Sunday, October 14, 2012

Akhir dari penantian dan awal dari sebuah perjalanan

Sebulan yang lalu saya sempat menuangkan 'uneg-uneg' di pensieve ini mengenai kegalauan saya dalam proses apply visa. 
Akhirnya, minggu lalu masa penantian saya berakhir, akhirnya saya berhasil mendapatkan visa negara tersebut. Rasanya lega minta ampun, saya sampai tidak bisa menikmati perjalanan saya kali ini ke Jakarta karena deg-degan dengan hasil aplikasi visa saya. Padahal biasanya saya kalau ke Jakarta, hari pertama saja tumpukan belanjaan sudah banyak (shopaholic saya kambuh kalau lagi di kota metropolitan itu), tapi kali ini saya bisa keluar masuk mall tanpa membawa tentengan belanjaan sama sekali. 

Perjalanan saya kali ini ke Jakarta memang mengemban misi penting. Nasib seseorang (berdua kalau saya ikut diitung) bulan November nanti ada di tangan saya. Misi penting saya kali ini adalah mengajukan aplikasi visa salah satu negara yang akan saya dan teman saya kunjungi di bulan November 2012.  Ini perjalanan   yang dengan sabar dinanti dari bulan Feb 2012 (resiko nyarinya tiket murah melulu, jadinya harus sabar menunggu lama sampai tanggal yang tertera di tiket). Beli tiketnya sih tidak terlalu sulit, dengan bermodal internet super lancar dan kartu kredit berlimit lumayan serta kesabaran yang tinggi, dijamin tiket murah pasti ada di tangan. Yang sulit adalah pengajuan aplikasi visanya, sebenarnya gak sulit sih, yang benar bikin deg deg-an, gak tenang, takut ditolak visanya. Ini salah satu alasan kenapa saya lebih memilih untuk apply sendiri ketimbang melalui agent. Walau saya tau konsekuensinya akan ada biaya tambahan untuk  akomodasi dan tiket untuk ke Jakarta. 

Satu per satu persoalan muncul selama perjalanan saya dalam misi ini. Persoalan pertama dari teman saya di Jakarta yang tadinya mau saya tumpangi kamar kosnya selama saya di sana. Dua minggu sebelum keberangkatan saya dapat info kalau dia akan dinas ke luar kota. fiuhhh.. cukup mengagetkan, soalnya ini berarti saya harus menyediakan budget tambahan untuk hotel. Segera setelah mendapat info dari dia, saya langsung browsing agoda, dan hasilnya rata-rata sudah pada mahal harga hotel yang letaknya di tengah kota. Tapi saya tidak patah semangat, alternatif kedua saya googling promo kartu kredit, dan thanks God saya dapat sedikit pencerahan, pada saat itu ada promo pay 2 for 3 night dari salah satu kartu kredit, yang lebih menyenangkan lagi setelah ditelusuri lebih lanjut ke website grup hotel tersebut, promo ini tidak hanya berlaku khusus untuk pemegang kartu kredit terrebut, tapi berlaku juga untuk pembayaran dengan kartu apapun asalkan pemesanan dilakukan melalui website mereka. Karena waktu sudah mepet, saya langsung mulai memilih hotel yang letaknya paling strategis dengan lokasi-lokasi yang ingin saya tuju. Dengan ini persoalan tempat tinggal -DONE.

Persoalan kedua muncul pada saat hari H, tiket pesawat yang sudah lama ada ditangan saya (lagi-lagi tiket promo dong...^^ SUB-CGK hanya 68.000 rupiah ) ini ternyata mulai bermasalah. Masalah awal yaitu pada jam keberangkatannya, yang semula 18.15, dua jam sebelum keberangkatan tiba-tiba saja saya dapat sms dari airline bersangkutan kalau penerbangan saya di cancel (tanpa alasan apapun) dan diganti ke penerbangan berikutnya pukul 19.40. Karena saya pemegarng tiket super duper promo, saya tidak punya banyak hak untuk komplain ke pihak airlines, jadinya saya pasrah deh menunggu di bandara (saat itu 2 jam sebelum keberangkatan saya sudah nyaris sampai di bandara). Waktu berlalu dan akhirnya 1 jam sebelum keberangkatan, pihak airlines ini kembali menginfokan kalau penerbangannya ditunda menjadi 20.10, jadi totalnya saya dipindah nomor penerbangan 3 kali. Sepertinya belakangan ini para budget airlines di Indonesia sedang hobi me-reschedule penerbangannya. Kalau saya lihat sih ini bukan reschedule karena alasan operasional ya, tapi lebih ke arah alasan finansial, supaya mereka lebih untung, ya bisa sih dikaitkan sedikit dengan operasional. Kalau menurut saya, mereka mereschedule penerbangan karena jumlah penumpangnya tidak mencapai target, jadi deh mereka lebih memilih menggabungkan penumpang ke flight berikutnya dan untuk menghindari kewajiban airlines yang melakukan penundaan, mereka lebih memilih keluar dana untuk sms penumpang satu per satu menginfokan perubahan jadwal, bahkan ada yang di telp, walau sebenarnya infonya itu gak perlu karena terlalu mepet dengan jam keberangkatan, 2 jam sebelumnya lebih tepatnya. Kalau 2 jam sebelum kan mayoritas penumpang, apalagi penumpang teladan seperti saya (narsis mode ON...^^) pasti sudah sampai di bandara. Akhirnya hari itu, saya baru diterbangkan ke Jakarta pukul 20.10 dengan pesawat yang berpenumpang penuh (tuh kan benerrr dugaan saya). Untunglah ini adalah masalah terakhir yang saya alami dalam misi ini. Selanjutnya misi berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.

Kembali ke persoalan visa, ini adalah kali pertamanya saya mengurus visa sendiri. Berbekal browsing di website perwakilan negara tersebut dan membaca buku mbak CK, saya berhasil mendapatkan visa saya dan teman saya dengan lancar tanpa hambatan sekalipun. Ada 3 hal yang menjadi pertimbangan saya untuk mengurus sendiri visa ini: Banyak yang mengatakan kalau ngurus visa lebih baik urus sendiri, karena itu saya mau cari pengalaman dalam hal ini ; terkait dengan alasan pertama, hasil browsing dan membaca saya menunjukkan kalau visa ini cukup mudah didapatkan, jadi gak ada salahnya saya coba untuk urus sendiri, toh kemungkinan gagalnya kecil; yang ketiga terkait budget, pengalaman dari visa Korsel tahun lalu, kalau urus via travel, mereka mematok jumlah tabungan yang ada - terus terang saya ini golongan traveler kere tapi   sering traveling setiap tahunnya sehingga sulit bagi saya untuk mempertahankan saldo rekening konsisten tiap bulannya - nah kali ini saya malas ribut atau ngotot-ngototan dengan travel soal saldo rekening. Jadi akhirnya saya putuskan mending saya urus sendiri deh, sekalian cari pengalaman, sekalian jalan-jalan di Jakarta (teteuupp kembali ke traveling ^^).

Ternyata urus visa sendiri itu gak susah kok, asal dokumen lengkap segala sesuatunya pasti lancar. Satu hal yang terpenting, penuhi semua dokumen yang diminta, susun dengan urut, dan datang lebih awal dari jam operasional + jangan malu bertanya nanti sesat dijalan (maksudnya kalau takut salah bertanyalah pada satpam atau petugas disana, kayak saya, bingung cari kasir padahal ada di depan mata, saya pede aja tanya sama petugas loketnya biar dikata oon, gak masalah, yang penting gak perlu antri dua kali gara-gara salah tempat, atau bertanyalah lift untuk ke lantai xx itu lift nomor berapa ya ? kalau yang ini jangan kayak saya, sudah masuk lift baru nyadar kalau lift ini sudah dipatok untuk menuju ke lantai tertentu saja). 

Visa negara mana yang saya apply dan mau kemana say` ? bulan depan baru akan saya published -setelah status perjalanannya jadi 'Yes, I can do it', yang pasti posisi sekarang penantian saya dari bulan Feb sudah berakhir, dan sekarang saya sedang diribetkan dengan segala persiapan untuk perjalanan saya di bulan November mendatang. 

Wish me luck yaa and Yes, I can do it, I got the visa without an agent ... Can't wait for my next journey !!!




No comments:

Post a Comment