(English translation is available in blue font)
Setelah
sekian lama ada di bucket list, akhirnya bulan April tahun lalu saya
menginjakan kaki juga ke kota Gyeongju sebagai bagian dari solo trip
mengejar cherry blossom saya.
Kota
Gyeongju ini terletak di Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan.
Kota ini dulunya merupakan ibukota dari Kerajaan Silla. Karenanya di
kota ini ditemukan banyak sekali peninggalan Kerajaan Silla yang
membuatnya sering disebut sebagai 'museum tanpa dinding'. Karena
saking banyak peninggalan-peninggalan sejarah berharga di kota ini,
kawasan sejarah kota ini sendiri terdaftar sebagai situs UNESCO
World Heritage bersama dengan dua situs lainnya: Kuil Bulguksa dan
gua Seokguram.
Dari
segi lokasi sendiri, kota ini sebenarnya lebih dekat dengan Busan –
dapat ditempuh dengan mobil dari Busan -/+ 1 jam. Cara termudah dan
tercepat untuk menuju Gyeongju dari Seoul adalah dengan KTX (kereta
cepatnya Korea Selatan) – hanya sekitar 2 jam. Saya sendiri kemarin
menuju ke kota dari Busan dengan KTX karena saya membeli KR Pass
(tiket terusan kereta di Korea – selengkapnya dapat di baca di
website resmi Korail)
In
April 2019, I finally fulfilled my long time bucket list to visit
Gyeongju city – this trip was part of my 2019 cherry blossoms
hunting solo trip. I went here by KTX from Busan. The most efficient
way (in term of budget and time) to reach this city from Seoul is by
KTX – around 2 hours.
Gyeongju
city is located in North Gyeongsang Province, South Korea. It is
well-known as 'a museum without walls' because historical sites can
be found in every side of the city. As a capital city of the Silla
Kingdom, historical artifacts and sites that founded in Gyeongju were mostly from the Silla Kingdom era. The historic areas of the city is
designated as UNESCO World Heritage in 2000 following Bulguksa Temple
and Seokguram that listed years before in 1995.
Singyeongju
station
Singyeongju Station building with 'hanok' rooftop style |
Dari
Busan saya berangkat dengan KTX jam 7.30 pagi dan tiba di Singyeongju
station pada jam 8.04. Singyeongju station ini adalah stasiun yang
dikhususkan untuk kereta KTX yang lokasinya agak jauh dari pusat kota
Gyeongju. Untuk kereta yang lebih lambat (seperti Mugunghwa)
berhentinya di Gyeongju station yang terletak di tengah kota
Gyeongju. Ada dua hal yang menarik di Singyeongju station ini :
- Bangunan stasiun Singyeongju ini cukup unik dengan desain atap menyerupai atap hanok (bangunan tradisional Korea). Di depan stasiun ada kincir angin kecil seperti yang ada di Taman Pyeonghwa Nuri.
- Setibanya kita di stasiun ini, kita akan disambut dengan sepasang boneka teddy bear berpakaian tradisional Silla.
Cute teddy bears in Silla traditional costume welcome everyone at Singyeongju station |
Dari
Singyeongju station saya langsung menuju ke kuil Bulguksa dengan bus
no.700 dari halte bus yang terletak di depan Singyeongju station
(exit 1). Haltenya sudah dilengkapi dengan monitor berisi informasi
jam kedatangan bus real-time dan di halte juga sudah ada petunjuk no
bus beserta rutenya dalam bahasa Inggris.
Bus Route Information in English and Korean alphabet at Singyeongju bus stop |
Singyeongju station |
Because
I took the KTX, I arrived in Gyeongju at Singyeongju station. The
ordinary train (mugunghwa) will arrive at Gyeongju station instead.
Unlike Gyeongju station that located in the downtown, Singyeongju
station is located around 30 minutes from the downtown. From Busan, I
took the 7.30 AM KTX and arrived at Singyeongju station at 8.04 AM.
Two things that I like from Singyeongju station:
- Singyeongju station building has a rooftop that resembles a Korean traditional house (hanok) rooftop.
- There is two cute life-size teddy bears in Silla traditional costume welcome us at this station
I
took bus no 700 from Singyeongju station to Bulguksa through the
singyeongju station bus stop (took the exit 1 to reach the main gate
of the station). In this bus stop you can check the route map of each
bus in Gyeongju and there is a monitor showing a real-time
information about the upcoming bus.
Bulguksa temple
Bulguksa temple in spring |
Perjalanan
ke Kuil Bulguksa dari singyeongju station kurang lebih memakan waktu
1 jam. Kedatangan saya ke kuil ini saat itu benar-benar pas banget
dengan waktu mekarnya cherry blossoms di kawasan kuil ini. Jadilah,
saya menghabiskan waktu cukup lama berfoto-foto ria dengan bunga khas
musim semi ini dulu baru masuk ke dalam kuil.
Berbeda
dengan kuil-kuil di Korea pada umumnya, untuk memasuki kuil Bulguksa
ini, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar KRW 6000 (dewasa), KRW
4000 (usia 13 -18thn), KRW 3000 (usia 7-12 thn).
Untuk
kuil ini sendiri saya mengalokasikan waktu sekitar 1 jam karena saya
harus mengejar bus ke Seokguram Grotto yang hanya ada setiap 40 menit
sekali.
Cherry Blossoms at Bulguksa Temple's entrance |
Kuil
Bulguksa ini adalah salah satu kuil Buddha yang dibangun pada jaman
kerajaan Silla. Karena nilai sejarahnya, kuil ini masuk dalam UNESCO
World Heritage pada bulan Desember 1995.
Yang
menjadi highlight dari kuil ini adalah: Pagoda Dabotap yang gambarnya
ada di uang logam 10 won dan bangunan utama kuil yang sering banget
dipakai di brosur wisata Korea.
Waktu
terbaik untuk mengunjungi kuil ini (untuk hasil foto yang
instagramable): Musim Gugur (saat daun-daunnya sudah berubah warna)
dan musim semi (saat cherry blossoms telah mekar sempurna).
Dabotap Pagoda |
Sebelum
meninggalkan kuil ini, saya menyempatkan diri untuk makan siang
dengan berbagai jajanan pinggiran khas Korea yang banyak dijajakan di
sepanjang jalan menuju ke kuil . Untuk makan siang saya membeli
boendaegi (kepompong ulat sutra – tenang ini enak kok walau
tampangnya agak serem- rasanya seperti kacang), 1 kantong chestnut
dan jagung bakar. *porsinya porsi kalap soalnya ini adalah makanan
pertama saya hari itu.
Street vendor selling snacks at the entrance of Bulguksa temple - this was the vendor where I bought my quick lunch that day |
bus stop at the entrance of Bulguksa temple |
It
took around 1 hour bus ride to reach Bulguksa temple. When I went
there in the early April 2019, I was welcomed by full bloom cherry
blossoms that made me spontaneously taking out my phone to capture
it.
I
allocated my visit time to this temple for about 1 hour in order for
me to catch the bus to the Seokguram grotto that come every 40 mins.
Unlike
others temple in Korea, we need to pay for admission fee KRW 6000 to
enter this temple. The main highlight of this temple is the main
building and the Dabotap pagoda inside. Dabotap pagoda is a pagoda
that featured on 10 won coin. The best time to visit this temple are
during autumn and spring.
Before
leaving, for my lunch that day I bought a cup of boendaegi (snack
made of Silk worm pupae), roasted corn, and a cup of chestnuts from
the street vendor in front of the temple.
Seokguram
Grotto
View of Seokguram from the downhill (the grotto is located inside the temple building) |
Seokguram
Grotto sebenarnya masih 1 area dengan Bulguksa, namun untuk menuju ke
sana memakan waktu kurang lebih 40 menit (karena itulah bus rute
Seokguram (bus no 12) dari Bulguksa adanya tiap 40 menit sekali).
Dari tempat pemberhentian bus sendiri, kita masih perlu melanjutkan
perjalanan dengan jalan kaki sekitar 15 menit menuju ke pintu gerbang
kawasan Seokguram Grotto.
Seokguram
Grotto sendiri terletak di gunung Toham (Tohamsan). Jadinya, untuk
mencapai ke tempat di mana grotto yang terdaftar dalam UNESCO World
Heritage ini berada, kita harus kembali menaiki bukit. Saat ini, di
bagian luar grotto telah dibangun bangunan seperti kuil di bagian
luar situs sejarah ini.
Entrance gate to the Seokguram grotto area - from here you need to walk for about 15 mins to reach the grotto |
Highlight
dari Seokguram ini adalah patung Buddha yang berada di dalam ruangan
menyerupai gua dengan atap berbentuk bulan sabit yang terbuat dari
batu granit. Untuk melindungi situs ini dari kerusakan, saat ini
telah dipasang kaca pembatas antara bangunan tambahan dengan bangunan
gua. Pengunjung pun saat ini tidak diperbolehkan lagi untuk mengambil
foto ataupun video dari Seokguram.
Sama
seperti Bulguksa, untuk mengunjungi Seokguram juga dikenakan tiket
masuk sebesar KRW 5000 (dewasa), KRW 3500 (usia 13 -18 thn), KRW 2500
(usia 7-12 thn).
Seokguram grotto is located inside this temple building - no photography & video recording allow inside |
The short- walking trail uphill to the Seokguram grotto |
Notification board that explain the reason why photography and video recording are not longer allowed inside Seokguram |
Yang
menarik dari latar belakang pembangunan Seokguram dan Bulguksa
(menurut buku sejarah Samgukyusa dari Dinasti Goryeo) adalah keduanya
dibangun oleh Kim Dae-Seong untuk orang tuanya. Namun bedanya,
Seokguram diperuntukkan bagi orang tua di kehidupan sebelumnya
sementara Bulguksa diperuntukkan bagi orang tua di kehidupannya saat
ini.
Saya
mengalokasikan waktu kunjungan ke Seokguram tidak lebih dari 40 menit
dengan tujuan untuk mengejar bus berikutnya kembali ke Bulguksa. (Ps. jadwal kedatangan bus dari dan menuju ke Seokguram dapat dilihat di halte bus Bulguksa - hanya saja jadwalnya hanya berupa selembar kertas dengan judul dalam abjad Korea, sementara tulisan Bulguksa dan Seokguram dalam bahasa Inggris berupa tulisan tangan - semoga saja ke depannya petunjuk ini akan diganti dengan petunjuk yang lebih 'eye-catching' dan dilengkapi dengan judul bahasa Inggris, jadi mereka yang tidak dapat membaca abjad Korea pun dapat menggunakan informasi ini tanpa harus menebak-nebak --- fotonya dapat dilihat di bawah ini).
I
took bus no 12 from the bus stop in front of the Bulguksa temple to
reach Seokguram. It took around 40 minutes to go to Seokguram parking
lot. From the parking lot, I walked around 15 mins to reach the main
gate. As Seokguram is located on Mount Toham (Tohamsan) , I still
need to climb uphill to reach Seokguram.
Seokguram
is a half moon shape grotto that made of granit with Buddha statue
sitting in the middle surrounded by His disciple. To preserve this
UNESCO World Heritage site, a temple building was built to 'cover'
the grotto. So, if you visit it now, you may see a temple building
not a grotto from outside. As a part of the preservation, now photo
and video taking inside the grotto are not allowed.
The
admission fee for Seokguram is KRW 5000.
I
visited Seokguram complex not more than 40 mins because I wanted to
catch the next bus to return to Bulguksa and continue my journey.
Teddy
Bear Museum
Gyeongju Teddy Bear Museum |
Dari
Bulguksa saya melanjutkan perjalanan dengan bus no 10 (bisa juga
dengan bus no 11) menuju ke Teddy Bear Museum, turun di halte Teddy
Bear Museum. Teddy Bear Museum ini berada di bucket list saya karena
saya adalah penggemar drama Princess Hours dan di Korea saat ini
hanya ada 3 teddy bear museum, masing-masing di Gyeongju, Jeju dan
Sokcho.
Teddy
Bear Museum Gyeongju ini memiliki galeri dengan tema kerajaan Silla,
dunia bawah laut, dan jaman dinosaurus. Di 3 galeri ini kita dapat
melihat diorama-diorama dengan teddy bear sebagai tokoh utamanya.
The entrance of the Silla Kingdom Exhibition guided by two life size teddy bear guards |
Yang
jadi favorit saya adalah galeri kerajaan Silla karena teddy bear –
teddy bear-nya pada pakai pakaian tradisional jaman Kerajaan Silla.
Di bagian akhir galeri, ada museum sejarah teddy bear, ruang lukisan
dan patung-patung terkenal yang lagi dan lagi tokoh utamanya adalah
teddy bear. Buat penggemar drama Princess Hours, di museum ini kita
juga dipamerkan teddy bear seperti yang ada di drama ini, termasuk
teddy bear 'Alfred' kepunyaannya Putra Mahkota Shin.
Tiket
masuk Teddy Bear Museum ini KRW 10000 (dewasa), KRW 7000 (remaja),
KRW 6000 (anak).
a diorama showing the lifestyle in Silla Kingdom |
A diorama showing the construction of Bulguksa temple |
a diorama showing "A royal banquet at the Donggung and Wolji pond" |
A diorama showing "The era of Queen Seondeok of Silla Kingdom" |
A parody of 'pieta' statue |
A diorama from the dinosaur exhibit |
A diorama from the underworld exhibit - showing teddy bears version of Samulnori troop |
I
took bus no 10 (you can also take bus no 11) from Bulguksa to Teddy
Bear Museum. I went to this museum because I'm in love with teddy
bear since I watched MBC drama 'Princess Hours'. In Korea, there are
only 3 teddy bear museums, each located in Gyeongju, Jeju and Sokcho.
The
teddy bear museum in Gyeongju has 3 exhibition halls: Dinosaur
exhibit, under world exhibit and Silla Kingdom exhibit. The last one
is my favorite. I really enjoyed learning Silla Kingdom's history
through dioramas made of animatronic teddy bears in Silla era
costume. At the end of the exhibition, we can see teddy bear version
of famous paintings and statues, teddy bear museum, and also Teddy
Bear that featured in K-drama 'Princess Hours'.
The
admission fee for Teddy Bear Museum is KRW 10000.
Life size teddy bear of Queen Seondeok and her maids |
K-drama Princess Hours teddy bears |
'Alfred' teddy bear that belong to the crown prince Lee Shin on K-drama Princess Hours |
Gyeongju
National Museum
Gyeongju National Museum |
Untuk
menuju Gyeongju Museum dari Teddy Bear Museum saya menaiki bus no 10
kembali (bisa juga dengan bus no 11) dan turun di halte Gyeongju
National Museum.
Seperti
halnya nasional museum lainnya di Korea, Gyeongju National Museum ini
juga bebas biaya masuk. Koleksi museum ini adalah berupa
barang-barang bersejarah peninggalan jaman kerajaan Silla. DI bagian
luar museum juga terdapat replika dari beberapa National Treasures
Korea, seperti pagoda Dabotap.
I
continued my journey to Gyeongju National Museum by taking bus no 10
( you can also take bus no 11) and alighted at Gyeongju National
Museum stop.
Like
the others national museum in Korea, Gyeongju museum is also free
admission.
Here
I took my time to learn about Silla Kingdom history through its
artifacts.
Woljeonggyo Bridge
Woljeonggyo Bridge |
Dari
Gyeongju National Museum saya jalan kaki menuju ke jembatan Woljeong
(Woljeonggyo) dengan mengikuti jalan yang ada yang di sebelah
Gyeongju National Museum selama kurang lebih 20 menit. Buat penggemar
drama TVN The King: Eternal Monarch pasti tidak asing dengan bagian
dalam jembatan ini karena jembatan ini muncul sebagai set dimana
Daehan Jaeguk (Kingdom of Corea) berada.
Waktu
yang disarankan untuk mengunjungi jembatan ini adalah di malam hari
saat lampu-lampunya telah menyala. Hari itu, sayangnya karena
keterbatasan waktu saya hanya dapat melihat jembatan ini di siang
hari.
Woljeonggyo bridge as seen on TVN drama "The King: Eternal Monarch" |
The road lead to the Woljeonggyo bridge - the bridge will be on your right side |
My
next stop is Woljeong bridge (Woljeonggyo bridge). I went here by
foot from the National Gyeongju Museum. All you need to do is just
following the road next to the museum until you find a wooden bridge.
It took around 20 mins walk to reach the bridge.
Did
you recognized? The interior of this bridge was featured on several
episodes of The King: Eternal Monarch. It was portraited as part of
the Kingdom of Corea's palace.
Gyochon
Traditional Village
Rute
selanjutnya saya menyeberangi Woljeonggyo dan tibalah saya di Gyochon
Traditional Village. JGyochon village ini adalah sebuah desa hanok
yang menampilkan gaya hidup klan Choi.
Gyochon
village ini letaknya tidak jauh dari Cheomseongdae dan makam raja
Silla ke-17 Raja Namul (masih dalam 1 kawasan yang terhubung satu
sama lainnya) yang kesemuanya dapat ditempuh dengan jalan kaki.
I
crossed the Woljeonggyo and it directly lead me to the Gyochon
Traditional Village, a hanok village that showing the lifestyle of
Gyeongju's Choi clan.
As
this village is on the location that integrated with the
Cheomseongdae and The tomb of King Namul – Silla Dynasty 17th
King, I went around the area by walking.
Cheomseongdae
Cheomseongdae in spring |
Dari
Gyochon vllage saya berjalan kaki ke Cheomseongdae kurang lebih 10
menitan. Cheomseongdae ini adalah menara astronomi tertua di Asia
yang terbuat dari batu. Menara ini dibangun pada masa pemerintahan
Ratu Seondeok.
Beruntung
saya mengunjungi Cheomseongdae di musim semi, saya jadi dapat bonus
tambahan pemandangan bunga-bunga musim semi warna-warni (tulip,
cherry blossoms, canola) yang membuat saya betah di sana sampai
nyaris 2 jam. Belum lagi ditambah di dekatnya juga ada ladang bunga
canola (bunga musim semi berwarna kuning).
Canola field at the Cheomseongdae complex in spring |
It
took me around 10 mins to reach Cheomseongdae from Gyochon
Traditional Village. Cheomseongdae is the oldest astronomy tower in
Asia. This stone made tower was built during the reign of Queen
Seondeok.
Lucky
me, I went there in spring, I could see colorful spring flowers
surrounded the Cheoseongdae. I saw tulips, cherry blossoms and a
large field of canola flowers.
Donggung
dan Wolji pond
Donggung and Wolji Pond |
Rute
terakhir saya di Gyeongju adalah Donggung dan Wolji pond. Dari
Cheomseongdae, wolji pond dapat dituju dengan jalan kaki karena
letaknya tidak jauh. Karena hari sudah sore, saya pun mulai merasa
lapar kembali dan singgah untuk beli kentang tornado (hweori gamja)
di street vendor yang saya lewati. Buat yang buta arah jangan
khawatir karena dari Cheomseongdae kita tinggal mengikuti petunjuk
jalan bertuliskan Donggung , Wolji pond berwarna coklat (ps. di Korea
petunjuk jalan untuk tempat wisata berwarna coklat).
Tornado potato that I ate on my way to the Donggung and Wolji Pond |
Donggung
dan kolam Wolji ini dulunya adalah istana yang ditempati oleh putra
mahkota kerajaan Silla yang juga digunakan sebagai tempat untuk
menjamu tamu dan acara-acara besar kerajaan. Kolam Wolji ini juga
dikenal sebagai kolam 'Anapji' pada era Goryeo dan Joseon.
Tiket
masuk ke Donggung dan Wolji pond adalah sebesar KRW 3000 (dewasa),
KRW 2000 (remaja), KRW 1000 (anak).
People are waiting to catch the spectacular view of Donggung and Wolji pond at night |
View of Donggung and Wolji Pond before sunset |
Save
the best for the last! Saya sengaja menempatkan Donggung dan Wolji
pond ini sebagai rute terakhir karena dari hasil survei saya, waktu
terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah saat matahari terbenam.
Benar saja, tempat ini benar-benar terlihat sangat megah dan cantik
saat matahari terbenam dengan lampu-lampunya yang menyala serta
langit jingga kebiruan sebagai latar belakangnya.
Seberapapun
kemampuan anda dalam fotografi, dijamin hasil fotonya pasti tetap
akan bagus di tempat ini karena objek fotonya (Donggung dan Wolji
pond) sendiri sudah seperti lukisan. Kalau saya ditanya dimanakah
tempat favorit saya di Gyeongju, jawaban saya adalah Donggung dan
Wolji pond.
Setelah
puas mengabadikan foto Donggung dan Wolji pond saya pun bergegas
kembali ke singyeongju station dengan bus mengejar KTX jam 20.38
kembali ke Busan. Untuk menghemat waktu saya pun membeli makan malam
kimbap di Singyeongju station. * Jangan khawatir sesampainya saya di
Busan, saya makan lagi untuk ronde kedua ^^.
My
last stop in Gyeongju was Donggung and Wolji pond. Again, I went
there on foot from Cheomseongdae for less than 10 mins walk. I tried
to arrive at the gate before sunset as based on my survey, the best
time to visit this place is during sunset.
Save
the best for the last! I was glad I did my survey! The wait was
totally worth it. I got to see one of the most beautiful sight before
my eyes and got to capture one of my best travel photos. Donggung
palace and Wolji pond look majestic and amazing during sunset with
the lighting.
The
admission fee is KRW 3000.
I
went back to Busan by 8.38 PM KTX. To make sure I didn't arrive let
at the station, I had Kimbap from the convenience store at
Singyeongju station for my quick dinner. *of course I ate again when
I arrived in Busan ^^.
TIPS
- Buat yang mau mengunjungi Bulguksa dan Seokguram, alokasikan total waktu setidaknya 4 – 5 jam (perhitungkan saja waktunya untuk mencapai ke Bulguksa dari pusat kota perlu waktu sekitar 1 jam + keliling Bulguksa sekitar 1 jam + perjalanan ke Seokguram 40 menit + Jalan kaki masuk ke kawasan Seokguram pp 30 menit + naik bus kembali ke Bulguksa 40 menit. Buat yang kuat hiking, ada opsi lain untuk menuju ke Seokguram dari Bulguksa, yaitu lewat jalur hiking dengan jalur yang menanjak kurang lebih selama 1 jam (menurut info yang saya dapatkan – saya sendiri belum pernah coba jalur ini).
- Buat yang mengunjungi Gyeongju hanya 1 hari seperti saya, pastikan kunjungan ke Seokguram tidak lebih dari 40 menit (termasuk waktu jalan kaki pp ke kawasan Seokguram) karena kalian akan ketinggalan bus berikutnya apabila terlambat dan harus menunggu 40 menit lagi. Sebaiknya atur Seokguram sebagai perhentian pertama kalian.
- Buat yang naik KTX ke Gyeongju disarankan mengalokasikan waktu dari pusat kota ke Singyeongju station sekitar 1 – 1,5 jam untuk mencegah ketinggalan kereta ataupun waktu tunggu di halte bus. Pengalaman saya kemarin saya adalah penumpang terakhir di bus no 60 saat menuju ke Singyeongju station – jadi kebayangkan seberapa jaraknya dari pusat kota ?!
I was the last passenger that night ^^ - on my way to Singyeongju station - took this photo because I've never have this kind of experience before ^^ - Tarif bus kota di Gyeongju adalah 1700 won (kalau saya tidak salah ingat) dan dapat dibayar dengan kartu T-Money (namun pastikan kalau T-money kalian di top-up dengan saldo yang cukup saat masih di Seoul / Busan). Kalau menggunakan uang tunai, pastikan menggunakan uang pas karena supir tidak akan memberikan kembalian.
- Saat naik bus kota di Gyeongju, usahakan dapat tempat duduk kalau anda bermasalah dengan keseimbangan. Kalaupun berdiri, pastikan berpegangan erat di pegangan yang disediakan karena supir bus kota di sana (sama seperti di kota-kota besar lainnya di Korea) cara mengemudinya tidak kalah sakti dengan metro mini ^^ - ini mungkin karena mereka harus mengejar waktu kedatangan bus.
- Cara termudah untuk menjelajahi Gyeongju adalah dengan naik bus kota dan jalan kaki / sewa sepeda. Semua tempat wisata di Gyeongju dapat dilewati oleh jalur bus kota dan beberapa diantaranya lokasinya berdekatan jadi dapat dituju dengan jalan kaki.
- Buat yang suka mengumpulkan stempel untuk kenang-kenangan, Gyeongju juga punya booklet stamp tour yang dapat diambil di Gyeongju Tourism Information Center yang ada di Singyeongju station ataupun Gyeongju Station. Dengan mengumpulkan stempel ini juga kita jadinya tidak akan melewatkan tempat-tempat wisata di Gyeongju dan stamp tour ini akan membuat perjalanan kita jadi lebih seru. Saya sendiri belum berhasil mengumpulkan semuanya dalam satu kali kunjungan ^^.
Bucket list saya di Gyeongju saat kunjungan berikutnya:
- Menyelesaikan stamp tour saya
- Berkunjung ke Silla Millenium Park
- Menemukan Starbucks yang bangunannya hanok (penting! Karena kemarin gak ketemu, jadinya penasaran! Plus agak curiga jangan-jangan yang nulis blog tentang itu ketukar sama Starbucks yang di Jeonju)
- Mengunjungi Bulguksa saat musim gugur
TIPS
- To visit both Bulguksa and Seokguram, you need to allocate at least 4 hours, as you need to calculate the time travel to reach both places and time needed to explore both place. (Travel time from downtown to Bulguksa 1 hour + explore Bulguksa 1 hour + Bus ride from Bulguksa to Seokguram 40 mins + Walking from Seokguram parking lot to Seokguram vv 30 mins in total + Bus ride return to Bulguksa 40 mins. Another option to reach Seokguram from Bulguksa is by hiking up hill around 1 hour. I haven't tried this so I cannot review it.
- If you only have 1 day to explore Gyeongju like me and you want to visit Seokguram, schedule it as your first stop and try to explore Seokguram less than 40 mins (include the walking time). Because if you took more than 40 mins, you will miss the next bus to return to Bulguksa (the bus interval is every 40 mins).
- If took KTX to Gyeongju, you need to allocate 1- 1,5 hours for the travel time from downtown to Singyeongju station.
- Gyeongju city bus fare is about KRW 1700 and can be paid using T-money card but make sure you top up your Tmoney in Seoul or Busan. You want to have an enough balance in your Tmoney to use for your transportation fee outside the capital as based on my experience it wasn't easy to top up T-money card outside the big city like Seoul and Busan.
- Hold the handrail whenever you ride the city bus (you know what I mean here when you ride it yourself).
- The most convenience way to explore Gyeongju is by bus and walk (or bicycle). Most of the tourist sites can be reached by public bus. Many of them are also located in walking distance.
- If you are someone who enjoy stamp tour challenge, Gyeongju city has a stamp tour card that you can get from Tourist Information Center at Gyeongju station and Singyeongju station. By following the stamp tour, you will not miss any important sites in Gyeongju and your trip will become more fun.
My
bucket list for my next Gyeongju trip:
- to complete my stamp tour card
- Visit Silla Milenium Park
- Visit Bulguksa in autumn
- Find the Starbucks with hanok style building ( Yes, someone said that there is starbucks hanok in Gyeongju – I thought it was only in Jeonju, but let's see I will try to find it on my next visit)
More
information about Gyeongju city:
No comments:
Post a Comment