Tuesday, September 27, 2016

Terminal 3 Ultimate SHIA - Ultimate?!

Dua minggu yang lalu setelah sekian lama tidak menginjakan kaki di bandara, akhirnya saya kembali eksis di bandara ^^. Walau hanya penerbangan domestik, penerbangan saya dari dan menuju ke Jakarta kemarin cukup bernilai untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.
Terminal 3 Ultimate SHIA
Terminal 3 Ultimate - Soekarno Hatta International Airport - check in counter ala bandara di luar negeri

Penerbangan saya, dari dan menuju Jakarta menggunakan Garuda Indonesia sehingga saya berkesempatan untuk melihat sendiri terminal 3 Soekarna Hatta International Airport (SHIA) yang disebut sebagai terminal ultimate. Terminal ini baru saja beroperasi di awal Agustus 2016 dan saat ini melayani seluruh penerbangan domestik Garuda. 

Sebelum melihatnya sendiri, saya banyak mendengar cerita dari rekan-rekan yang sudah pernah melewati bandara ini bilang terrminal barunya mirip Incheon Airport, Korea Selatan. Nah penasaran dong saya.. jadi pengen melihat sendiri… Ada juga yang bilang  mirip dengan Changi Airport. Benarkah begitu? Apakah saya setuju dengan mereka? Berikut laporannya: 


Kesan pertama

Begitu tiba di bandara baru ini, saya belum mendapatkan kesan kesamaannya dengan 2 bandara yang masuk dalam 10 besar bandara terbaik di dunia di atas karena pesawat saya tidak menggunakan fasilitas garbarata x_x. Tapi tak lama setelah itu mulailah terlihat sisi apa yang mirip dengan kedua bandara itu. Kesan pertama saya saat itu adalah saya langsung teringat dengan Taoyuan International Airport, Taiwan saat masih dalam proses renovasi. Kondisinya mirip itu,terminalnya cenderung kosong dan ada konstruksi di kanan kirinya.

Begitu masuk ke bangunan terminal, saya disambut dengan ruangan luas yang kosong melompong dengan dinding berkaca yang memungkinkan kita untuk melihat apron pesawat dan tidak lama kemudian, kita disambut oleh travelator (mirip eskalator cuma ini flat- dulu di terminal 2 juga ada tapi tidak sepanjang ini). AC ruangan juga super dingin – horeee… *the hot never bothered me anyway ^^

Setelah melewati lorong yang sepi kosong dan panjang, akhirnya tibalah saya di tempat pengambilan bagasi yang "wow" sudah seperti di luar negeri sono, conveyor-nya miring gitu, jadi mudah untuk melihat koper kita dan juga mengambilnya.

Nah, yang jadi masalah adalah ketika keluar ke public area, terminal ini masih minim toko, tempat makan. Konstruksi juga masih berjalan, jadi berisik deh terminalnya. Stand taksi tidaklah sulit ditemukan, begitu pula untuk shuttle bus ke terminal lainnya. Kurang lebih begitulah kesan pertama saya terhadap terminal ini. 

Bagaimana dengan kesan kedua? Yang kedua sedikit lebih indah dari yang pertama. Pesawat yang saya tumpangi saat pulang ke Surabaya juga Garuda, jadi saya juga dapat melihat terminal keberangkatannya. Nah, terminal keberangkatan ini memang dari luar seperti terminal di luar negeri sana, Changi airport? Hmm sedikit mirip sih… bagian dalamnya juga sudah seperti bandara di luar sono dengan check in counter yang berjejer di tengah ruangan dan sistem bagasi otomatis. Sayang, lagi dan lagi belum semua fasilitas tersedia dan masih banyak konstruksi di kanan kiri. Fasilitas yang paling mencolok adalah banyaknya mesin seperti mesin atm, yang kalau diliat bentuknya itu seharusnya adalah mesin self check in, tapi sayang, layarnya menyala tapi tulisannya no internet connection x_x – mungkin belum launching.
 

Hal yang tidak disukai:

1. Terminal ini baru setengah jadi, jadi dimana-mana masih ada konstruksi yang berjalan, suara bising karena pekerjaan konstruksi dan tentu saja fasilitas yang belum lengkap. 

2. Tempat makan / restaurant belum banyak, di lantai check in hanya ada stan kecil Starbucks, Coldstone, Laota, Krispy Kreme dengan jumlah meja dan tempat duduk yang sangat terbatas. Di lantai bawah lokasi kedatangan ada alfamart dan selantai di atasnya ada solaria. Sisanya hanya sebatas tulisan coming soon saja. 

3. Tempat duduk di lokasi check in tidaklah banyak, sehingga kalau lagi peak season, sangatlah sulit untuk mencari tempat duduk di check in area, ujung-ujungnya banyak orang yang duduk di lantai karena lantainya sudah berkarpet ala airport di luar negeri sono. 

4. Buat yang udah city check in, tidak dapat mengecek boarding gate di layar tv jadwal penerbangan di check in area karena tidak ada informasi boarding gate di sana, jadi anda harus bertanya ke check in counter atau passenger information desks. 

5. Di boarding gate, tempat makan tidak terlalu banyak, yang banyak adalah lounge yang cuma orang tertentu yang bisa masuk. Karena tempat makan belum terlalu banyak, harga makanannya cukup mahal. 
Ini salah satu standing banner dari kios makanan di boarding gate - cukup mahal kan harganya ?


Hal yang disukai:

1. Kalau di check in area tempat duduknya ngirit, di boarding gate untungnya cukup banyak dan juga udah ada yang sofa. Di sekitar boarding gate, juga sudah dilengkapi dengan dengan free charging station.
Ruang tunggu di boarding gate T3

2. Yang paling saya suka adalah free wifi nya yang kenceng pake banget (maklum fakir wifi sejati hahahaha ^^). Tingkat kecepatannya mencukupi untuk streaming aplikasi drama online via viu tanpa buffering dengan kualitas gambar yang baik .

Tips

Buat yang berencana transit dengan menumpang pesawat Garuda untuk dari/ke luar negeri, siapkan spare waktu yang cukup panjang ya (minim 3jam untuk jaga-jaga kemungkinan delay dll), karena tidak seperti dulu, klo mau pindah pesawat ke rute internasional cukup naik ke lantai 2 saja di terminal 2 dulu, kalau sekarang kudu naik shuttle bus dulu dari terminal 3 ke terminal 2. Ditambah lagi jarak antara pintu kedatangan pesawat (garbarata) ke public area cukup jauh – memakan waktu kurang lebih 10 menit dengan kecepatan jalan kaki rata-rata orang Indo. 
Untuk keterangan lebih jelasnya proses transit dapat dibaca di website resmi Garuda Indonesia
 
Flow transit flight domestik ke International Garuda - source: www. garuda-indonesia.com

Flow transit flight International ke domestik Garuda - source: www. garuda-indonesia.com

Flow transit flight international non GA/ sky team ke domestik Garuda - source: www. garuda-indonesia.com


Buat yang dulunya suka kuliner di bandara, makan dulu deh sebelum ke terminal ini atau kalau punya waktu lebih,singgahlah ke terminal 1 atau 2 dulu saja buat makan doang, karena di terminal ini masih sedikit pilihannya dan harganya juga cukup mahal.

Buat yang tiba di bandara kepagian, kalau tidak dapat masuk lounge, kalau gak kebagian kursi di pintu keberangkatan, pergilah ke terminal kedatangan di lantai bawah, di situ jumlah kursi nganggur lebih banyak daripada di keberangkatan atau kalau waktu keberangkatan masih cukup jauh, ke terminal 2 atau 1 aja dulu. 



Jadi, bagaimana apakah saya sepakat dengan yang bilang terminal ini mirip Incheon atau Changi? 
Jawaban saya sekilas memang iya, tapi saya tidak akan menjawab ya atau tidak karena terminalnya belum kelar pembangunannya. Tunggu sudah rampung semua baru dibahas lagi ya ^^. Semoga benar-benar serupa dalam hal fasiliitas dan pelayanan dengan kedua bandara favorit saya tersebut, sehingga akhirnya Indonesia punya bandara kelas International yang bisa menjadi tempat layover yang menyenangkan dan aman. 
Untuk saat ini saya lebih suka menyebut bandara ini sebagai ‘ultiMumet’ ketimbang Ultimate karena bikin mumet cari tempat duduk, bikin mumet kalau lagi kelaparan plus bikin mumet kalau pas mau transit ke rute internasional. (*mumet = pusing)

Semoga segera menjadi "ultimate" sesungguhnya ya... 

Review terbaru saya per trip Desember 2016 dapat di baca di link ini: 
http://terecya-yesicandoit.blogspot.co.id/2016/12/terminal-3-almost-ultimate-shia.html

No comments:

Post a Comment