Perjalanan saya ke Taiwan kurang lebih hampir sebulan yang lalu bisa dikatakan perjalanan yang penuh dengan tantangan dan memberi pengalaman tersendiri bagi saya.
Nah, kali ini saya akan coba sharing apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum atau saat mengunjungi Taiwan agar bisa tetap survive di sana, tapi ini versi saya ya. Kalau agak beda dengan yang lain harap dimaklumi. Semoga saja surviving tips ini berguna bagi teman-teman yang mau mengunjungi Taiwan, dan saya sendiri kalau beberapa tahun yang akan datang akan mengunjungi Taiwan dan negara-negara yang tidak berbahasa Inggris lagi. Berikut list surviving tips versi saya:
- Lakukan riset sebelum pergi. Kemanapun tujuan kita, usahakan lakukan riset terlebih dahulu, tidak hanya untuk Taiwan. Cari info sebanyak mungkin tentang lokasi yang akan kita tuju. Kalau saya biasanya saya akan googling image-nya dulu, worthed apa tidak untuk dikunjungi, setelah itu saya akan googling tentang cara & jarak tempuhnya dan biayanya. Kalau bisa ditempuh dengan public transportation, jarak dan biayanya masih terjangkau, baru deh saya masukkan ke dalam itinerary. Untuk Taiwan, saran saya bagi yang tidak mengerti bahasa mandarin usahakan hindari naik bus, cari tempat wisata yang bisa ditempuh dengan MRT. Kenapa MRT? karena petunjuk di MRT station semua jelas dan semua ada translate inggrisnya, dan nama tempat semua ada pinyinnya (bacaan dalam abjad latin, bukan kanji). Kalau terpaksa naik bus, catat nomor busnya dan cek dulu di google map dimana letak bus stopnya. Pengalaman saya cari bus stop/halte di beberapa tempat gak mudah lho. Terus jangan lupa siapkan gambar tempat yang akan kita tuju/ tulisan dalam huruf mandarinnya. Jadi, ketika naik bus tunjukan gambar / tulisan itu ke driver. Mayoritas driver bus tidak mengerti bahasa Inggris, jadi gambar itu pasti sangat membantu sekali. Saya yang bisa bahasa Mandarin saja tetap pakai cara ini, karena saya tidak yakin dengan ketepatan nada dan lafal pengucapan saya.
- Siapkan gambar tempat yang akan kita tuju / tulisan dalam huruf mandarinnya. Gambar ini bisa dari brosur wisata ataupun hasil print, untuk tulisan usahakan setiap guratannya jelas karena tulisan mandarin selisih 1 guratan saja artinya bisa berbeda. Gambar/tulisan ini akan sangat berguna sekali ketika kita akan menuju ke tempat-tempat yang nama populernya di masyarakat lokal berbeda dengan nama yang tercantum di website/brosur wisata. Contohnya yang saya alami: Martyr's Shrine, kalau bertanya pada orang lokal - selain petugas information center (seperti driver bus) sangat kecil sekali kemungkinan mereka mengerti, yang mereka tau adalah terjemahan mandarinnya. Sementara untuk mencari terjemahan mandarinnya agak susah di brosur-brosur, kalaupun ada hanya ada tulisan mandarinnya saja (diputar 360 derajat pun saya tetap gak bisa baca). Jadi usahakan dapat tulisan mandarinnya / gambarnya. Selain itu, gambar / tulisan Mandarin tersebut juga akan membantu kita kalau -kalau kita salah spelling, mengingat bahasa mandarin itu beda nada beda arti, apalagi kalau pengucapannya gak jelas, gak bakal ngerti dah orang sana.
- Buat yang tidak bisa makan semua makanan, bahkan tidak dapat makan di resto yang walaupun ada makanan non-pork & lard -nya tapi juga menyediakan makanan yang tidak halal, di Taiwan lebih baik makannya di restoran Turki atau restoran vegetarian. Kalau vegetarian sudah pasti no pork no lard, jadi jangan khawatir. Resto fastfood tidak menjamin tidak ada menu non halal sama sekali, karena saya masih menemukan menu non halal di resto fastfood terkenal sekalipun.
- Kalau nyasar atau bingung mencari arah bertanyalah ke bagian informasi MRT station atau tourist information center atau kalau ada hotel di dekat anda, masuklah ke dalam hotel dan bertanyalah ke staf hotel di bagian resepsionis atau concierge. Petugas di tempat tersebut mengerti dan mampu berbahasa Inggris walau tidak semuanya lancar (kalau hotel berbintang sih pada lancar ya). Untuk fastfood resto, pengalaman saya kemarin tidak semua mampu berbahasa Inggris.
- Buat yang kopernya segede gaban, saya sarankan untuk packing light deh, kecuali memang ada budget untuk naik taksi atau penginapannya dapat dicapai dengan naik bus - kayaknya jarang deh. Kenapa ? Karena MRT station yang ada di Taipei jarang sekali yang ada elevator / liftnya (menurut informasi dari Mbak Feby - pls check comment postingan ini - sekarang sudah dilengkapi dengan lift) dan eskalatornya juga tidak beroperasi 24 jam. Jadi, kalau bawa koper segede gaban, dan tinggalnya seperti saya, di hostel yang walau dekat dengan MRT station, tetap harus siap-siap untuk geret koper menaiki tangga yang super jahanam. Belum lagi kalau pakai nyasar.
- Kalau mencari alamat / lokasi di Taiwan usahakan untuk dicari lewat jalur bawah tanah/ underground, karena biasanya jalur underground petunjuknya lebih jelas dan ada petunjuk dalam bahasa inggrisnya, karena jalur underground ini sudah pasti terhubung dengan jalur subway. Sebelum keluar station subway, pastikan exit yang kita tuju adalah exit yang benar, cek dulu di peta stasiunnya atau perhatikan semua tulisan petunjuk yang ada. Jangan sampai salah exit, karena jaraknya bisa super amat jauh kayak kejadian saya salah exit saat mencari Love River Pier.
- Buat yang hobi bawa oleh-oleh, saran saya jangan membawa oleh-oleh berupa souvenir otentik (misalkan magnet, gantungan kunci bertuliskan Taiwan, atau miniatur Taipei 101). Bisa dibilang saya hampir tidak menemukan souvenir otentik seperti itu di Taiwan dengan harga yang murah, karena hampir semua dijual di toko souvenir bandara, toko souvenir outlet resmi - seperti Taipei 101, Yehliu Geopark, dll. Harga miniature tower Taipei 101 adalah mulai dari NTD 400, cukup mahal kalau dibandingkan dengan souvenir sejenis di Singapore, Malaysia, Thailand, PRC. Harga magnet bertuliskan Taiwan di toko souvenir bandara mulai dari NTD 50. Oleh-oleh yang saya sarankan (untuk oleh-oleh serempak dalam jumlah banyak) adalah berupa makanan seperti mochi, pineapple cake, jelly, sereal. Kalau mau berupa barang bisa berupa barang-barang lucu yang dijual di Daiso, gantungan hp giok mulai NTD 20 (bisa dibeli di toko-toko pernak pernik ala China town di underground mall - Taipei Main station - dekat exit Y6-Y9 atau di toko pernak pernik di sepanjang Shilin night commercial market). Kalau punya budget lebih bisa membeli aneka souvenir bertema zoo di Taipei zoo, harga mulai NTD 40, atau boneka pajangan berpakaian ala dinasti Qing (seperti kostumnya Putri Huan Zhu) yg juga dijual di Shilin atau underground mall - Taipei Main Station, harga sekit`r NTD 400 - 600, atau baju / syal di wufenpu mulai NTD 100.
- Buat penggemar pernak - pernik lucu ala Daiso seperti saya, Daiso di Taipei ada banyak sekali cabangnya. Yang pasti ada adalah di semua Shin Kong Mitshukoshi Dept Store, dan Ximending. Daiso favorit saya dan menurut saya adalah Daiso yang paling beraneka ragam barangnya adalah di Dream Mall - Kaohsiung. Harga semua barang di Daiso adalah NTD 39.
- Check-in dan boarding lebih awal, terutama untuk yang terminal keberangkatannya melalui Terminal 1 seperti saya. Saat ini terminal 1 bandara Taoyuan sedang di renovasi sehingga jalur untuk menuju ke boarding roomnya cukup jauh karena jalannya memutar. Terutama untuk yang naik GA, siap-siap deh melalui lorong yang panjang karena boarding roomnya ada diujung sendiri.
- Alokasikan waktu lebih sebelum jam keberangkatan apabila berencana untuk menaiki kereta, bus, terutama kereta cepat THSR. THSR berangkatnya on time, dan boarding room sudah dibuka 1 jam sebelum keberangkatan. Penumpang dipersilakan untuk menaiki kereta 15 menit sebelum keberangkatan. Kita perlu mengalokasikan waktu keberangkatan ke stasiun kereta lebih awal, terutama untuk Taipei Main Station karena Taipei main station ini arealnya benar-benar luas, kecuali sudah hafal banget dengan kawasan sana, tidak disarankan untuk datang mepet-mepet. Saking luasnya kalau nyasar bisa nyasar jauh banget, seperti saya waktu mencari Taipei west bus station. Untuk pembelian tiket THSR, kalau jadwal keberangkatannya sudah pasti beli online saja, karena ada promo early bird disc 35%, 20% dan 10% (saya tidak tau promo ini berlangsung sampai kapan, tapi sampai page ini di posting masih berlaku) untuk pembelian tiket online selama persediaan masih ada. Infonya sih, promo ini tidak berlaku di semua jam dan semua kereta, jadi hanya ada di jam dan rute tertentu. Kalau saya tidak salah, tiket THSR sudah dapat dibeli online 28 hari sebelum tanggal keberangkatan (lebih lengkapnya bisa di cek di www.thsrc.com.tw)
- Di Taiwan ada beberapa tempat wisata yang bebas biaya, yang cocok banget untuk budget traveler. Berikut hasil survey saya untuk tempat wisata bebas biaya di Taiwan: semua temple, Chiang Kai Shek Memorial Hall, Sun Yat Sen Memorial Hall, Discovery Center of Taipei, Presidential Office building - ada free tour pada jam tertentu, Bei Tou Hot spring museum, Martyr's Shrine, Fo Guang Shan Monastery, Lotus Lake area (Dragon & Tiger Pagoda).
- Saya pergi ke Taiwan di pertengahan Nov dan itu seharusnya musim gugur, tapi jujur saya tidak merasa kedinginan sama sekali, memang anginnya kencang di hari pertama, tapi kalau dibanding di Korea jauh banget *yaiyalah...di peta aja selisihnya berapa cm sendiri*. Jadi, kalau mau ke Taiwan di bulan Nov gak perlu ribet bawa coat tebal-tebal, cukup jaket dengan syal saja. Yang penting justru bawa payung / jas hujan sekalian, beli di sana juga bisa kok, dijual dimana-mana dengan harga yang menurut saya jauh lebih murah dari harga payung dengan kualitas yang sama di Indonesia. Kalau gak tahan dengan suhu dingin, dan memang perlu jaket, jangan khawatir kalau ternyata jaket yang dibawa kurang mampu menghangatkan badan, beli saja pakaian dalam thermal - seperti manset yang dijual di 7-eleven, dengan harga berkisar NTD 400 - 500. Bedanya sama longjohn adalah pakaian ini lebih mirip manset, tipis gitu, tapi bisa berfungsi sama seperti Longjhon. Kalau mau yang kualitasnya terjamin, di Uniqlo dijual dengan berbagai pilihan warna dan ukuran dengan harga NTD 600. Menurut pendapat saya, musim terbaik untuk mengunjungi Taiwan adalah sepanjang tahun kecuali di bulan Juli - September, soalnya ini musim angin taifun.
Udah selusin nih tipsnya... untuk saat ini yang terngiang di pikiran saya hanya ada segitu, nanti kalau tiba-tiba dapat wangsit lagi baru ditambah (^^)v
pengalaman saya datang ke Taipei akhir 2013 dan tinggal agak lama disana, semua stasiun MRT yg saya datangin udah ada elevator/liftnya mba. saya keluar masuk stasiun selalu cari elevator karena bawa stroller. petunjuk di stasiun MRTnya memang lebih ramah untuk orang yg ga bisa baca tulisan mandarin. kebalikan dg pengalaman di Tokyo dimana saya harus gotong2 koper dan stroller lewat tangga krn jarang ketemu elevator
ReplyDeleteTerima kasih infonya mbak. Tulisan ini dibuat 2012 akhir, jadi memang bisa saja beberapa tidak valid lagi saat ini. Setau saya di Tokyo pun ada elevator atau liftnya, hanya saja hanya di beberapa exit (kbnykn cuma 1 exit).
Delete