, saya kagum melihat virtual map ini, teknologi yang biasanya kita lihat di drama Korea itu ternyata benar adanya. Kalau biasanya di museum-museum kita hanya melihat maket bangunan, disini udah gak pake maket. Mereka sudah menggunakan virtual map, bagi yang pernah nonton drama The Man who Called God pasti ingat pada saat Michael king mempresentasikan project barunya dengan tampilan slide di lantai ruangan dan menggunakan virtual map/maket. Nah ini kurang lebih seperti itu. kereeennnnn...(maaf karena kendala jaringan internet, saat ini belum bisa upload video..susahhh..lamaa amattt - benernya ada nih videonya). Berikutnya ada kumpulan gambar dari drama-drama Korea terkenal seperti Boys Before Flower, Winter Sonata, Endless Love,dll yang dilanjutkan dengan beberapa foto dari bangunan dengan arsitektur menarik di Korea.
Ini bagian depan dari Chongwadae Sarangchae (Exhibition & Museum) |
Di pintu keluar museum ini, pengunjung disajikan teh Korea gratis oleh ajumoenni..ajumoenni berpakaian hanbok. Tehnya panasnya minta ampunn dan perlu hati-hati meminumnya karena biasanya orang-orang Korea meminum teh yang berfungsi juga sebagai slimming tea :D (sekali lagi, harap maklum penampilan nomor satu bagi mereka).
Di The National Folk Museul (ada di dalam kawasan Gyeongbokgung, kita bisa masuk kembali ke areal Gyeongbokgung dengan menunjukkan tiket masuk istana Gyeongbok) kita akan menemukan perkembangan budaya dan lifestyle di Korea, mulai dari tempat tidur yang mereka gunakan dulu, upacara-upacara adat terpenting dalam hidup orang Korea (yang masih digunakan sampai saat ini) sampai pada alat musik tradisional dan macam-macam pakaian kebesaran kerajaan. Semuanya dikemas menarik dengan menggunakan patung dan peraga seukuran manusia.
Tempat tidur tradisional Korea dgn sistem ondol |
Upacara utama dalam hidup orang Korea 1: Upacara peringatan 7 bulan anak, hampir sama dengan upacara Injak tanah versi Jawa |
Pakaian tradisional Korea - Hanbok untuk anak-anak |
Upacara utama dalam hidup orang Korea 2: Upacara perkawinan |
Gwanghwamun Square.
Gwanghwamun Gate difoto dari Gwanghwamun Square |
Patung Laksamana Yi Sun Shin |
Kalau yang pernah nonton K-drama IRIS pasti tau kalau Gwanghwamun square ini adalah pusat kota Seoul (kalau di drama diceritakan menjadi sasaran bom teroris karena letaknya sangat strategis dan berpotensi tinggi untuk mengacaukan stabilisasi pemerintahan). Ini bisa dibilang jalan protokolnya Seoul seperti layaknya bundaran HI di Jakarta. Gwanghwamun square letaknya persis di depan gerbang Gwanghwamun, tempat saya berfoto dengan pengawal istana Gyeongbok tadi. Disebut Gwanghwamun square karena areal ini membentang luas di depan Gwanghwamun , saking luasnya serasa seperti lapangan yang diapit oleh dua jalan protokol. Di tengah Gwanghwamun square terdapat dua patung raksasa yang juga menjadi landmark di Seoul, masing-masing patung King Sejong (penemu aksara Korea - Hangeul) dan Laksamana Yi Sun Shin (Laksamana yang dikenang jasanya karena berhasil menaklukkan perahu-perahu Jepang pada saat perang dulu). Di sini juga ada air mancur musiknya lho..pada jam-jam tertentu, sayangnya saya tidak hoki untuk ngeliat pertunjukan itu.
Patung King Sejong |
walau kelihatan cerah dan ada matahari Seoul tetap terasa dingin, terutama anginnya. Ini diambil di dpn Gwanghwamun Gate - tampak belakang Gwanghwamun square |
Di kanan kiri Gwanghwamun square ini berdiri gedung-gedung bertingkat, mulai dari beberapa Kantor Kedutaan Besar (yang saya ingat sih ada Kedubes Amerika), gedung perkantoran, bank, sampai museum. Kalau kita berjalan terus membelakangi Gyeongbok Palace dan kedua patung tersebut kita akan menemukan Cheongyecheon Stream, sebuah sungai kecil yang mengalir di tengah kota Seoul. Sungai ini airnya sangat jernih loh..dan dangkal. Saat saya kesana sedang ada Seoul lantern festival di sepanjang Cheongyecheon Stream ini, jadinya banyak sekali lentera-lentera berbentuk binatang 12 shio, anak-anak yang sedang bermain, pengawal istana, dan berbagai bentuk lainnya yang dipajang ditengah sungai ini. Sayangnya saya hanya sempat mengunjungi tempat ini diwaktu siang, kalau malam hari pasti lebih bagus. Biar pada kepengen kayak saya, saya upload juga deh foto hasil copas dari teman yang sempat mengunjungi tempat ini waktu malam..kereeeen bangett..
Cheongyecheon Stream ini panjangnya juga lumayan lho, saya saja kemarin waktu mengitari Cheongyecheon Stream ini ngerasa kok gak nyampe-nyampe ujung yaa.. (menurut hasil contekan dari mak google panjangnya mencapai 5,84 km-entah kemarin saya jalan sepanjang apa ya?).
Cheongyecheon Stream - pagi hari |
Cheongyecheon Stream - malam hari - Seoul lantern festival 2011 (thanks to Kasma for the photo) |
Insadong.
Setelah berjalan kaki mengitari Blue House - Gyeongbok Palace - Gwanghamun Square - Cheongyecheon Stream, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kembali dengan bus (kita pakai bus 3 hari pertama karena alasan kepraktisan, secara rombongan begitu kalau naik subway, salah-salah ada yang ketinggalan lagi..hari pertama kan masih perlu pengenalan, kalau hari kedua ketiga karena lokasinya memang di luar kota, jadi mending pake bus wisata, begitu kira-kira alasan kenapa kami naik bus wisata layaknya tur). Untuk ukuran orang Indonesia berjalan sejauh itu sudah merupakan suatu perjuangan yang luar biasa.
Ini Resto tempat saya lunch, namanya, silakan dibaca ya..:D |
Rute berikutnya adalah Insadong. Ini adalah kawasan pusat barang-barang seni, ada berbagai macam toko disana, kioa-kios penjual souvenir, barang-barang seni, pakaian sampai restaurant juga ada. Kunjungan kami kesini untuk kali ini bukan untuk belanja melainkan untuk makan. Singkatnya ke Insadong cuma numpang makan siang doang..heheheee.. Menu makan siang pertama di Korea adalah Beef bulgogi yang enaknya ampun ampunnn dhaa..ini termasuk salah satu makanan terenak saya selama di Korea. Nama restaurantnya sendiri saya tidak ingat, ingatnya cuma untuk mencapai restaurant ini harus melewati gang sempit. Menu utama adalah bulgogi, nasi beras merah (hmm saya sebut begitu saja ya, karena keterbatasan bahasa dan memang sangat lapar saya gak tanya lagi namanya apa, bahkan nama restonya apa aja gak sempat liat saking laparnya) dan menu sampingannya tentu saja kimchi (hikss..saya gak bisa nyoba ini karena masih bermasalah dengan perut saya..ketimbang kambuh lagi penyakitnya..mending menahan diri). Makan siang ini bener-bener kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk istirahat dan me-recharge tenaga yang sudah terkuras karena berjalan kaki tadi, mengingat jadwal hari itu masih sangat padat, dan nanti kita juga akan pergi ke N-Seoul tower yang letaknya ada diatas bukit dan hanya memungkinkan dicapai dengan jalan kaki pada puncak tertingginya.
Nih menu lunch saya:Beef Bulgogi, klo penasaran bentuknya,ya bisa dibilang ini semur versi Korea..hehhehe |
Namsan Hanok Village.
Hanok - Rumah Tradisional Korea |
Hanok adalah nama rumah tradisional Korea. Di Korea sendiri sebenarnya ada beberapa hanok village, diantaranya Jeonju Hanok Village, Bukchon Hanok Village, dan Namsan Hanok Village. Namsan Hanok Village sendiri letaknya ada di Seoul dan berdekatan dengan N-Seoul Tower, yang juga menjadi latar belakang dari hanok village ini. Koleksi hanok disini beraneka ragam, mulai dari hanok milik rakyat biasa sampai hanok milik keluarga berada dan pejabat ada semua. Sebenarnya semua hanok itu tidak jauh berbeda karena pembagian ruangan dari hanok itu sendiri adalah sama, yang membedakan hanya luas dan arsitekturnya saja. Saya sendiri kagum waktu mendengar penjelasan Mr Alex mengenai arsitektur hanok itu sendiri. Ternyata untuk membangun sebuah hanok tidaklah mudah, karena mereka benar-benar memperhitungan segala sesuatunya, mulai dari sistem pemanasnya (kalau saya menyebutnya pemanas lantai, karena yang dipanaskan lantainya) yang disebut ondol sampai pada rancangan atapnya. Yang saya ingat sih dari penjelasan Mr Alex adalah mengenai lengkungan di atap hanok. Kelengkungan atap ini ternyata menjadi faktor penentu jumlah sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah. Jadi mereka sudah memperhitungkan seberapa banyak sinar yang mereka inginkan dapat masuk ke rumah mereka untuk menghangatkan rumah di saat suhu udara dingin.
Kembali ke soal perbedaan antara hanok yang dimiliki rakyat jelata dengan bangsawan/kalangan atas. Hanok rakyat beratap jerami dan hanok bangsawan beratap genteng. Kalau persamaannya, semua hanok memiliki paling tidak 3 ruangan ini: bangunan untuk laki-laki/kepala keluarga (kalau gak salah namanya sarangchae..wkwkkw ingat soalnya berbau saranghaeyo gitu..hihihihi :P), bangunan untuk istri/ perempuan dan anak-anaknya, namanya gak nyantol sedikitpun dipikiran jadi tidak saya cantumkan ya (ciri bangunan ini adalah letaknya jauh dari pintu masuk dan ada dapur, dan ruangan tengah yang biasanya untuk altar leluhur (kalau yang ini beneran sedikit ragu, tapi hasil tanya ama mak google kayaknya benar deh..). Jadi intinya orang Korea dulu, suami istri tinggalnya pisah bangunan lohh..kalau becandaan kita waktu disana kemarin sih, hebatnya ya, walau pisah rumah, tetap aja bisa punya anak..wkwkwkw...
N-Seoul Tower.
Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, N-Seoul tower atau Namsan Seoul Tower ini letaknya dekat dengan Namsan Hanok Village. Sebenarnya sih ada jalur khusus di dekat Namsan Hanok Village untuk menuju ke N-Seoul tower, tapi hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki. Berhubung kita-kita ini kakinya pada sombong, gak bisa diajak jalan jauh, apalagi yang modelnya mendaki bukit begitu, jadinya kita lewat jalur yang bisa dinaiki mobil saja deh. Katanya sih kalau orang Korea sendiri yang lewat jalur itu mereka bisa mencapai puncak dalam waktu 45 menit. Wow, kalau mereka 45 menit, saya dijamin bisa 3 jam sendiri baru sampai bahkan lebih, karena di setiap tikungan atau beberapa meter sekali saya pasti istirahat buka bekal, makan dulu, foto-foto dulu, baru lanjut jalan lagi, plus begitu sampai atas dijamin gempor dan kelaparan tingkat tinggi...wkwkwkw...
Sepanjang jalan menaiki bukit menuju ke N-Seoul tower banyak para ahjushi (paman-paman), ahjumeoni dan lansia yang jalan kaki naik ke atas. Memalukan sekali ya kita ini, mereka yang sudah tua aja masih kuat untuk jalan ke atas sementara kita yang masih muda-muda malah dengan manjanya minta diantar dengan kendaraan ke atas. Pemandangan di sepanjang jalan ini luar biasa indah, lebih tepatnya bisa dikatakan ini salah satu tempat terbaik di Seoul untuk mendapatkan view Autumn yang sesungguhnya. warna-warna dedaunan pohon-pohon di sekeliling bukit ini sangat indah, gak heran banyak turis yang singgah untuk foto-foto disepanjang jalan.
Walau sudah naik bus ke atas, tetap saja kami harus berjalan kaki menuju puncak dimana dasar N-Seoul tower berada. Sebenarnya jarak dari tempat parkir ke puncak sudah cukup dekat, paling hanya sekitar 1 km bahkan kurang. Tapi berhubung jalannya menanjak sekali, 45 derajat, dan suhu udara saat itu duiiingiiiinnya ampuun deh, anginnya terutama, kita semua naik dengan susah payah, bahkan sampai pakai trik jalan mundur..bodo amat dah diliat ama turis-turis asing lainnya..ini sekelompok orang kok aneh jalannya mundur kayak undur-undur..wkwkkwkk. untung saja pemandangan di tempat ini sangat indah, jadi walau susah payah manjatnya, kita tetap have fun, dan siap foto sana foto sini.
Seoul di malam hari - view dari depan N Seoul Tower |
Teddy Bear Selamat datang ;D |
Sampai di atas kita langsung disambut dengan pemandangan yang fantastis, di sebelah kanan ada kursi-kursi taman dan tempat untuk melihat view Seoul dari atas, begitu juga di sebelah kiri, di depan ada dasar N-Seoul tower yang didepannya ada patung haechi (binatang setengah singa dan naga tapi berwajah imut yang merupakan simbol kota Seoul - baru dipakai tahun 2008 - tapi sudah ada dari jaman kerajaan Silla dulu katanya) dan dibelakang haechi ada dua teddy bear setinggi anak kecil yang menjadi objek foto terlaris disana. Teddy bear ini adalah penunjuk kalau di N-Seoul tower ini ada Teddy Bear Museum. Sebenarnya yang paling menarik di bagian depan N-Seoul tower ini adalah pohon gembok cinta yang letaknya di sebel`h kiri N-Seoul tower. Disebut pohon gembok cinta, karena banyak pasangan yang datang kesana dan memasangkan sepasang gembok bertuliskan nama mereka berdua dengan harapan bisa bersama selamanya. Ternyata pohonnya banyak lhoo dan semuanya udah penuhnuhnuhhhh dengan gembok..ckckckkck..biasanya pasangan yang habis masang gembok disana pasti berpose dengan masing-masing tangan mereka membentuk lengkungan menyerupai love.. (drama bangettt yaaa..). Nah kita-kita yang single gak mau kalah, buat aja lengkungan love sendiri, kan kalau single tandanya kita cinta pada diri sendiri aka. narsis.wkwkwkkw...
Nih pohon gembok yang legendaris itu |
Waktu sudah mulai sore, setelah berfoto dengan kedua teddy bear, pohon gembok, haechi, pemandangan seoul, saatnya segera naik ke atas untuk melihat bagian dalam N-Seoul tower dan Teddy bear museum. Yang pertama saya kunjungi adalah Teddy Bear museum karena letaknya di lantai dasar. Teddy Bear museum ini terbagi menjadi dua ruangan exibition. Yang satu menceritakan Korea dijaman dahulu dan sejarah Teddy Bear itu sendiri dan yang satu lagi Korea dijaman sekarang lengkap dengan Teddy Bear Princess Hours - nya. Teddy Bear disana benar-benar lucu dan imut semua, bisa bergerak dan bersuara. Saya paling suka di bagian pesta pernikahan yang sepertinya terinspirasi atau menginspirasi (entah mana yang benar, berhubung waktu sangat terbatas, demi mengejar waktu makan malam dan bisa mengunjungi tempat berikutnya, jadi gak sempat tanya-tanya lagi, yang penting foto sana foto sini) drama Princess hours. Teddy Bearnya benar-benar memperagakan upacara pernikahannya Shin dengan Chae Gyeong.
Di ruangan exhibition yang kedua, yang paling saya suka tentu saja Teddy Bear Princess Hours lengkap dengan teddy bear Alfrednya (bonekanya si Pangeran Shin :D). Disini juga ada foto studio tapi self service jadi kita harus mengoperasikan sendiri alat-alatnya. Jadi tinggal lihat kamera. satu orang teman di depan layar lcddi depan kita yang mengarahkan posisi kita, kalau sudah ok, teman kita siap untuk memfoto layar lcdnya dan kita tinggal injak tombol jepretnya. hasilnya adalah seaka-akan kita ada ditengah kerajaan teddy bear...wkwkwkkwk...Untuk ini saya gak coba, karena mengoperasikannya tidak praktis, perlu waktu, ketimbang kehabisan waktu disini mending direlakan deh.. di bagian exit Teddy bear museum ada souvenir shop yang menjual berbagai teddy bear lucu termasuk teddy bear Princess Hours dan Alfred. Harganya sih standar souvenir shop di Universal Studio, Marina Bay Sands Park gitu. Jadi gak bisa dibilang murah juga, tapi setelah membandingkan dengan kualitas teddy bear yang dijual di luar, menurut saya harga segitu worthed sih untuk sebuah boneka teddy bear original. Di souvenir shop ini kita dilarang mengambil gambar, tapi ada kok teman saya yang berhasil mengambil gambarnya.:D. Harga Boneka Teddy Bearnya mulai 25000 won untuk Teddy Bear biasa, kalau yang Princess Hours sejauh pantauan saya paling murah seharga 27000 won. Untuk gantungan hp mulai 3000 won (Secara kualitas beneran beda dengan yang dijual di Namdaemun dan dongdaemun yang harganya 8000 won dapat 10/ 800 won per satuannya).
Teddy Bear - Korea Masa lampau (Ini salah satu adegan di drama Princess Hours lhoo...) |
Teddy Bear - Seoul masa kini - Its Xmas time in the city... |
Rute berikutnya adalah menuju ke lantai atas N-Seoul tower untuk melihat view kota Seoul dari ketinggian. Yang menarik disini adalah pada waktu menunggu lift yang akan mengantar kita ke lantai 3F ke tempat observatory dan di dalam lift tersebut. Dijamin gak bosan dah menunggu lift ini datang dan sampai di tujuan, karena pengunjung disuguhkan tayangan slide 3D dengan permainan lampu yang luar biasa keren, orang pasti gak nyangka kalau depannya itu pintu lift. Kalau di dalam liftnya yang unik adalah operator lift akan meminta pengunjung untuk melihat ke atas dan ternyata plafon lift itu ada layarnya yang tayangannya seakan-akan kita lagi menjelajahi luar angkasa dengan gambar-gambar planet dan ketika lift tiba di lantai 3F munculah gambar N-Seoul tower dan tulisan Love N-Seoul tower dan sekertika itu juga pintu lift terbuka.(upload video mau gak mau kudu ditunda karena jaringan inet tidak memungkinkan untuk upload..)
Pemandangan di observatory room ini memang bagus banget, khta bisa melihat view kota Seoul secara keseluruhan termasuk hangang river. Oh ya, sebelum sampai ke depan lift yang akan membawa kita ke observatory setiap pengunjung akan ditawari untuk berfoto dengan background N-Seoul tower yang nantinya foto ini bisa kita tebus di observatory dengan harga 12000 won / 2 foto versi siang dan malam hari. Ya masih murah lah, ketimbang harga foto pakai hanbok di Korean Folk Village di hari berikutnya :P.
Puncak N-Seoul tower sendiri sebenarnya adalah restaurant dan sky restroom (ini katanya kamar mandi terbagus seKorea - lagi lagi gak sempat kesana, next time kudu liat, numpang EPL dan foto disana deh.hehehehe) bernama N.Grill Restaurant (kalau saya tidak salah ini menjadi tempat syuting witch Yoo Hee, restaurant yang dimiliki oleh koki favorit Yoohee). Restaurant ini adalah restaurant berputar yang satu kali rotasi putarannya memakan waktu 48 menit.
Namdaemun Market.
Rute terakhir malam ini adalah Namdaemun market. Ini juga tempat belanja, dimana sepanjang jalannya terdapat banyak toko-toko yang menjual souvenir, makanan dan pakaian. Menurut Mr Alex ini adalah pasar termurah di Seoul, tapi tetap harus selektif pada saat membeli barang disana dan jangan lupa menawar, dan hati-hati kalau mau beli makanan dan pakaian di sana karena kebanyakan adalah made in China, untuk makanan hanya dikemas ulang di Korea, jadi sebenarnya buatan China). Waktu untuk berbelanja disini sangat mepet sekali, karena kita sudah sangat terlambat waktu keluar NSeoul tower, jadinya kita hanya punya waktu belanja 30 menit. Waktu mepet karena kita sudah terlanjur booking resto untuk dinner, yang kalau kita terlambat datang, DP akan hangus dan kita tidak akan dapat tempat lagi disana (begini ini nih repotnya kalau pergi dalam jumlah banyak..wkwkkw...jadinya kudu reserved kalau mau dinner bareng).
Korean doll |
Di Namdaemun, saya hanya membeli souvenir untuk oleh-oleh. Harga souvenir disini adalah 8000 won untuk 10 gantungan kunci/hp/ magnet clay bergambar orang berpakaian hanbok dan teddy bear) - bahkan untuk magnet clay berpasangan juga akhirnya diberi harga segitu oleh yang jual, padahal menurut informasi biasanya harganya 15000 karena dapatnya kan jadi 20 biji,,wkwkkw tapi saya berhasil dapat 8000 all item..wkwkwk, barang lainnya lagi 4000 won untuk 1 set sendok dan sumpit khas Korea, 5000-6000 won untuk sederet boneka berpakaian hanbok dalam bottle, 16000 won untuk sepasang boneka berpakaian hanbok ukuran 20 cm lengkap dengan kotak kacanya.
Silakan ditebak, manakah teddy bear yg dibeli di teddy bear museum dan mana yg dibeli Dongdaemun :P |
Dinner di KFC versi Korea (aka. Kyochon Chicken), dekat Backpacker Mr Sea.
Dinner malam ini di dekat hostel dan kita di traktir oleh Mr Sea pemilik hostel backpacker Mr Sea, baik ya orangnya sampai mau belain traktir tamunya. Saya sebut KFC versi Korea karena menunya persis kayak KFC, yaitu ayam goreng tepung dan french fries. Bedanya yang disini gak pake nasi. Jadinya kita-kita setiap orangnya menghabiskan ayam sekitar 4-6 potong (udah serasa ngabisin KFC bucket sendirian..;D)...wwkwkkw.. ayam goreng tepungnya ada yang dilapisi madu dan ada yang dilapisi saos pedas. Yang saos pedas katanya sangat pedas sekali, semua yang makan pada kepedasan semua. Saya sih gak berani coba, karena saat itu saya masih dalam kondisi baru sembuh dari sakit maag dan saat itu saya juga bener-bener lagi gak enak badan karena terkena angin yang lumayan dingiin malam itu dan kebetulan kami lumayan lama berada di luar ruangan ditambah lagi posisi tempat duduk saya yang dekat pintu masuk, jadi setiap ada orang yang masuk, saya pasti kena udara luar yang super dingin, dan pada saat pintu tertutup kena hangatnya heater lagi, jadi untuk kesimpulannya penyakit saya masuk angin :D. Oh ya nama restoran cepat saji ini Kyochon Chicken...yg CFnya diiklankan oleh Super Junior lho..wkwkkw..
Kalap di Etude House - part I
Setelah perut terisi kenyang, sebenarnya saya berencana untuk langsung kembali ke hostel dan beristirahat karena dari sepulang dari NSeoul tower tadi saya sudah merasa tidak enak badan, namun berhubung masih ada misi untuk mencari barang titipan ortu, dan kebetulan ada yang mau menemani untuk mencari, akhirnya saya melanjutkan perjalanan ke Lottemart ( menurut info barang yang saya cari kemungkinan ada disana, tapi ternyata gak ada) yang letaknya tidak jauh dari resto tempat kami makan malam tadi. Selama di Lottemart sih saya tidak belanja apa-apa, tapi sepulangnya dari sana, dimana kami melewati berbagai toko-toko menarik, yang salah satunya berwarna pink dengan desain imut, berlabel Etude House. Toko yang satu ini spontan saja menarik perhatian kami, secara Etude kan produk Korea dan di Indonesia harganya lumayan mahal, jadi gak ada salahnya untuk cek di negara aslinya. Dan.....hasilnya...harga di negara aslinya murah banget...kalau dihitung harga Etude di Indonesia itu 3 kali lipat harga di Korea, ckckckkckkk..spontan aja kita semua pada kalap. Hasil pantauan saya harga Etude disana berkisar dari 1000 won - 25000 won , kalau di Rupiah kan kurang lebih Rp 9000 - 225000 (kalau kursnya 1 won = Rp 9). Padahal harga di Indonesia paling murahnya sekitar Rp 29000, paling mahal bisa sampai Rp 600rban, parah amaat....(kemahalan bea masuk kayaknya..hikss..untung saja saya jarang beli Etude di Indo, jadi gak menangis bombay..klo yang sering pasti udah pada sebal dan bete..dan ujung-ujungnya pasti akan jadi sangat kalap sekali disini). Ya, kami semua kalap di Etude house, rata-rata pada memborong semua, apalagi setelah tau kalau setiap pembelian di Etude house di Korea, kita bisa meminta free sample. Saya sendiri mendapat free sample yang jumlah itemnya lebih banyak dari jumlah item yang saya beli, bahkan free samplenya gak tanggung-tanggung ada starter kit juga lengkap dari lotion wajah sampai eyecream berukuran mini, yang biasanya malah dijual di Indo.ckckckck... Selain sample mereka juga memberikan barang-barang promo seperti bolpoin, cermin, tempat kosmetik, kapas kecantikan, dll. Pokoknya mantab dah..dijamin kalap dan khilaf disini...wkwkkw..dan ini bukan cuma Etude house lho yang harganya lebih murah, tapi semua produk Korea yang beredar di Indo, harganya lebih murah sekitar 2-3 kali lipat dari harga di Indo, diantaranya The Face Shop (contoh: lotion di Korea Rp 60rb, di Indo 169rb, kuteks di Korea mulai 18rb, di Indo mulai 30rb), Skin food, Skin 79, Tony Molly, Nature republic, dll. Setelah puas belanja di Etude (sesungguhnya belum puas..wkwkwk soalnya nanti ada part II...wkwkkw...), saya langsung balik ke hostel untuk istirahat...sementara beberapa teman ada yang melanjutkan perjalanan ke Dongdaemun market. Saya sih milih balik hostel secara waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Toko-toko didaerah ini kebanyakan tutup jam 11-12 malam.
With Haechi - Symbol of Seoul |
Hari pertama ini bisa dibilang hari yang padat tapi menyenangkan, selama berjalan-jalan di tengah kota Seoul saya serasa ada ditengah-tengah drama Korea..wkwkwkkw..secara orang-orang yang saya temui sepanjang jalan semua berbahasa Korea, udah serasa masuk dalam k-drama deh (ya iyalah namanya juga di Korea , masa di jalan ketemu yang berbahasa Jawa, Melayu, capek deh..wkwkwkwk). Bisa dibilang mimpi saya sebagian sudah menjadi kenyataan...mimpi untuk berjalan-jalan di Korea ...
Saya akui, dan sudah saya buktikan, Seoul memang kota yang indah, kota dengan teknologi yang luar biasa maju, budaya yang menarik dan unik, kota yang memberi harapan dan impian bagi warga kota dan pengunjungnya.... lagu Seoul song memang tidak bohong...
Don't missed it !!, coming soon:
Eps 3 - KOREA~ nature, beauty&lifestyle
Postingan lainnya tentang Korea dapat dibaca di link ini.
waw, makin semangat nabung pas baca ini :) terima kasih ya postingannya :)
ReplyDeleteSama-sama Mbak Kartika. Fighting! semoga segera bisa tercapai keinginannya untuk pergi ke Korea
Delete