Wednesday, June 19, 2013

Silent trip - Nyepi 2013

Akhirnya saya berkesempatan untuk turut menyepi bersama rekan-rekan yang beragama Hindu di pulau dewata.Tahun 2013 ini hari raya Nyepi jatuh pada tanggal 12 Maret 2013. Kalau biasanya orang-orang pada menghindari mengunjungi Bali di saat Nyepi, saya malah sengaja ke sana untuk mengalami sendiri bagaimana sih perayaan Nyepi di pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu tersebut. 

Saya berangkat ke Bali dari Surabaya pada tanggal 11 Maret 2013 dengan penerbangan pertama Airasia, jadi sekitar jam 9 pagi saya sudah tiba di bandara Ngurah Rai. Kali ini tiket Airasia saya rute SUB-DPS-SUB harganya sangat murah, yaitu IDR 43000 (pembayaran dengan cc, kalau dengan klikbca hanya 10rb), dengan pembelian 1 tahun sebelumnya ^^. Itinerary saya di Bali kali ini cukup sederhana, tidak sepadat biasanya, karena tujuan dari trip ini memang untuk 'semedi' aka. doing nothing, maunya bengong saja di hotel sambil menikmati fasilitas yang ada.  Berikut itinerary-nya :

11 Mar : Bandara - Pura Luhur Uluwatu - Kuta - Novotel Tg Benoa
12 Mar (Hari Raya Nyepi) : Novotel Tg Benoa
13 Mar : Check out Novotel - Kuta - Tune Hotel Double Six 
14 Mar : Bandara 

 
Rute pertama Pura Luhur Uluwatu, saya mengunjungi Uluwatu karena rekan seperjalanan saya belum pernah kesana, saya sendiri sudah mengunjungi Pura ini pada kunjungan pertama saya ke Bali tahun 2009. Pura Luhur Uluwatu sangat sepi ketika saya tiba disana, tidak ada seorang turis pun, pemandangan yang sangat jarang ditemukan di objek wisata populer ini. Menurut petugas setempat, tempat ini sepi dikarenakan ini 1 hari sebelum Nyepi, orang-orang pasti menghindari perjalanan keluar kota karena pasti akan terjebak macet nanti pulangnya. 
Sama seperti kunjungan saya yang pertama ke pura ini, kawasan pura ini tetap menawan dengan pemandangan ke Lautan yang memanjakan mata. Selesai berkeliling di kawasan Pura, saya segera menuju ke Kuta untuk membeli ransum persiapan menyepi 1,5 hari di Novotel Tg Benoa. 
Pemandangan di Pura Luhur Uluwatu


Driver yang membawa saya pun hari itu minta ijin agar perjalanan hari itu bisa diselesaikan paling lambat jam 1 karena dia sendiri perlu persiapan untuk perayaan Ogoh-Ogoh. Saya memaklumi hal ini, toh memang kalaupun dipaksakan kita tidak dapat kemana-mana lagi hari itu, menurut info yang saya dapat jalan-jalan sudah akan dipenuhi dengan perarakan Ogoh-Ogoh mulai pukul 4 sore dan sudah dipastikan macet dimana-mana.  Karenanya saya langsung menuju ke Kuta untuk membeli ransum, dan sayangnya mall-mall hari itu baru akan buka pukul 11 siang dan akan tutup di jam 1. Jadi deh akhirnya ransum dibeli di Circle K dan Burger King 24jam. Setelah itu kita lansung menuju ke Novotel Tg Benoa.


Seperti namanya Novotel Tanjung Benoa terletak di kawasan Tanjung Benoa yang terkenal dengan olahraga airnya. Saya memilih hotel ini, karena diantara hotel Accor lainnya, hanya hotel ini yang terletak langsung di tepi pantai. Kenapa hotel Accor ? Karena saat itu yang lagi ada promo cuma hotel Accor grup, dengan super sale up to 40%, hehehe...
Novotel Tanjung Benoa memiliki 2 gedung utama yang dipisahkan oleh jalan umum, dengan 1 gedung yang memiliki akses langsung ke fasilitas-fasilitas utama hotel seperti kolam renang, fitness center, restaurant & bar, spa, amusement, beach club, pantai, vila dan 1 gedung lainnya terdiri dari guest room, kolam renang, bar, dan tennis court. Kamar saya terletak di gedung kedua ini, jadi kalau mau ke pantai harus menyebrang jalan dulu. 
Kamar disc 40% saya di Novotel

Jadwal saya sore hari itu adalah melihat pawai Ogoh-Ogoh, yang ternyata hanya berlangsung sebentar karena memang biasanya di setiap banjar (desa) hanya membuat 1 Ogoh-Ogoh. Kalau mau lihat Ogoh-ogoh yang banyak harus ke Denpasar karena biasanya akan ada lomba Ogoh-Ogoh disana. 
Ogoh-Ogoh di depan Mercure Kuta Beach

Dua hari menginap di hotel ini saya bisa menyimpulkan kalau saya orangnya tidak cocok dengan hotel yang berdesain etnik, dengan atap rumbia, kursi rotan, dkk. Novotel Tg Benoa ini memiliki desain ala rumah-rumah Bali. Saya tidak suka hotel seperti ini karena bangunan model begini sudah pasti banyak serangga-serangganya. Baik di kamar maupun di restaurant saya bolak balik menjadi sasaran nyamuk-nyamuk hutan yang besar-besar itu dan banyak sekali semut bahkan di meja makan saja juga banyak semut. Baru kali ini saya makan di hotel berbintang 5 yang meja makannya banyak semut. Saya sebut banyak semut karena tiap kali kita meletakkan makanan, semut itu akan langsung berdatangan..hiii.. merinding saya ngeliatnya. Jujur, saya menyesal telah memilih hotel ini hanya dikarenakan hotel ini punya akses langsung ke pantai. Sebagai info saja di hari raya Nyepi tidak boleh ada aktivitas di Pantai, jadi sebenarnya tidak ada gunanya memilih hotel yang letaknya di tepi pantai. 
Nih biar pada percaya booking invoice Tune Hotel saya: IDR 1210.

Setelah 2 hari menginap di Novotel dengan aktivitas utama bangun - nonton tv - berenang - makan - nonton tv - tidur, hari terakhir saya mencoba menginap di daerah double six, Legian, tepatnya di Tune Hotel. Saya memilih hotel ini juga karena saat itu sedang ada promo IDR 1000, percaya atau tidak, biaya menginap saya di hotel ini memang hanya IDR 1000 - ini adalah rekor hotel termurah saya. Amazing !!! segala kekurangan hotel ini, saya terima apa adanya deh mengingat bayarnya hanya 1000 perak. Yang pasti kalau ditanya apakah saya mau menginap di sana lagi, saya jawab tidak (alasannya via pm saja ya ^^).

Kamar senilai IDR 1000 ^^


Dari perjalanan saya selama 4 hari 3 malam di Bali kali ini, saya membuat beberapa catatan penting yang perlu diingat apabila saya berencana ke Bali di saat Nyepi tahun-tahun berikutnya (ini akan saya tulis dalam tulisan tersendiri di sini). Yang pasti, menurut pendapat saya, silent trip (sebutan saya untuk perjalanan 1 hari saat hari raya Nyepi di Bali) ini sangatlah cocok bagi orang-orang yang benar-benar ingin mendapatkan ketenangan, yang tidak mau ada gangguan dari siapa pun. Nyepi di Bali memang sangat berkesan, pulau dewata yang biasanya penuh dengan hiruk pikuk kendaraan bermotor, turis berlalu lalang seketika selama 1 hari menjadi sepi bagaikan kota mati. 1 cahaya lampu pun tidak ada yang terlihat. Luar biasa !! jangankan cahaya lampu, channel televisi saja tidak ada. Saya pribadi, kalau punya kesempatan, ada promo tiket dan hotel yang menarik, saya berencana untuk ke Bali lagi di Nyepi 2014. 






No comments:

Post a Comment