Thursday, May 19, 2016

My Solo Trip to Japan: Tokyo edition

 11 days Japan 1st summer trip - Part 1


Summer Japan Solo trip - Part 1 - 4D3N Tokyo - searah jarum jam: Nijubashi Bridge, Tokyo Tower, Ueno Park, Kaminarimon Gate, LINE Friends Harajuku, Meiji Jingu Shrine, Hachiko Statue, Tokyo Skytree, Asahi Building

Udah pada tau kan kalau bulan Juli-Agustus 2015 kemarin saya jalan-jalan ke Jepang sendirian bermodalkan itinerari buatan sendiri dan NEKAD. Itu adalah kali pertamanya saya ke Jepang. Sebelum ini, saya sudah membahas sedikit tentang trip ini lewat tulisan Solo trip ke Jepang? Siapa takut!, Solo trip to Universal Studio Japan, dan Japan, expensive?!
Tokyo adalah kota pertama di Jepang yang saya kunjungi. Di sini saya tinggal selama 4 hari 3 malam, masing-masing menginap 2 malam di Khaosan Tokyo Original di daerah Asakusa dan 1 malam di First Cabin Akihabara.

Itinerari selama di Tokyo:

Hari pertama (day 2 trip)
Haneda Airport – check-in Khaosan Tokyo Original -  Tokyo Imperial Palace East Garden - Tokyo Metropolitan Government (TMG) Building & Tourist Information center - Takeshita Dori street (Harajuku) - Omotesando.



Hari kedua (day 3 trip)
Kaminarimon gate - Nakamise-dori arcade - Sensoji Temple (Asakusa Kannon Temple) - Meiji Jingu Shrine - Snoopy Town Harajuku - Shibuya crossing & Hachiko statue - Nijubashi bridge - Tokyo Tower (hanya foto diluar saja ^^ tidak naik ke observatori).

Hari ketiga(day 4 trip)
Check-out Khaosan Tokyo Original - Ueno Park - Honda Welcome Hall - Sony Building – Asakusa Tourist Information Centre –  Konica Minolta Planetarium 'Tenku' di Tokyo Sky Tree - Check-In First Cabin Akihabara – Akihabara.

Hari keempat (day 5 trip)
Check-out First Cabin Akihabara – Tokyo station – go to Kyoto by shinkansen.

Itinerary trip Jepang secara keseluruhan dapat dibaca di link ini.


Berikut detail untuk tiap lokasi yang saya kunjungi:

Bandara Haneda
 Haneda International Airport - Tokyo

Saya tiba di bandara Haneda pagi-pagi dan proses imigrasi berlangsung lancar, hanya saja pengambilan koper memakan waktu sekitar 20 menit karena koper saya gak muncul-muncul. Setelah koper sudah ditangan, saya bergegas ke ruang kedatangan dan mencari loket JR untuk menukarkan JR pass saya (selengkapnya mengenai JR Pass dapat dibaca di sini). Proses disini cukup cepat dan mudah. Setelah itu saya segera menuju ke Keikyu Tourist Information Center (TIC) untuk membeli Tokyo subway 3-day ticket + Keikyu line 1 way ticket. Proses pembelian di sini juga cukup mudah dan cepat karena petugas punya daftar pilihan discounted ticket dalam bahasa Inggris dan petugasnya juga bisa bahasa Inggris. Kelar membeli tiket saya langsung menuju ke stasiun subway yang akses masuknya tepat di sebelah TIC.

Kesan saya terhadap bandara Haneda ini, bandaranya bersih, petunjuknya jelas karena ada petunjuk berbahasa Inggris. Mengenai luasnya, saya tidak dapat berkomentar karena hanya sebentar di sana. Tapi yang pasti dari segi kesan pertama cukup bagus walau masih jauh lebih bagus Changi ^^ (ini bukan cuma pendapat saya loh ya.. terbukti Changi Airport selalu meraih peringkat pertama dalam survey Best Airport di dunia).

Petunjuk di subway station juga cukup jelas dan semua ada petunjuk bahasa Inggrisnya. Untuk Tokyo subway seluruh station punya petunjuk berbahasa Inggris, begitu juga pengumuman dalam kereta. Ada yang menarik dari Tokyo metro, logonya cute banget seperti pita berwarna biru.

Kalau menemukan logo pita imut ini di pinggir jalan, berarti tempat itu adalah exit Tokyo Metro ^^ (Photo credit: Wikipedia)


Khaosan Tokyo Original
Ini pemandangan yang menunggu kalian kalau menginap di Khaosan Tokyo Original

Khaosan Tokyo Original ini letaknya ada di daerah Asakusa dan berada di tepi sungai Sumida. Bangunannya boleh tidak terlalu luas, tapi pemandangan yang ditawarkannya adalah yang paling breathtaking. Dari jendela kamar saya dan juga rooftop hostel ini dapat terlihat jelas pemandangan Sumida river, Asahi building dan Tokyo Skytree. Hostel ini bisa jadi salah satu hostel yang menawarkan pemandangan terbaik saat Sumida river fireworks festival di bulan Juli, sayang kemarin saya tiba di sana satu hari setelahnya ㅠㅠ. Selengkapnya tentang hostel ini dapat dibaca di sini.

Akses: Asakusa station (A18,G19) – exit A2B (with elevator).


Tokyo Imperial Palace East Garden
Imperial Palace East Garden - biasa banget kan kalau di musim panas >_<

Sesuai namanya, tempat ini adalah taman istana kerajaan Jepang di Tokyo. Tempat ini free of charge, tapi ketika masuk ke sini kita tetap perlu mengambil kartu tanda masuk di loket penjaga dan mengembalikannya lagi saat kita keluar - jadi jangan sampai hilang ^^. Saya sebenarnya punya ekspektasi yang cukup tinggi waktu ke sini. Tapi sayang, ternyata taman ini di musim panas tidak berhasil memukau saya. Tempat ini konon katanya sangat indah di musim semi dan musim gugur, tapi sayang di musim panas yang ada hanya daun-daun dan pepohonan hijau dan cuaca yang luar biasa panas. Saya berharap saya bisa melihat sebagian kecil dari bangunan istana tapi selama 1 jam saya mengitari tempat ini yang terlihat hanya benteng dan pepohonan.

Tips: tempat ini cukup luas, jadi siapkan energi kalian sebelum ke sini. Jangan lupa bawa air minum dan bekal juga hehehe.. Buat yang gak puas cuma jalan-jalan di east garden-nya saja bisa mengikuti Tokyo Imperial Palace free guided tour dengan reservasi terlebih dahulu di website ini: http://sankan.kunaicho.go.jp (1 bulan sebelum yaa.. ^^kalau mepet biasanya udah full booked). Saya tidak merekomendasikan untuk mengunjungi garden ini di musim panas, karena pemandangannya bakal biasa saja. Menurut info saat terbaik adalah di musim semi dan gugur.

Akses: Otemachi station (I09,C11,T09,M18,Z08) exit C13a + walk.
Opening hours: 9am – 5pm (close: Monday, Friday).


Tokyo Metropolitan Government (TMG) Building dan Tourist Information Center (TIC)
View Tokyo dari TMG Building

Tempat ini adalah salah satu alternatif tempat dimana kita bisa melihat view kota Tokyo dari atas, dan ini adalah alternatif yang bebas biaya ^^. Alternatif lainnya adalah observatori di Tokyo Sky Tree dan Tokyo Tower yang keduanya berbayar. 

Observatori TMG building ada di lantai 45 dan terbagi menjadi dua observatori, utara dan selatan karena bangunan TMG ini berupa menara kembar di bagian atasnya. Sebelum naik ke lift yang dikhususkan untuk akses ke observatori, kita harus melewati proses screening di security terlebih dahulu. Masing-masing observatori punya lift akses tersendiri. Jadi, kalau mau mengunjungi keduanya, harus mengantri dua kali.

Seperti halnya observatori pada umumnya, di TMG building ini juga dilengkapi dengan jendela kaca besar dimana kita bisa langsung melihat pemandangan Tokyo dari atas. Di TMG ini juga dilengkapi dengan keterangan nama tempat yang sedang kita lihat dalam bahasa Inggris. Sayang saat saya ke sana gunung Fuji yang seharusnya dapat terlihat di kejauhan tidak tampak karena memang peluang untuk melihat gunung Fuji di musim panas dari kejauhan adalah hampir 0% (that’s why I don’t want to go to 4 seasons country in summer anymore x_x).

Setelah mengunjungi observatori, di rute balik menuju ke lantai bawah, kita akan melewati Tourist Information Center di lantai 2 gedung ini - untuk turun, lift hanya bisa digunakan sampai lantai 2, selanjutnya kita harus turun dengan eskalator. Di sini, saatnya fakir brosur mulai bekerja hahaahaa.. saatnya mengumpulkan brosur wisata dan bertanya.

Saya agak kecewa dengan petugas TIC ini karena mereka tidak memberikan solusi untuk permasalahan saya. Saat itu saya meminta tolong mereka untuk membantu akses ke website Universal Studio dalam bahasa Jepang agar saya dapat membeli express ticket, tapi mereka menolak dengan alasan mereka tidak diperbolehkan untuk membantu reservasi tiket, sampai akhirnya setelah saya ngotot, dan saya coba akses sendiri - jadi saya cuma pinjam komputer mereka dan mereka hanya membantu menerjemahkan. Saya kecewa karena kalau pertanyaan serupa saya tanyakan di TIC kota lain atau negara lain mereka akan membantu menanyakan ke tempat tersebut setidaknya.

Saking rapinya jadi kayak Lego ya?!
Tips: 
karena ada screening sebelum naik lift, jadi, kalau mau ke sini usahakan jangan bawa barang banyak – banyak ya, apalagi kantong belanjaan yang banyak, dijamin bakal jadi tontonan orang banyak barang belanjaan kita. Semua barang bawaan akan di cek satu per satu, seluruh isi dalam kantong tas harus ditunjukan ke petugas satu per satu. Saya sendiri termasuk yang paling lama proses screeningnya karena tas saya isinya super random ala kantong ajaib wkwk.

Akses: Tochomae station (E28) – exit 4 (directly connected).








Takeshita Dori street (Harajuku)
Takeshita Dori
Semua pasti pernah mendengar tentang Harajuku kan? Jalanan yang dipenuhi oleh anak-anak muda Jepang yang berpakaian dan berdandan unik ala cosplay, princess dll. Jalan ini sebenarnya namanya Takeshita Dori dan aslinya sangat padat dengan orang-orang yang berlalu lalang, baik orang lokal maupun turis. Di sepanjang jalan ini juga dipenuhi toko-toko yang menjual berbagai macam barang, dari pakaian, pernak pernik sampai snack-snack dengan display yang sangat menggoda hati fiuh... (yang lagi diet siap-siap gagal diet ^^).

Setelah cukup tergoda dengan berbagai makanan yang ditawarkan di sepanjang jalan, akhinya saya berhenti juga untuk mencoba ice cream creepes yang punya display super menggoda ini. Karena cuaca yang sangat panas (melebihi panasnya di tengah pantai di Bali jam 12 siang – saya gak lebay, klo gak percaya coba aja ke sana saat summer) es krim pun cepat banget melelehnya.. alhasil kudu cepat-cepat makannya.



Marion Crepes Harajuku yang bikin ngiler dan galau milihnya soalnya pilihannya banyak dan kelihatan enak semua

Toko yang gak boleh dilewatkan untuk dikunjungi adalah Daiso. Daiso Harajuku ini termasuk cukup besar dan cukup banyak koleksinya. Tapi kalau memutuskan untuk belanja di sini, bersiaplah untuk antre yang cukup panjang.
Selalu ingin ke LINE store yang di Seoul, tapi kesampaiannya malah yang di Harajuku

Selain Daiso ada juga LINE Friends official store yang menjual berbagai merchandise original LINE. Entah kenapa saya selalu pengen pergi ke LINE store yang di Korea tapi kesampaiannya malah di Jepang dan tidak terencana pula. 


 
Suasana sale di Harajuku - Belanja diskonan ala Misae ^^



Tak jauh dari Harajuku, saya menemukan departemen store yang lagi sale gede-gedean. Suasananya persis kayak di cerita Crayon Shinchan, orang-orang pada berebutan memilih pakaian seperti halnya ‘Misae’ hahaa… penjualnya sampai berdiri di atas kursi, memasarkan barangnya pakai pengeras suara dan para pembeli juga cukup berteriak, saya mau yang itu, maka baju pun langsung dilempar ke pembeli. Dahsyat deh pokoknya! Saking penasarannya saya pun ikutan masuk ke kerumunan dan ternyata baju-baju itu serba JPY 1000 (sekitar IDR 110.000) bahkan ada yang buy 1 get 1, dengan model-model yang kalau dikita masih new arrival, bahkan beberapa ada yang baru masuk beberapa bulan setelah saya kembali dari Jepang. Apakah saya ikut belanja di sana? Hmm.. Cuma berhasil merebut satu baju atasan hahaa.. kudu kursus sama mamanya Shincan dulu ^^.
Gak siang gak malam - venue sale tetap rame pengunjung ^^

Akses: Harajuku station (JR exit), Meiji Jingu Mae station (C03, F15) JR exit – Takeshita Dori Street letaknya tepat di depan stasiun ini.


Snoopy Town
Snoopy Town - surganya penyuka Snoopy ^^ - Ini boneka Snoopy yang gagal saya dapatkan waktu mainan uji ketangkasan di Universal Studio Japan hiks...


Toko lainnya adalah Snoopy Town yang terletak di basement Kiddy Land. Ini adalah toko yang menjual pernak pernik Snoopy terlengkap yang pernah saya masuki, terlengkap kedua setelah Universal Studio Japan, tentunya dengan harga yang sedikit lebih manusiawi. Penggemar Snoopy wajib mengunjungi tempat ini, dijamin bakal kalap.. hahaha…  Saya baru menemukan tempat ini setelah mengunjungi area Harajuku kedua kali di hari kedua saya di Tokyo (setelah mengunjungi Meiji Jingu). Sebagai penggemar Snoopy saya menghabisksn waktu hampir 2 jam di sini dan keluar dengan sekantong besar barang belanjaan di tangan hahahha… sebagai info saja, jangan mengharapkan kalau barang-barang yang anda temui di sini adalah made in Japan, sebagian besar adalah made in China, sisanya Korea dan hanya beberapa yang made in Japan.
Snoopy Town store di Kiddy Land - Harajuku

Kiddy Land Harajuku - toko ini gak cuma jual pernak pernik Snoopy, tapi ada juga karakter lainnya seperti sanrio, dkk



Kaminarimon Gate
Kaminarimon Gate - Asakusa

Tempat ini jadi salah satu tourist spot favorit di daerah Asakusa. Tempat ini gak jauh dari Khaosan Tokyo Original dapat ditempuh dengan jalan kaki. Kaminarimon Gate ini adalah sebuah gerbang berwarna merah yang ditengahnya terdapat lentera besar yang juga berwarna merah. Gerbang ini menjadi simbol dari Asakusa.  (Free of Charge).


Nakamise-dori Arcade
Nakami dori Arcade - tepat berada - siap menunggu anda di belakang Kaminarimon Gate



Nakamise-dori arcade ini letaknya tepat di belakang Kaminarimon Gate dan di depan Sensoji temple atau Asakusa Kannon Temple. Tempat ini berupa sederet kios-kios yang menjual souvenir, yukata, makanan khas, snack dan pernak-pernik. Saya kemarin membeli mainan anjing lucu yang bisa bergerak, menggonggong, loncat dan menggerakkan ekornya di tempat ini. Harga barangnya menurut saya cukup wajar, kalau dibandingkan dengan harga barang serupa di toko mainan di Indonesia hehee… lucu banget anjing kecil ini, pengen rasanya beli 1 lagi buat saya sendiri hahahaa… *ingat umur bu.. ingat umur ^^*
Ini cute baby retriever doll yang bikin mupeng

Biar panas dan matahari lagi terik-teriknya, Nakamise dori tetap ramai pengunjung


Sensoji Temple (Asakusa Kannon Temple)

  
Sensoji Temple (Asakusa Kannon Temple)

Pengunjung temple ini sangat ramai tiap harinya. Yang menarik adalah di setiap temple di Jepang ada prosedur tertentu yang harus dilakukan pengunjung apabila ingin masuk ke dalam temple yaitu harus mencuci tangan dan mulut mereka dengan air mengalir yang biasanya ada di bagian depan temple. Walau kita tidak beragama Budha ataupun Shinto, sebaiknya tetap menaati aturan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat yang kita tuju, mengingat ini adalah tempat beribadah.


Hal menarik lainnya adalah adanya sebuah kuali tempat menancapkan dupa di depan temple yang sangat ramai dikerumuni oleh pengunjung yang berdiri sana sambil mengibaskan asap dupa ke arah wajah mereka, menurut kepercayaan asap tersebut memberi efek awet muda. Karena penasaran dengan sensasinya, saya pun mencoba hal tersebut dengan sebelumnya membeli dupa yang telah dibungkus kertas mantra seharga JPY 200/300 kalau saya tidak salah, kemudian menyalakan dupanya di perapian yang telah disediakan, sampai tahap ini masih cukup mudah untuk dilakukan. Langkah berikutnya adalah yang paling sulit, kita harus menancapkan dupa tersebut di tempat dupa yang berbentuk seperti kuali raksasa itu. Sulit karena kuali itu penuh dengan dupa yang masih menyala, space kosong hanya sedikit di bagian tepi dan tengah. Saya agak serba salah saat mencoba menancapkan dupa di sana. Kalau ditancapkan di tepi, kondisi tepi kuali yang terbuat dari logam yang luar biasa panasnya membuat saya was was kalau saya tidak mungkin bisa berhasil menancapkan dupa di sana tanpa lengan saya kena tepi kuali - dijamin bakal melepuh kalau kena >_< kalau ditancapkan di tengah, berarti lengan saya harus berada tepat di atas dupa-dupa yang masih menyala, ini sama aja kayak lagi di barbekyu. Belum lagi ditambah asap dupa yang sangat memedihkan mata. Sebagai info, dupa yang dipakai beda dengan dupa di Kelenteng dan di Pura. Dupa di sana ukurannya hanya sekitar 15cm dan berbentuk seperti cerutu yang dibungkus kertas. Kebayangkan betapa panasnya dupa itu kalau dipegang. Akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk meletakkan dupa ke dalam kuali seadanya, tanpa ditancapkan dalam-dalam. Alhasil begitu saya lepas dupanya langsung terjatuh ke pasir yang ada di dalam kuali. Hehee.. kagum deh sama orang-orang setempat yang dengan mudahnya menancapkan dupa tersebut dalam sekali percobaan. Saya sudah coba berkali-kali tetap saja tidak membuahkan hasil. Mungkin ini beda yang niat dengan yang hanya iseng mencoba. Saya lihat bule-bule dan turis RRC yang mencoba juga gak jauh beda seperti saya hasilnya. Bahkan ada yang gak berhasil sama sekali menyalakan dupanya. Hehehe..


Aktivitas lainnya yang dapat dicoba kalau kalian mau adalah Omikuji – seperti kocokan berisi stik bambu di kelenteng yang bertuliskan nomor-nomor yang setiap nomor mengacu pada ramalan tersendiri. Kalau di kelenteng, kocokannya biasanya berupa kaleng merah-seperti tempat pensil-yang terisi penuh dengan stik bambu, di Jepang, Omikuji box terbuat dari stainless steel berbentuk kaleng segi enam panjang, dengan 1 lubang kecil seukuran stik bambu yang ada di dalamnya. Saya kemarin mencoba Omikuji ini. Walau terlihat cukup mudah, saya menghabiskan waktu sekitar 15 menit shaking omikuji box baru akhirnya keluar 1 stick bambu. Lumayan juga ternyata shaking omikuji box selama 15 menit, mengingat bahannya yang terbuat dari stainless tebal. Saking lamanya, sampai saya sempat diketawai sama turis RRC disebelah saya. Tapi penantian saya tidak sia-sia karena yang keluar adalah good fortune ^^. Menurut cerita, Sensoji Omikuji ini punya probabilitas untuk mengeluarkan stik bad fortune lebih tinggi ketimbang good fortune. Saya sendiri baru tau soal ini setelah pulang ke Indonesia. 
Sensoji Omikuji - yang warna silver itu adalah Omikuji dan laci-laci kayu di belakangnya adalah tempat kertas ramalan, yang dapat diambil sesuai dengan nomor yang tertera di stik yang keluar dari Omikuji

Aturan untuk mencoba Omikuji - walau sudah ditulis seperti ini, tetap saja ada yang seenaknya sendiri waktu mencoba Omikuji - seperti langsung membalikkan tempat Omikuji.
Yang mendapatkan ramalan jelek (bad fortune) - mereka dapat mengikatkan kertas ramalan mereka di tempat ini - dengan maksud untuk mengikatkan bad fortune di tempat ini


Operating hours: main hall 6am – 5pm. Temple ground – always open.
Admission: Free.


Meiji Jingu Shrine
Main Hall - Meiji Jingu Shrine


Kalau Sensoji Temple adalah kuil Buddha, Meiji Jingu Shrine yang terletak sangat dekat dengan Harajuku ini adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk arwah Emperor Meiji dan Empress Shoken. Berbeda dengan kuil Buddha, di Kuil Shinto gapura /pintu gerbang temple yang disebut torii tidak berwarna merah.

salah satu torii di Meiji Jingu Shrine

Untuk mencapai ke hall utama kita harus melewati jalan yang dikelilingi hutan sejauh kurang lebih 1km dan beberapa torii. Di musim panas, jalan ini cukup banyak nyamuk, jadi disarankan untuk memakai insect repellant. Sebenarnya masih ada bangunan lain di kompleks Meiji Jingu ini selain hall utama, yaitu treasure house yang memamerkan barang-barang peninggalan Emperor Meiji dan Empress Shoken, tapi kemarin saya cuma mengunjungi main hall nya saja karena yang free of charge hanya hall utamanya dan karena alasan cuaca yang terlalu panas.. hehee..

Buat yang mau berkunjung ke sini, siapkan stamina untuk jalan kaki menuju hall utama dan sebaiknya membaca aturan tentang tata tertib berkunjung ke shrine ini. Ini gak cuma berlaku di Meiji Jingu sebenarnya, tapi berlaku di semua tempat ibadah. Buat yang suka foto-foto harap memperhatikan aturan dimana saja tempat yang dilarang untuk mengambil foto. Di Meiji Jingu, dilarang untuk memotret di semua tempat yang ada atapnya.
sama seperti temple dan shrine lainnya di Jepang, di Meiji Jingu juga ada tempat untuk mencuci tangan dan mulut kita - lengkap dengan petunjuk tata cara pembersihan diri yang benar.

Akses: Meiji Jingu mae station (C03, F15) exit JR atau JR Harajuku station.
Operating hours: Sunrise to sunset (Meiji shrine), 9am -4.30pm (treasure house dan inner garden).
Admission: Free (shrine). JPY 500 (Treasure House, Inner Garden).


Shibuya dan Hachiko statue

Shibuya crossing - view dari exit subway station

Yang paling terkenal dari Shibuya ini adalah tempat penyebrangannya. Hahaha.. jujur saya ke sini benar-benar tujuannya hanya karena mau melihat langsung tempat penyebrangan paling sibuk dan paling ramai di Tokyo hehe.. dan melihat sendiri patung anjing Hachiko.

Patung Hachiko
Penyebrangan di persimpangan Shibuya ini saya akui memang dahsyat luapan manusianya… dalam sekejap begitu lampu untuk penyebrangan berubah menjadi hijau, jalan raya akan dipenuhi orang-orang yang menyebrang jalan dengan gerakan yang serasi .., jangan coba-coba untuk berhenti demi selfie disini kalau gak mau ketabrak sesama penyebrang. Kalau mau selfie di tepi penyebrangan aja atau dari lantai 2 stasiun subway ^^.
Patung Hachiko - anjing yang tersohor dari Jepang dengan cerita kesetiannya pada tuannya hingga akhir hayatnya – lokasinya tepat beberapa meter sebelum penyebrangan Shibuya. Kalau ke sini lewat stasiun subway, dipastikan bakal melewati patung ini. Jangan membayangkan patung ini gede, segede landmark pada umumnya, patung ini ukurannya tidak terlalu besar, terletak di tengah-tengah smoking dan rest area. Jadi, kalau foto di sini sangat sulit mendapatkan background yang sepi dari orang-orang yang duduk-duduk.

Lokasi Shibuya ini bisa dikatakan sebagai lokasi pusat perbelanjaan di Tokyo, seperti Orchard road di Singapore atau Bukit Bintang di Kuala Lumpur. Beberapa pusat perbelanjan terkenal yang dapat ditemukan di sini: Tokyu Hands, Seibu, Loft, dll.

Tips: Karena tujuan saya ke Jepang bukan untuk shopping, saya ke Shibuya ini murni untuk melihat langsung Shibuya crossing – nyobain menyebrang bareng ratusan pejalan kaki – trus langsung balik lagi *kurang kerjaan vs udik hahahha* dan melihat patung Hachiko. Supaya saya ke sini, gak semata-mata untuk hal itu doang, saya pun beristirahat sejenak di belakang patung Hachiko sambil menikmati bekal ‘late lunch’ saya dan ngitungin orang lewat wkwk.. Menu late lunch saya saat itu adalah inari sushi dan onigiri dari convenience store (lagi ^^).  Late lunch karena terlalu semangat belanja di Snoopy town sampai lupa waktu.

Akses: Shibuya station (Tokyo Metro Z01, F16, G01 dan JR) – Hachiko Exit.



Nijubashi Bridge
Nijubashi Bridge


Sebenarnya kemarin saya hampir mengikhlaskan tempat ini, karena awalnya saya kira tempat ini ada di dalam Imperial Palace East Garden. Setelah mendalami brosur wisata yang saya dapatkan dari TIC kemarin, akhirnya saya ngeh kalau ternyata jembatan ini ada di bagian lain istana. Berhubung setelah dari Shibuya matahari masih bersinar terang, dan masih pukul 5 sore, akhirnya saya putuskan untuk ke Nijubashi station dulu demi melihat jembatan ini dan bangunan istana. Bermodalkan peta dari brosur, akhirnya saya berhasil menemukan jembatan ini. Daerah ini cukup sepi sore itu, padahal dikelilingi taman yang cukup luas, cuma ada beberapa orang pejalan kaki, dan mobil yang lewat pun agak jarang.


Sebagai info saja, jembatan ini hanya dapat dilihat dari kejauhan, hehee.. begitu juga bangunan istananya. Tapi saya cukup puas, karena saya tiba di sana ketika menjelang sunset jadi viewnya menarik banget kayak yang di brosur hehee..

Akses: Nijubashi station (C10, I08, H07).


Tokyo Tower
Tokyo Tower as seen on comic book^^
Waktu kembali dari Nijubashi bridge hari udah mulai gelap, dan karena udah terlalu banyak jalan dan melewati tangga subway yang udah gak kehitung berapa banyaknya, saya pun mulai lapar lagi ^^. Akhirnya saya putuskan untuk makan malam saat tiba di Tokyo Tower – biar ke sana gak cuma demi melihat langsung Tokyo Tower yang bolak balik muncul di kartun Doraemon dan Detektif Conan. Saya gak berniat naik ke observatorinya  karena tarifnya lumayan dan kemarin juga udah ke observatori di TMG Building (kalau ada yang free kenapa harus ke yang berbayar?! hehehe).

Tokyo Tower ini ternyata lokasinya masih sekitar 15 menit berjalan kaki dari stasiun subway terdekat dan harus melewati tanjakan saat menuju ke towernya. Mencari jalan menuju Tokyo Tower ini tidaklah sulit dari exit subway, karena cukup menuju ke arah tower merah menyala hehehe…



Ramen di Foodcourt Tokyo Tower featuring Snoopy water dari Snoopy Town ^^


Karena jalanan yang menanjak dan cuaca musim panas yang benar-benar panas, saya tiba di Tokyo Tower dengan perut super lapar. Sesuai dengan rencana, saya langsung menuju ke foodcourt yang ada di lantai dasar tower dan saatnya menghadiahi diri sendiri dengan semangkuk ramen karena udah berhasil menjelajahi Tokyo sendirian selama 2 hari^^ (entahlah namanya apa, terlalu lapar untuk mengingat). 

Cara order makanan di food court ini seperti membeli minuman di vending machine, jadi kita pilih menunya, masukan duit dan ambil bonnya untuk ditukarkan dengan buzzer. Saat buzzer menyala tinggal ambil pesanan kita di counter. Sama seperti food court di Singapura, Korea, food court di Jepang juga serba self service. Selesai makan, kita juga harus mengembalikan tray kita.
Vending machine untuk order makanan - semua dalam bahasa Jepang, untuk bahasa Inggris tersedia card berisi terjemahan bahasa Inggrisnya

Selain numpang makan, saya juga numpang ke toko souvenir dan toilet di Tokyo Tower. Harapannya kemarin toiletnya bakal wah gitu, kali aja kayak toilet di N-Seoul Tower hahaaa.. ternyata gak sih. Tapi tetap saya menemukan sesuatu yang tidak umum di tempat ini^^ .
wastafel 3in1: Water, hand soap, hand dryer dalam satu wadah


Akses: Akabanebashi station E21, exit Akabanebashi gate atau Onarimon station I06 exit A1 atau Kamiyacho station H05 exit 1.
Operating hours: 9am - 9 PM.


Ueno Park
Kiyomizu Kannondo di Ueno Park

Hari ketiga saya di Tokyo dimulai agak siang karena saya harus check out hostel dan berpindah ke First Cabin Akihabara karena Khaosan Tokyo Original full booked hari itu. Saya memutuskan untuk mengunjungi lokasi yang tidak terlalu jauh dari Asakusa untuk hari itu, biar gak lupa waktu dan bisa tiba di First Cabin sesuai waktu yang saya infokan ke pihak hotel.

Ueno Park ini merupakan kompleks taman yang di dalamnya terdapat kebun binatang, taman bermain, museum, kolam, beberapa bangunan miniatur bangunan terkenal di Jepang seperti Kiyomizudera temple dan Fushimi Inari. Ueno Park ini gede banget lokasinya, pastikan bawa peta taman sebelum ke sana dan tau mau kemana aja, kalau gak kayaknya bakal menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Saya kemarin hanya mengunjungi Bentendo, Kiyomizu Kannondo, Toshogu Shrine, Shinobazu Pond dan Tokyo National Museum (hanya di plaza-nya saja, numpang brunch doang^^).
Yang gak sempat ke Fushimi Inari di Kyoto - bisa foto-foto di sini sebagai gantinya ^^

Waktu istirahat duduk dan brunch di seberang air mancur Tokyo National Museum dengan bekal assorted sushi, saya diajak ngobrol dengan nenek yang juga lagi istirahat habis jogging keliling taman. Nenek ini orang Jepang dan awalnya dia minta tolong untuk bukain tutup botol minumannya. Yang lucunya, saya dan nenek itu paham bahasa satu sama lain padahal bahasanya beda hahahaa…. Saya ngerti aja tuh waktu dia minta tolong, trus waktu dia tanya darimana ntah kenapa jawaban saya nyambung (apa gua doang yang kegeeran yaa?!) apalagi pas dia muji kuteks saya *halah* 
Tokyo National Museum dan taman air mancurnya


Tiga hari di Tokyo, kesan saya terhadap orang Jepang masih bagus. Mereka ramah, helpful – gak sampai diantar ke tempat kayak cerita traveler Indo yang lain sih – kebanyakan kalau kasus saya, mereka yang kepo ngeliatin aktivitas saya terus tiba-tiba aja ajakin ngomong ngasih solusi atau info. Contoh waktu di kereta Keikyu line dari Haneda ke Asakusa, saya lagi ngecheck di cheating sheet saya di hp sambil ngecek keterangan di karcis dan brosur yang saya dapat di TIC, ealah bapak sebelah saya langsung bilang kalau kereta ini bisa langsung sampai asakusa gak usah ganti di Sengakuji pakai bahasa Inggris. Eaa..tau darimana coba dia, kalau gak dari kepoin hp saya dan karcis saya hahaha…
*saya bukan tipe traveler yang hobi nanya, saya akan coba cari sendiri dulu, saya akan nanya kalau saya bener-bener gak yakin atau gak nemu sama sekali - ini kebiasaan kalau jalan di tempat kita sih – sebisa  mungkin jangan keliatan seperti turis/pendatang kalau gak mau kena tourist scam ^^

Tips: 
- Sangat disarankan untuk bawa bekal makanan dan minuman klo mengunjungi taman ini. Untuk minuman benernya bisa dibeli vending machine yang ada di dekat rest area – ada Starbucks juga – dekat dengan Tokyo National Museum- tapi di sepanjang jalan dari arah Ueno Park station tidak ada vending machine sama sekali. Jadi, sebaiknya beli bekal di convenience store di sebelah exit subway^^.
- Peta taman ini dapat diperoleh di TIC di TMG Building, kalau memang berencana ke sini sebaiknya mengambil peta dan brosur Ueno park guide di TIC, daripada tiap mempelajari peta yang ada di taman - lebih baik siapkan peta sendiri - dan seenggaknya bisa jadi bahan untuk menentukan mau kemana saja.
- Toilet Ueno park adalah salah satu toilet terburuk yang saya temui di Jepang karena modelnya yang standar kayak toilet duduk umum di tempat kita. Bedanya di sana lebih bersih tapi tetap pesing dan gak ada tissuenya. Usahakan gak numpang toilet deh di sini.
Bentendo - tempat ini mungkin keliatan bagus di musim lainnya, tapi di musim panas, maaf saya harus bilang biasa

Di musim panas, tempat ini keliatan biasa banget. Seperti yang saya simpulkan di tulisan saya tentang 4 musim di link ini, ada tempat yang memang keliatan cantik, wah, di musim tertentu, tapi terlihat biasa aja di musim lainnya. Ada pula yang memang cantik di segala musim. Jadi, jangan judge satu tempat jelek atau bagus kalau baru ke sana di 1 musim atau karena kitanya yang salah memilih spot yang dituju waktu musim tertentu. Jangan bilang iklan pariwisata itu boong kalau kita gak pergi di tempat yang tepat dan musim yang sama persis kayak di foto atau CF pariwisata tersebut. Saya sih gak bilang Jepang nipu kalau gunung Fuji gak keliatan saat naik shinkansen ke Kyoto padahal udah duduk di lokasi yang benar, Imperial gardennya keliatan ijo biasa aja, selama saya belum liat sendiri taman itu sesuai promosinya di musim semi waktu sakura full bloom. 
*no mention, but I just don’t agree with them who judge something without a proper survey – I know it’s their rights to say that but I think I'm free to tell my opinion too… *

Akses: Ueno station (G16, H17).
Admission: Free. JPY 600 (Tokyo National Museum).


Honda Welcome Plaza
Honda Welcome Plaza di Aoyama Itchome - semua mobil tidak dikunci bisa dilihat sepuasnya ^^

Setelah dari Ueno park, saya ke showroom Honda di Aoyama Itchome. Agak jauh benernya dari Ueno tapi masih sama-sama dilewati Ginza line jadi saya nekad aja ke sini (baca: jarak dan tarif subway tidak jadi masalah buat saya karena saya pakai Tokyo metro 3-day pass ^^). Niat awal ke sini untuk melihat robot sales-nya. Tapi sayang , saat saya tiba di sini lagi gak ada jadwal demonstrasi, jadi gak bisa lihat si robot Asimo yang lagi jualan mobil deh. Sayang banget ㅠㅠ . Ini akibat kurang survey, tempat ini memang gak ada di itin awal saya, saya baru mutusin ke sini setelah melihat brosur yang saya ambil di TIC, nah di sana itu gak bilang kalau ada jam demonya. Saya sampai sana jam 12 siang - pas lagi gak ada schedule demo. 

Khusus buat pembaca blog ini, saya berikan info mengenai schedule demo robot Asimo:
Weekdays: 13.30, 15.00, *16.30 (English)
Weekends & Public Holidays: 11.00, 13.30, 15.00, *16.30 (English).

Untuk menghibur hati, saya akhirnya kepo-in mobil pajangan di depan showroom yang mirip mobilnya mr Bean hehhehe… imut tapi aneh bentuknya kayak mobil di kartun. Mobil-mobil di depan showroom ini semuanya gak dikunci, jadi bisa sepuas hati kepo-in interiornya hahaha.. termasuk numpang foto buat yang narsis abisss…
Kayaknya kalau ada kesempatan ke Tokyo lagi saya mau kembali ke Honda Showroom demi ketemu Asimo yang lagi jualan mobil hahahaaaa…
Mobil lucu mirip mobil Mr Bean

Akses: Aoyama Itchome exit 5 -  subway station ada di underground showroom.
Admission: Free.


Sony Building
Sony Building dari seberang jalan
Karena gak berhasil melihat robotnya Honda, saya pun berpindah ke showroom brand popular Jepang lainnya. Kali ini dengan niat untuk beli kamera pocket yang shockproof, waterproof dan bisa beroperasi  di suhu -10 °c di Sony. Showroom Sony ini tidak terlalu besar tapi terdiri dari beberapa lantai. Walau jauh lebih luas dari showroom di Indonesia *yaiyalah* koleksi produknya tidak lebih banyak dari showroom di Indonesia. Setidaknya untuk kamera, terutama yang tax free pilihannya sangat terbatas, dan produk yang saya cari gak ada. Huh! Tau gitu nyari di Samsung D’light (eaa.. beda negara beda brand keleusss *abaikan*).

Tips: buat yang hobi mengumpulkan stamp, jangan lupa ambil brosur stamp di dekat pintu masuk dan kumpulkan stampnya di sepanjang perjalanan anda mengelilingi showroom Sony. Kalau udah lengkap bisa ditukarkan dengan merchandise di information *katanya sih - gak tau bener apa gak*. Saya gak tau merchandise-nya apa  karena saya baru sadar ada kegiatan begini waktu keluar showroom dan malas masuk lagi demi stamp dan souvenir. Dari pengalaman ini, tiap masuk satu tempat wisata di Jepang saya selalu screening stamp dan brosur hahahaaa… untuk Tokyo boleh nihil, tapi kota-kota berikutnya tidak ada satu pun yang terlewatkan hihiii… *hanya kelinci yang oon yang masuk ke lubang yang sama - abaikan*

Akses: Ginza station (M16, H08,G09) exit B9, JR Yurakucho station.
Business hours: 11am – 7pm.


Asakusa Tourist Information Centre (TIC)
Kaminarimon Gate - view dari Asakusa TIC
Tujuan saya ke sini kali ini bukan untuk ngumpulin brosur ataupun cari free wifi. Kesini demi melihat Asakusa dari rooftop TIC ini. Lokasi TIC ini tepat berada di seberang Kaminarimon gate. Viewnya memang ok punya dan tidak mengecewakan heheee…  Let’s the picture tell its story ^^.
view Asakusa dari rooftop TIC

view Kaminarimon Gate, Nakamise Arcade dan Sensoji Temple dari rooftop TIC



Konica Minolta Planetarium ‘Tenku’ Tokyo Sky Tree
Konica Minolta Tenku - Tokyo Skytree

Ini adalah pengalaman paling berkesan buat saya selama di Tokyo. Gak rugi banget menambahkan nonton pertunjukan planetarium ini ke itinerari di detik-detik terakhir. Kunjungan saya ke sini sebenarnya karena saya masih ada waktu 2 jam sebelum waktu check in di First Cabin Akihabara.

Sesuai namanya, di Konica Minolta ini kita bisa melihat pertunjukan seperti halnya di planetarium, yaitu bisa lihat bintang-bintang, rasi bintang, dan benda -benda ruang angkasa lainnya lewat pertunjukan film 3D di theatre yang layarnya berbentuk setengah lingkaran dan kursi yang bisa di naik turunkan… jadi berasa benar-benar lagi di luar angkasa. Harga tiketnya juga tidak terlalu mahal, pertunjukan serupa kalau di negara tetangga kita bisa-bisa minim IDR 200.000.

Yang saya tonton kemarin adalah tentang rasi bintang dan resolusi gambarnya benar-benar wow - judul pertunjukannya: Naoto Inti Raymi, the reason why we look up at the sky… durasi pertunjukannya kurang lebih 40 menit dan ada free audio guide bahasa Inggris yang bisa di request kuponnya saat pembelian tiket. Pembelian tiket seperti beli tiket bioskop, jadi kita dapat memilih seat yang kita inginkan. Selama di dalam ruangan theater tidak diperkenankan merekam gambar, minum, makan, ataupun foto.

Tips: 
-jangan lupa minta kupon audio guide saat beli tiket, kemarin sih petugasnya yang menawarkan mungkin karena saya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
-Saat pakai audio guide, sebaiknya gunakan chanel berbahasa Jepang atau lepas headphone kalian atau kecilkan volumenya saat tidak ada narasi atau dialog karena sound effect di versi asli yang berbahasa Jepang jauh lebih baik.
-Jangan telat. Gate di buka 10 menit tepat sebelum jadwal tayang.
-Tidak semua pertunjukan ada narasi bahasa Inggrisnya, jadi jangan salah pilih ya.  

Akses: Oshiage (skytree) station A20, Z14.
Admission: JPY 1100 (adult), JPY 500 (child), JPY 1400 (Healing Planetarium relaxation program).


First Cabin Akihabara
Business Class Cabin - First Cabin Akihabara

Kelar dari planetarium, saya langsung ke Khaosan Tokyo Original ambil koper dan bergegas ke First Cabin Akihabara untuk check in. Saya menginap di hotel ini karena tempat lain pada penuh dan pengen mencoba jenis hotel kabin. Waktu pertama liat kabinnya, saya terpukau ... soalnya serba ada walau dalam ruang sesempit itu. Kamar First Cabin Akihabara ini adalah kamar terkecil yang pernah saya tinggali mengalahkan kamar kos-kosan saya dulu hahahaaa… Tapi fasilitasnya jauh lebih bagus dari kosan saya sekarang. Ulasan lengkap untuk hotel ini dapat di baca di link ini.


Akihabara
Setelah check-in dan tour keliling kompleks cabin hahaha.. saya keluar jalan-jalan di sekitar hotel, daerah Akihabara. Akihabara ini adalah kawasan pusat elektronik, anime, manga dan games. Sejauh mata memandang isinya penuh dengan toko-toko elektronik dan games. Saya coba masuk ke salah satu dept store elektronik dan keluar tanpa membeli apapun karena memang gak niat beli^^.

Makan malam saya hari itu adalah don yang saya beli di convenience store dekat hotel. Selama di Jepang, saya puas makan assorted sushi, bento, don, berbagai minuman  botolan teh dan vitamin Jepang, dan es krim Haagendaz. Untuk Haagendaz ini bukannya gaya sih, tapi karena ogah rugi aja karena di vending machine ice cream harganya cuma selisih dikit ama yang merek lainnya, wkwkk.. kalau gak salah sekitar JPY 300 (lebih murah dari harga sini kan hehee..). Saking panasnya cuaca di musim panas, kayaknya saya menghabiskan minimal 3 minuman botol, 1 vitamin water / pocari sweat, 1 ice cream tiap harinya hahahaha…


Tokyo Station
Petualangan saya di Tokyo berakhir sampai di Tokyo station keesokan harinya untuk naik Shinkansen dari Tokyo ke Kyoto. Tokyo Station ini gede tapi gak bingungin. Petunjuknya sudah dilengkapi bahasa Inggris semua, jadi gak bakal nyasar.

Mulai dari hari keempat saya di Jepang ini, saya mulai menggunakan JR pass, dan hari ini juga untuk pertama kalinya saya naik kereta JR selama di Tokyo. Sampai di Tokyo station pun gak terlalu susah mencari platform shinkansen, mungkin karena sama-sama JR jadi lokasinya berdekatan.
waiting room di shinkansen station

Naik shinkansen ini beneran enak banget, di stationnya ada ruang tunggu di dalam station dan di platform yang dua-duanya dilengkapi dengan AC dan free WiFi. Buat yang mau beli cemilan maupun bekal, banyak toko-toko yang jualan bento baik di dalam station maupun platform. Harga bento yang dijual di stasiun kereta besar seperti Tokyo, Kyoto, Osaka lumayan mahal tapi sangat mengenyangkan. Harganya sekitar JPY 800 – 1100 tergantung ukuran dan menunya. Seingat saya, bento di stasiun shinkansen termurah adalah di Himeji atau Hiroshima (antara 1, saya gak ingat pastinya - sorry) – sekitar JPY 500 – 750.
Salah satu menu bento yang dijual di stasiun Shinkansen

Kalau stasiunnya aja bagus, bagaimana dengan keretanya? Tentu saja benar-benar nyaman, bersih dan buaguuss. Shinkansen ini saya pilih sebagai pengalaman terbaik selama di Jepang di urutan nomor 1. Untuk ulasan selengkapnya akan saya buatkan postingan sendiri hehe… *pokoknya untuk trip Jepang ini bakalan mecah jadi beberapa postingan – soalnya tripnya 11 hari dan itenarari per harinya padat^^.


Bersambung ke kota lainnya di Jepang: Kyoto, Hiroshima – Miyajima, Himeji, Osaka.
(yang sabar yaa.. karena bakalan masih lama kelarnya *sorry*).  


Postingan lainnya mengenai solo trip saya ke Jepang dapat dibaca di link ini.






No comments:

Post a Comment