Saturday, December 10, 2011

Eps 4 - KOREA - Romantic & Cozy


Perjalanan di hari ketiga disambut dengan hujan gerimis di Seoul. Hari ini saya dan teman-teman akan mengunjungi suatu tempat yang pernah digunakan sebagai lokasi syuting Beethoven Virus dan Winter Sonata. Keduanya letaknya lumayan jauh dari Seoul sehingga selama perjalanan kami pada tidur semua, ditambah lagi cuaca mendung di luar yang memang membuat kami semakin mengantuk. Rute lengkap hari ini adalah: Petite France, Nami Island, Hongik University, Dongdaemun area. Kalau boleh saya beri tema, tempat-tempat yang saya kunjungi hari ini adalah tempat-tempat yang romantis dan tempat nongkrong yang cozy.

Petite France 
Perancis di Korea ;D
Letaknya di provinsi GyeongGi (GyeongGi-Do) sekitar 2 jam dari Seoul. Sesuai namany Petite France ini adalah suatu daerah yang dibangun dengan tema Perancis, jadi semua bangunan di sana berdesain seperti bangunan di Perancis, termasuk juga taman-taman yang ada. Kata Petit kalau dalam bahasa Perancis berarti Kecil dan indah. Begitu memasuki kawasan Petite France, dimanapun kita berada akan serasa berada di luar Korea, serasa berada di Perancis, bahkan lagu yang di setel saja lagu Perancis. Petite France adalah sebuah kawasan yang dibangun khusus dengan desain dengan tema Perancis untuk memperkenalkan budaya Perancis. Penggemar K-drama Beethoven Virus pasti tidak asing dengan tempat ini, karena tempat syuting drama ini berlokasi di sini. Oleh karena itu, ada satu rumah khusus yang memajang tanda tangan para pemeran di Beethoven Virus.
Pemandangan di tempat ini sangat indah, foto di mana saja di sana dijamin hasilnya akan bagus dan serasa di Perancis. Sayang pada waktu saya ke sana cuaca sedikit tidak mendukung, gerimis dan suhu cukup dingin.


Nami Island.








Bagi saya sangat sulit untuk melukiskan keindahan Nami Island, karena hampir di setiap sudut pulau ini memiliki panorama yang luar biasa indah, tidak hanya di musim gugur tapi saya yakin di setiap musim pulau ini tetap terlihat indah. Untuk mencapai pulau Nami atau Naminara republic, kita harus menaiki ferry sekitar kurang lebih 10-15 menit. Ferry yang menyeberangkan pengunjung ke pulau Nami terlihat menarik, karena di sekililing kapal ferry ini dipasang bendera berbagai negara, termasuk bendera Merah putih turut berkibar di kapal ferry ini. Sebenarnya ada cara lain yang lebih ekstrim untuk menyeberang ke Pulau Nami. Tapi cara ini hanya diperuntukan bagi mereka yang punya nyali besar dan ingin memicu adrenalinnya. Cara yang kedua adalah dengan flying fox yang jaraknya cukup panjang dan cukup tinggi..hiiiii..saya sendiri tidak tertarik pakai cara ini. boro-boro dah, gak kebayang gimana rasanya di atas sana, sudah tingginya minta ampun, jaraknya juga lumayan, dan suhu saat itu dingin sekali, saking dinginnya, napas kita akan terlihat seperti asap setiap kali kita berbicara. Katanya sih kalau sudah seperti itu suhunya berarti udah sekitar 5 derajat Celcius. Kalau di permukaan saja suhunya segitu apalagi di atas. Saya sih tidak sempat mengecek ketinggian flying fox itu tapi sejauh mata memandang yang pasti ketinggiannya melebihi 80 m dari daratan.

Flying fox station


Ada hal yang menarik di pelabuhan penyeberangan ferry ini. Selain terpasang bendera beberapa negara, desainnya sangat bagus, seolah-olah menjadi pintu gerbang memasuki suatu negara baru yang mereka sebut Naminara Republic yang berdesain mirip gerbang-gerbang di taman bertema oriental, lengkap dengan immigration checkingnya..wkwkkwkw.. saya dan teman-teman sampai tertipu di sini, karena mbak CK bilang kalau kita diminta menunjukkan paspor sebelum menaiki ferry. Kita sih percaya-percaya saja, pertama karena yang bilang mbak CK, kedua karena memang di sana sendiri ada tulisan immigrationnya jadi kita percayaa...eh giliran semua udah berbaris rapi menunggu kapal ferry datang, kita heran kenapa tidak ada petugasnya ya, akhirnya salah satu dari kita bertanya ke miss Bo, guide kita, checking paspor-nya kapan ya? soalnya rawan nih ngeluarin paspor sambil di pegang tangan begini. Kontan saja miss Bo ketawa waktu kita menanyakan itu, katanya oh you dont need to show your pasport, Nami is still Korea. They write that thing for joking..hahhahaha...haisss..beneran kena semua nih kita-kita, mbak CK cuma ketawa-ketawa aja di belakang.





Sesampainya kita di Nami island, kita langsung menuju ke restaurant yang ada di tengah-tengah pulau ini untuk makan siang. Sepanjang jalan walau sedikit gerimis, kita tetap saja bersemangat untuk foto, karena sepanjang jalan ditumbuhi pohon-pohon tinggi persis seperti di drama winter sonata. di sisi kanan jalan ada jalan setapak yang sengaja ditutupi dengan daun yang sudah menguning, yang semakin membuat jalanan ini terlihat menakjubkan dan romantis.  Kalau saya tinggal di Korea, saya pasti milih foto prewed di sini. viewnya keren abisss...


Menu makan siang kita hari ini adalah chuncheon chicken dakgalbi, ini kalau di tempat kita namanya ayam bakar yang diberi bumbu. Menariknya, kita harus membakar sendiri ayam yang sudah di beri bumbu, jadi di setiap meja sudah disediakan panggangan lengkap dengan arangnya. Untung saja saya semeja dengan ibu rumah tangga, kalau saya sendiri yang bakar, ayamnya dijamin gosong..wkwkwk... Rasa ayam bakar ini enak sekali...dan menurut miss Bo, cara makannya adalah dengan mengambil daun selada yang memang disediakan di setiap meja, kemudian masukan nasi dan potongan ayam terus ambil selada lagi untuk membungkus ayam dan nasi, jadi makannya paket lengkap gitu..wkwkkw, jadi ingat Song hye kyo di full house sama Yoon Eun Hye di Princess hours ketika si Prince Shin berkunjung ke rumahnya. Berhubung cara ini cukup ribet, dan kita juga cuma punya waktu sedikit di Nami karena jadwal hari ini cukup padat, jadi deh saya hanya mencoba cara ini sekali cuma buat foto doang..:D.

Nami Maid

Setelah kenyang makan ayam bakar, kita memulai perjalanan mengitari pulau Nami. Saya sih masih menyempatkan diri membeli es krim di kios depan resto, walau suhu super dingin  masih dibelain makan es, wkkwkwkw habisss..di bukunya mbak CK, katanya es krim di Korea rasanya enak-enak, ya sudah saya nekad aja, toh dari hari pertama sampai hari ketiga ini belum mencicipi es krim Korea sama sekali...wkwkkwkw...dan terbukti rasanya beneran enak apalagi di makan pada suhu dingin begini..wkwkw...

Salah satu memorial Winter Sonata - dgn simbol hati dari dedaunan kering




Saya memilih mengitari pulau Nami sendirian karena teman-teman yang lainnya sudah mulai menca kemana-mana, mengitari sendiri bhar bisa melow.com..hihihii. oh ya, Pulau Nami ini sebenarnya bukan sebuah pulau lho, menjadi pulau karena ada proyek bendungan Cheongpyeong, jadi bisa dibilang yang kita seberangi tadi adalah bendungan bukan danau beneran. Nama Nami sendiri di ambil dari nama seorang jenderal yang makamnya juga terletak di Pulau ini. Pulau Nami sendiri semakin terkenal setelah menjadi lokasi syuting dari drama Winter Sonata. Hampir di setiap sudut pulau nami ini melambangkan cinta kasih, mulai dari banyaknya patung-patung yang menunjukkan cinta kasih, patung Bae Yong Jun dan Choi Ji Wu, bentuk hati yang dibuat dari bunga sampai dedaunan kering. Oleh karena itu, saya pribadi menyebut pulau ini sebagai ' Island of love' kalau di Indonesia ada 'Paradise Island' di Korea ada 'Island of love'.



Patung yang paling menarik selain patung-patung Winter Sonata adalah patung seorang Ibu yang sedang menyusui 3 orang anaknya, patung ini adalah patung yang ukurannya paling besar di sana. Unik dan thematic, mencerminkan betapa sayangnya sang ibu kepada anak-anaknya. Kalau di tempat kita mungkin patung ini sudah tidak lulus sensor, pasti dikatakan melanggar UU pornografi. Padahal kalau menurut saya ini patung seni yang luar biasa, di Nami sendiri ada beberapa patung kecil lainnya yang masih menggunakan sosok ibu dan anak yang sama. Tempat menarik lainnya di Pulau Nami, tentu saja tidak lepas dari lokasi syuting Winter Sonata, terutama untuk adegan-adegan yang paling berkesannya, mulai dari lokasi tempat Bae Yong Jun dan Choi Ji Wu bertemu kembali, lokasi first kiss, lokasi mereka menaiki sepeda bersama (pengunjung juga bisa menyewa sepeda untuk mengitari pulau ini), dan ada juga rumah yang berisi foto-foto dari adegan film ini. Di bagian depan pulau ini, di dekat pelabuhan penyeberangan ferry ada patung seorang wanita telanjang, namany Nami maid, katanya sih ada legenda Nami maid di pulau ini (maaf saya tidak sempat bertanya soal ini). Next time saya ke Korea, saya pasti mengunjungi pulau Nami lagi, kali ini kalau perlu menginap di cottage di pulau ini, jadinya bisa lebih puas...semoga segera terlaksana deh..

Kata miss Bo, ini pose yg wajib diambil pada saat autumn..(foto ini berhasil setelah beberapa kali gagal..haiss)

Hongik University area

Dari Nami, kita langsung kembali lagi ke Seoul, kali ini ke area Hongik University. Hongik adalah universitas seni terkemuka di Seoul. Di sekitar kampus seni ini dipenuhi oleh berbagai toko yang berjualan pakaian distro, aksesoris lucu, sepatu boot, pelukis jalanan, noraebang (tempat karaoke - KTV di Korea), salon, spa, sampai cafe-cafe cozy juga ada di sekeliling kampus ini. Kalau saya lihat barang-barang yang dijual di kawasan ini memang berbeda dengan yang dijual di tempat lain, dh sini modelnya lebih unik. Kalau cafe - cafe di sini dijamin tempatnya cozy semua, bahkan ada yang imut-imut. Cafe tempat syuting coffee prince juga letaknya ada di area Hongik ini, tapi lagi-lagi saya tidak sempat mengunjungi karena waktu kami disini juga sangat terbatas dan saya punya prioritas lain di sini. To do list saya di Hongik university area ini adalah Hello Kitty Cafe (benernya ada juga cabangnya di daerah Hyewa dekat hostel, tapi ini kan yang lebih besar, yang ditulis di bukunya mbak CK) dan Charlie Brown Cafe (kalau yang ini kesukaan saya, saya sangat suka karakter Snoopy, sejauh ini baru berkesempatan mengunjungi 1 Charlie Brown Cafe, yaitu Charlie Brown Cafe, 313-Sommerset Singapore - cerita soal ini menyusul yaaaa..maap masih berupa draft belum sempat di benahi).

Hello Kitty - Hot Chocolate
Hello Kitty Cafe letaknya dalam suatu jalannya kecil, jadi tidak di jalan rayanya, kalau dari Hongik University, kita harus menyeberang jalan dan berbelok di beberapa belokan berikutnya, Hello Kitty cafe ini ada di jalan itu, walaupun letaknya cukup nyempil ke dalam, cafe ini tetap ramai di kunjungi. Tampak luarnya saja cafe ini sudah benar-benar menarik perhatian, karena bangunannya yang berwarna pink khas Hello Kitty banget (walau saya paling gak suka dengan warna pink, saya masih belain deh ngunjungin cafe ini, habis ini cafe memang menarik, so Hello Kitty..wwkkwkw..buat penggemar Hello Kitty wajib banget dikunjungi) dan di atasnya ada kepala Hello Kitty lengkap dengan pita merahnya. Masuk ke dalam, suasanannya semakin Hello Kitty, mulai dari gagang pintu, meja, kursi, gelas, piring, sendok,makanan, minuman, celemek staf, sampai kamar mandi saja bernuansa Hello Kitty. Beneran tempat ini surganya Hello Kitty. Demi bisa puas bdrfoto-foto di sini, saya belain mencoba minumannya, hot chocolate yang harganya memang lumayan mahal, maklum standar cafe, harganya 3000 won (IDR 27000, klo kursnya IDR 9/won). Ada yang unik disini, yang belum ada di tempat kita (selama ini sih saya belum pernah ketemu yang begini), setelah kita menyelesaikan pembayaran kita diberi satu alat berbentuk bulat di bagian atasnya ada lampunya (tentu saja bergambar kepala Hello Kitty) dan alat ini akan berbunyi dan menyala lampunya pada saat pesanan kita sudah siap untuk di ambil di bagian bar. Lucu bangett... sayang saya tidak sempat mengabadikannya, gara-gara stafnya cepat banget sih membuat hot chocolate saya.

Setelah Hello Kitty Cafe, saya mulai bergerak ke to do list berikutnya, kali ini mau tidak mau saya harus minta bantuan miss Bo, soalnya saya cuma punya alamatnya saja, dan benar saja kata miss Bo, tempat-tempat di Korea tidak bisa di cari dengan mengandalkan alamat saja karena biasanya mereka hanya mencantumkan alamat secara general tidak spesifik. Alhasil, karena kasihan melihat saya sendirian mencari Charlie Brown Cafe, dan sebelumnya di Pulau Nami saya juga sudah sempat bertanya padanya soal alamat Charlie Brown cafe itu, akhirnya saya dibantu miss Bo. Miss Bo saja yang tour guide professional harus bertanya dulu ke tourist information centre di Hongik, apalagi kalau saya jalan sendiri, bisa-bisa sejam baru nemu. Ternyata letak cafe itu ada di dekat meeting point kita hari ini, tapi karena saat ini posisi saya ada di Hello Kitty cafe perlu waktu sekitar 15 menit untuk ke sana, ini berarti ngepres banget dengan waktu berkumpul. Tadinya saya sudah mau menyerah, tapi akhirnya jadi pergi juga, karena miss Bo menyanggupi, katanya ayo saya antar kamu ke sana, tapi please make it quick yaa..alhasil beneran deh miss Bo saya culik selama di Hongik buat nganterin saya ke Charlie Brown Cafe (temans maap yaa..miss Bo -nya saya pinjam bentar yaaa...maap kalo ada yang nyari-nyari beliau selama di Hongik..hehehhehe, katanya dont vorry, they cannot leave without me, wkwkwkkkk thanks a lot miss Bo). Setelah 10 menit berjalan cepat, akhirnya ketemu Charlie Brown Cafe-nya. Horeeee...yang ini lebih gede dan lebih banyak patung Snoopy-nya, sayang waktu saya tinggal 5 menit, jadinya cuma sempat foto-foto bentar dan membeli 1 souvenir doank, padahal souvenirnya lucu-lucu..huwaaaa... next time kudu ke sini lagi deh...


Dongdaemun Area.

Sebelum ke Dongdaemun, kita dinner dulu di dekat hostel, dan lagi-lagi menunya big size..ya ampuuunn..kagum bener dah saya sama orang Korea, makannya banyak banget yaaa..dan pada habis semua, kita aja sudah makannya 1 porsi berempat masih gak habis..Kali ini menu kita tetap chicken dakgalbi, hanya saja bentuknya berbeda dengan$20yang di Nami island. Porsinya luar biasa banyakk..haisss... yang ini bukan berupa ayam bakar saja tapi berupa sebuah loyang hot plate besar dengan campuran ayam, seafood, tteokbokki/topokki (tepung beras yang diolah menjadi berbentuk silinder dan kenyal), sayuran, wortel, tauge. Cara makannya adalah awalnya, kita makan lauknya dulu, setelah tersisa setengah baru deh di campur dengan nasi..nasinya langsung dicampur di hot plate bersama makanan lainnya. Tapi berhubung kita orang Indonesia, yang kebiasaan makan nasi yang masih berbentuk nasi putih...wkwkwk jadinya kita request nasinya tetap disajikan terpisah, tidak dicampur...wkkwkw.... Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, porsinya yang besar ini membuat kita kewalahan menghabiskannya walau sudah berempat. Alhasil kita pada menyisakan semua, dan ini membuat ahjumma yang punya depot bertanya kenapa tidak dihabiskan apakah masakannya tidak enak atau terlalu pedas? tentu saja kita bilang masakannya sih enak banget, pedasnya sih sudah mantab, bahkan beberapa bilang kurang pedas, hanya saja ukurannya terlalu dahsyat jadinya kita-kita gak sanggup menghabiskan.
View di taman Doota Mall

Setelah perut penuh terisi, saatnya shopping lagi :D, kali ini ke Dongdaemun area, disebut demikian karena letaknya dekat dengan gerbang Dongdaemun yang terkenal itu. Lagi-lagi kita disambut hujan disana, kali ini beneran hujan deras, jadinya kita tidak bisa mengitari area ini. Karena hujan akhirnya kita hanya bisa berputar-putar di Doota Shopping Mall yang terdiri dari beberapa lantai. Ini salah satu mall yang buka sampai subuh di Dongdaemun, daerah Dongdaemun ini dipenuhi oleh pusat perbelanjaan yang buka sampai subuh (Seperti Orchard di Singapore/ bukit bintang di KL), dan terdapat juga pasar Dongdaemun yang juga menjual berbagai macam barang-barang fashion (seperti mangga dua kalau di Jakarta). di Doota sendiri ada store yang menjual souvenir-souvenir Korea dengan harga murah, sama atau bahkan lebih murah dari Namdaemun tanpa harus susah-susah menawar (ya seperti Krisna ama Erlangga di Bali dah). Buat yang ngefans berat sama artis-artis Korea, di sini juga di jual berbagai macam merchandise bergambar artis Korea. Saya sendiri berhasil mendapatkan boneka teddy bear (setengah harga dari teddy bear di Teddy bear Museum - tapi tentu saja dengan kualitas yang berbeda), jam meja digital berbentuk dadu seperti yang ada di drama Korea dengan harga yang terjangkau. Kalau kita bertanya ke orang Seoul di mana tempat shopping yang paling recommended, mereka pasti akan menyebutkan Doota, benar saja barang-barang di Doota memang bagus-bagus dan tak jarang yang dijual di sana memang pakaian-pakaian rancangang desainer Korea.

Perjalanan di hari ketiga ini berakhir di Doota Shopping mall, hmmm...dan tak terasa besok sudah hari terakhir saya di Korea..huwaaaa...gak rela rasanya meninggalkan negara ini..


*Postingan lainnya tentang Korea dapat dibaca di link ini.

LAST DAY in SEOUL -> Cooking Nanta Show, Myeongdong, Incheon International Airport

No comments:

Post a Comment