Sunday, December 9, 2012

The Heart of Asia - Day 5 & 6 - Meet the Panda & Last minute shopping ...

Pagi-pagi sekali saya sudah bersiap untuk menuju ke Zuoying THSR station untuk mengejar HSR yang akan membawa saya kembali ke Taipei. Hari ini adalah hari terakhir saya di Taiwan,, tapi sampai hari ini list oleh-oleh dan barang yang ingin saya beli belum satupun terpenuhi, Begitu pula dengan rekan seperjalanan saya, dia malah belum bel oleh-oleh sama sekali. Karena itu, hari ini kita bertekad fokus pada perjalanan, tidak ada lagi yang namanya fakir wifi dan harus bisa jalan cepat agar semua yang dicari dapat ditemukan.


Hari ini saya akan mengunjungi Taipei Zoo, Wufenpu / Ximending, yang pada praktiknya keduanya saya kunjungi karena ternyata Wufenpu tidaklah semenarik yang dilukiskan orang-orang. Hari ini saya tidak punya banyak waktu seperti hari-hari kemarin karena malamnya saya akan berangkat ke Taoyuan Airport dan menginap disana. Saya memutuskan untuk menginap di Taoyuan airport karena flight saya jam 9.15 pagi keesokan harinya. Pertimbangannya adalah kalau berangkat malam ini, saya tidak perlu repot-repot mengangkat koper melewati tangga-tangga menuju subway station karena eskalator masih beroperasi sampai pukul 24.00. Kalau berangkat malam ini, setidaknya saya tidak akan diburu-buru waktu, satu-satunya yang memburu adalah mengejar bus Kuokuang tujuan Taoyuan Airport terakhir pukul 23.00. Kalau saya berangkatnya besok pagi, saya harus bangun pukul 3 pagi, untuk mengejar bus pertama atau kedua dan melewati jalanan yang sepi dan harus menggeret koper menuruni eskalator yang belum beroperasi.



Taipei Zoo

Taipei zoo diklaim sebagai kebun binatang terbesar di Asia. Atraksi kebanggaannya adalah adanya dua ekor panda, yang disumbangkan langsung oleh RRC. Nah, tujuan saya ke Taipei Zoo ini salah satunya adalah untuk melihat panda. Saya sebenarnya paling tidak suka kalau diajak ke kebun binatang. Ke Taman Safari saja saya harus dipaksa dulu sama papa saya baru pergi ke sana. Tapi saya akui kalau Taipei zoo ini dikemas sangat bagus dan sangat menarik bahkan bagi orang yang tidak suka dengan binatang seperti saya. Dengan tiket masuk yang hanya NTD 60 ( kurang lebih IDR 21000), pengalaman yang ditawarkan di dalamnya benar-benar over worth to see. Dengan biaya semurah itu, Taipei zoo menawarkan tampilan kebun binatang sekelas Taman Safari atau bahkan Singapore zoo, yang harga tiketnya berkali lipat lebih mahal. Taipei zoo ini kebersihannya terjaga, arealnya tertata rapi dilengkapi dengan berbagai petunjuk dalam bhs Inggris dan mandarin, bahkan toiletnya pun kebersihannya tetap terjaga. Ditambah lagi Taipei zoo ini sangat mudah dijangkau dari pusat kota Taipei, cukup dengan naik MRT menuju Taipei zoo station dan pintu gerbang Taipei zoo tepat berada di depan exit station.
Ini nih panda yang jadi must seen animal di Taipei zoo

Berhubung saya tidak begitu suka dengan binatang, kunjungi saya ke Taipei zoo ini dikhususkan untuk melihat binatang-binatang yang tidak ada di Indonesia, yaitu panda, koala, penguin, dan kangguru. Seluruhnya dapat saya temukan kecuali si kangguru yang lagi ngumpet karena hujan. Ya, perjalanan saya di Taipei zoo ini disambut oleh hujan. Tapi ada untungnya lho, berkat hujan saya bisa lihat si panda mondar-mandir, terus makan bambu dengan pose yang sangat lucu seperti halnya di tv dan kartun. Kesimpulan saya, panda ini lain sendiri, di saat binatang lain pada ngumpet pas hujan, si panda malah doyan mainan pas hujan. Jadi, buat yang mau lihat panda datang saja pas hujan ya...hehhehe... 

Mainan baru saya : Penguin egg - 36 jam setelah direndam air
Di Taipei zoo, ini jangan khawatir kelaparan, karena kita boleh membawa bekal dari sendiri, kalaupun tidak membawa bisa beli di convenience store yang tersebar hampir di seluruh kawasan. Banyak sekali tempat untuk duduk - duduk nongkrong di seluruh areal kebun binatang, tinggal milih saja, mau menikmati makan siang sambil lihat binatang apa...wkwkkwkw... Selain convenience store, seperti halnya tempat rekreasi lainnya, di Taipei zoo juga ada souvenir store yang menjual berbagai pernak pernik berbau binatang.  Harganya juga tidak terlalu mahal, walau tidak semurah kalau kita beli di pasar oleh-oleh, tapi jauh lebih murah dari harga di pusat oleh-oleh airport. Favorit saya adalah pernak pernik bergambar panda lengkap dengan namanya Tuan Tuan dan Yuan Yuan. Lucu-lucu semua, walau dibandrol lebih mahal dari pernak pernik binatang lainnya. Kalau mau yang lucu dan murah, belilah pernak pernik penguin di areal penguin house. Harganya mulai NTD 30. Saya membeli 1 penguin egg (yg belakagan saya menyesal cuma beli 1), yang katanya telur itu bisa menetas kalau diisi air containernya dan akan keluar penguin kecil dari dalamnya, penguinnya juga bisa membesar seiringnya waktu. Ini bukan penguin asli, tapi mainan ini asli lucu sekali, wkwk.. gak heran anak-anak kecil setempat banyak yang minta dibeliin ortunya dan sekali beli bisa beberapa telur. Sampai tulisan ini saya ketik, saya baru merendam telur 1,5 hari yang lalu dan kondisi penguinnya ya masih kecil putih gitu. Nanti kalau sudah besar dan sudah berbentuk sempurna akan saya pajang di blog ini deh fotonya.

Kalau saya lihat, pengunjung Taipei zoo ini ada 3 kelompok besar. Yang pertama kelompok ortu sayang anak, yang bela-belain bawa anaknya keliling kebun binatang walau hujan deras, sampai semua kompak pakai jas hujan, yang bawa stroller sampai ditutupin plastik bening strollernya. Kelompok kedua kelompok muda-mudi, kebanyakan sih berpasangan, ke Taipei zoo buat pacaran, wkwkkw..gak heran di Meteor Garden dulu, Sanchai mengajak Tao Ming Tse ke Taipei zoo buat jaga anak sekaligus pacaran. Memang kenyataannya orang sana menjadikan kebun binatang sebagai tempat pacaran juga. Cocok sih, mengingat jalannnya panjang, arealnya luas perlu waktu minimal 1/2 hari untuk explore semuanya ^^. Kelompok ketiga adalah para turis seperti saya ini, yang datang dari luar kota bahkan luar negeri, ciri-cirinya biasanya paling rempong tiap belokan liat peta, atau bahkan berhenti di tengah jalan sambil mendiskusikan jalur di peta.

salah satu gambar lucu penunjuk lokasi toilet di Taipei zoo ^^

Wufenpu Wholesaler District

Setelah makan siang, saya melanjutkan ke Wufenpu wholesaler district yang dapat dituju lewat MRT Houshanpi station. Niat hati ingin belanja banyak di Wufenpu karena infonya barang-barang disini harganya murah, untuk baju bisa dapat dengan harga 30ribuan dan bagus-bagus. Saya sih rencananya mau beli scarf yang harganya 50 NTD. Tapi kenyataanya saya hanya membeli 1 baju di Wufenpu, itupun karena saya tau baju itu made in Korea, dan memang baju yang sulit dicari ditempat lain dengan harga NTD 100.

Sejauh mata memandang, saya tidak menemukan toko yang menjual syal dengan harga NTD 50, kecuali harga yang dipasang masih bisa ditawar lho ya. Rata-rata toko serempak memasang tulisan NTD 100 untuk syal dan baju. Saya sudah mencoba menawar di beberapa toko dan tidak berhasil, mungkin karena belinya 1 doang. Menurut saya baju disana biasa saja. Memang untuk coatnya unik-unik dan lucu, cocok bagi yang mau traveling di musim gugur. Tapi kalau dipakai di Indonesia, menurut saya coat tersebut kurang cocok, karena model dan ketebalannya gak sesuai dengan suhu di negara kita.  Harga coat disana mulai NTD 500.
Semua pakaian yang ada mayoritas made in China, jadi jangan berharap menemukan pakaian branded disini. Semuanya bermerek China, hanya ada beberapa yang dari Korea. 

Wufenpu ini sebenarnya adalah kompleks pertokoan yang menjual berbagai pakaian, tas dan aksesoris. Jadi jangan membayangkan satu pusat perbelanjaan gede. Toko-tokonya berjejer, berhadap-hadapan dan terdiri dari beberapa blok. Barang-barang yang dijual menurut saya sebagian besar bisa ditemukan di Mangga dua, hanya saja model yang ditawarkan disini lebih bervariasi dan harga lebih miring. Ya, cocoknya bagi penggermar Mangga dua di Jkt dan Pasar Atum di Sby. Bajunya modelnya lebih ke arah chibby-chibby gitu. Yang pasti saya sudah menduga sejak awal kalau Wufenpu bakal seperti ini dan memang saya tidak punya ekspektasi lebih terhadap tempat ini, Kalau saya disuruh milih tempat berbelanja, saya lebih memilih untuk belanja di Ximending, yang kawasannya lebih ok dan cozy dengan harga yang hampir sama, hanya saja pilihannya tidak sebanyak di Wufenpu. Karena itu pula,setelah dari Wufenpu saya langsung ke Ximending.


Ximending

Ini adalah kali keduanya saya mengunjungi Ximending. Jadinya saya sudah tau toko mana yang akan saya tuju. Tujuan utama saya kesini adalah membeli boot yang kemarin saya incar..hehehe... harga bootnya cukup murah mulai NTD 200 - 600 (IDR 70.000 - 210.000), tapi seperti biasa bermerek Cina semua. Kalau dilihat dari bahannya sepertinya cukup kuat dan nyaman untuk dipakai. Modelnya juga beraneka ragam, mulai dari yang polosan sampai yang lucu-lucu ada semua. Bukan cuma boot tapi berbagai model sepatu, sandal, high heels juga ada dan kisaran harganya kurang lebih segitu.

Tujuan lainnya adalah mencari toko yang menjual kaos-kaos bertuliskan Taiwan yang bisa buat souvenir. Toko ini baru kita temui setelah mengitari Ximending, dan kalau saya disuruh menunjukkan arahnya lagi, dijamin gak ingat sama sekali karena gak sengaja ditemukan. Di toko ini selain menjual kaos-kaos untuk souvenir, dia juga menjual berbagai sarung tangan, kaos kaki, stocking dengan harga yang cukup murah juga.  Sampai hari ini saya masih menyesal kenapa tidak membeli sarung tangan waterproof yang bisa saya pakai untuk bekal winter trip saya suatu hari nanti. 

Bagi saya, tempat shopping favorit selama di Taiwan adalah di Ximending, karena di kawasan ini toko-tokonya lengkap mulai dari toko-toko branded, 1 harga (seperti Daiso), toko-toko pakaian, aksesoris dengan harga murah, cafe-cafe, depot, penjual makanan keliling, sampai toko elektronik juga ada di kawasan ini. Jadi, kalau misalkan kedepannya saya dapat wangsit untuk ke Taipei lagi, yang akan saya kunjungin untuk berbelanja sudah pasti adalah Ximending, bukan Wufenpu ataupun pasar malam.


Taoyuan International Airport

Selesai last minute shopping, saya buru-buru kembali ke hostel untuk packing. Kenapa bisa menumpang packing di hostel? Karenanya saya sudah terlanjur booking hostel sampai hari terakhir saya ini, dan baru last minute saya memutuskan untuk menginap di airport. Kalau dihitung-hitung dengan ongkos rental locker kurang lebihlah, apalagi mengingat koper rekan saya tidak akan muat di dalam locker. 

Selesai packing, saya segera menuju ke Taipei west bus station untuk naik Bus Kuokuang ke Taouyang Airport. Yang untungnya kali ini, saya sudah gak pake nyasar menuju west bus station tersebut.

Malam ini, saya akan mencoba untuk menginap di airport untuk pertama kalinya dalam sejarah traveling saya. Sebelumya saya pernah menginap selain di hotel/hostel, tepatnya di McD KL Sentral. Saya memilih untuk menginap di terminal kedatangan terminal 2 Taoyuan Airport dengan alasan terminal ini lebih ramai dan lebih baru dibanding terminal 1, apalagi saat ini terminal 1 masih di renovasi (Saya akan kembali ke Jakarta dengan Garuda Indonesia, melalui terminal 1). Alasan terselubung lainnya adalah saya belum sempat menemukan Hello Kitty check in counter punyanya Eva Air yang adanya di terminail 2. hehehehe...
Terminal 2 - Taoyuan Airport tengah malam

Malam itu, dengan sukses jaya saya begadang lagi sampai pagi. Sudah berusaha untuk tidur, tapi siapa sangka ketika saya sudah hampir terlelap ada suara keributan segerombolan kelompok tur dari RRC yang baru tiba tengah malam itu yang suaranya berisiknya minta ampun. Akhirnya batal deh saya tidur. Padahal kalau dilihat sekeliling, orang-orang yang juga menginap di bandara malam itu tidak ada yang terbangun cuma saya doang yang bangun. Nasib dah...

Taoyuan Airport cukup aman untuk menginap, karena ada security dan polisi yang menjaga selama 24 jam. security ini malah mondar mandir di terminal kedatangan non-stop sepertinya jalur jalannya dia, dari ujung ke ujung, ketika sampai ujung kembali lagi ke jalur semula. Salut untuk Bapak security sana. Sejauh yang saya lihat, kalau mau menfinap di Taoyuan Airport, tempat yang paling nyaman memang di terminal kedatangan karena ada banyak kursi berjejer, kalau di terminal keberangkatan jarang banget. Jangan khawatir nyasar di Taoyuan Airport, karena selain menyediakan brosur airport map, mereka juga menyediakan interactive map dengan touch screen yang menunjukkan jalur untuk mencapai tempat yang kita tuju dengan jelas. Kalau masih bingung petugas bandara juga akan membantu kita, hanya saja jangan harap mereka bisa berbahasa inggris dengan lancar ya, karena teman saya yang mencari prayer room saat itu sampai kebingungan dengar penjelasannya. Benernya teman saya ini tidak bertanya pada petugas itu, tapi mungkin karena si petugas melihat teman saya mengotak atik interactive map sendirian, si petugas menghampirinya dan menawarkan bantuan.
Self check in counter - Eva Air
Khusus untuk penumpang Hello Kitty Jet - Eva Air

Keesokan harinya, saya kembali berburu makanan di 7-eleven dan saya juga menemukan jelly plum untuk oleh-oleh di sana. Harga jelly plum (manisan yang dilapis agar-agar) per kotaknya adalah NTD 200. Selain jelly plum, disana juga menjual mochi, pinapple cake, dan berbagai tea. Buat yang tidak sempat beli oleh-oleh, oleh-oleh makanan seperti ini juga bisa dibeli di toko duty free di dalam terminal keberangkatan. Saya kemarin sih hanya membeli titipan papa saya, Kaoliang ciu (Kaoliang liquor). 

Perjalanan saya di Taiwan diakhiri dengan menaiki pesawat GA kembali ke Jakarta, yang lagi-lagi cukup mengecewakan dan menyiksa saya karena saya harus duduk di kursi yang tidak bisa dimiringkan, karena kursi ini terletak di depan jendela darurat. Apes banget deh. Belum lagi ditambah penumpang di sebelah saya ini Bapak-bapak yang sekali tidur gak bisa diganggu gugat sama sekali, sampai saya tidak bisa ke kamar kecil karena gak bisa melewati Bapak ini. Tapi heran aja setiap kali pramugari membagi makanan Bapak ini selalu bangun..huh..


Demikian perjalanan saya selama 6 hari di Taiwan, overall perjalanan ini memberi pengalaman tersendiri buat saya. Tapi kalau ditanya apakah saya mau kembali ke Taiwan suatu hari nanti. Hmmmm.... bagi saya Taiwan itu menyenangkan, nice to see selama kita belum pernah ke sana. Kalau untuk mengulang ke sana sepertinya saya akan berpikir dua kali ^^. Mungkin pendapat saya ini dipicu karena saya sudah pernah ke Korea Selatan. Kata orang bagi yang sudah pernah mengunjungi Jepang, Korea, apalagi RRC, mengunjungi Taiwan pasti akan terasa hambar.

Kalau boleh membandingkan untuk pemandangan alam, saya lebih memilih pemandangan alam di Bali dan Bromo. Untuk wisata kuliner, saya lebih memilih Korea yang makanannya lebih eksotik rasanya. Untuk shopping, entah mengapa saya lebih menyukai chinatown di Singapura untuk pernak pernik dan Changi city point untuk outlet. Untuk wisata budaya tentu saja saya lebih memilih budaya Indonesia, dan untuk LN saya lebih memilih Korea Selatan (mungkin kalau suatu hari nanti saya mengunjungi RRC, saya akan lebih memilih RRC ^^ - yang kata orang jauh lebih bagus peninggalan budayanya). Untuk lifestyle, saya lebih memilih Singapura. Jadi, apa dong yang jadi favorit saya selama di Taiwan ? The one and only, I love Taipei Zoo (^^)v . Kalau mau ditanya kebun binatang mana yang saya kunjungi tanpa sewot dengan bau binatang, kotor dan lain-lain, saya jawab Taipei zoo. Mungkin Taipei zoo akan jadi satu-satunya kebun binatang favorit saya, wkwkw mengalahkan kebun binatang di negara-negara lain, mungkin banyak yang sama bersihnya, hanya saja Taipei zoo ini sangat luas, koleksi binatangnya sangat banyak, kebersihannya terjaga, arealnya menyenangkan, gampang dituju dan yang terpenting tiket masuknya murah ^^.

Taiwan, Thank you for giving me an opportunity to visit you !!!



























No comments:

Post a Comment