Friday, June 15, 2012

I am coming Merlion ^^


Finally, salah satu resolusi saya di tahun 2012 tercapai juga... berfoto didepan patung singa berbadan ikan tersohor, apalagi kalau bukan icon Singapore 'Merlion'. Setelah 2 kali kunjungan ke sana tidak dapat melihat patung Merlion dengan air yang keluar dari mulutnya ini, akhirnya pada tanggal 9 Juni 2012 saya berhasil melihatnya *serasa tanggal bersejarah nih wkwkwk*...

Finally ...

Perjalanan saya kali ini ke Singapore memang bisa dikatakan sebagai suatu pencapaian 'Yes,I can do it' karena ini adalah perjalanan pertama saya ke luar negeri sendirian aka. solo travelling saya yang pertama. Thanks God, perjalanan ini berlangsung dengan lancar, semua itinerary yang saya rencanakan dapat tercapai bahkan itinerary dadakan seperti melihat 'Harry Potter: The Exhibition' dan bertemu dengan teman sekolah saya dulu yang saat ini bekerja di Singapore, dapat saya sisipkan dengan sukses tanpa kehilangan kesempatan untuk menjalankan itinerary yang lain. Jadi, bagi saya perjalanan kali ini bisa dikatakan sukses ;D. Namun, sesukses apapun dan selancar apapun suatu perjalanan pasti ada saja unexpectable event (seperti nyaris ketinggalan pesawat) nyelip ditengah-tengah, yang untungnya juga berhasil saya lalui dengan lancar. 


Pada awalnya perjalanan ini bukanlah perjalanan solo, rencana awalnya adalah saya dan seorang teman janjian untuk berpergian bersama entah ke Bali entah ke Singapore, intinya rute mana yang duluan ada tiket promonya. Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya ada promo AirAsia, yang mana pada saat itu rute Surabaya-Denpasar belum ada, sehingga sudah pasti rute yang saya incar adalah Singapore, dengan connecting flights Surabaya - Kuala Lumpur, Kuala Lumpur - Singapore. Sampai hari H waktu booking untuk tiket promo, saya sudah stand by di depan laptop *siap perang* dan lagi-lagi keberuntungan memang ada di pihak saya, kalau orang lain kesusahan untuk masuk ke website AA, entah mengapa saya jarang sekali mengalami hal ini, mungkin karena saya menggunakan beberapa strategi untuk hunting tiket promo^^. Dengan sukses saya mendapatkan tiket untuk diri saya sendiri dulu dengan harga total rute SUB-KL-SUB,SING-KL-SING kurang lebih IDR 850.000 (tanpa bagasi). Benarnya harga ini tidak termasuk golongan harga sangat murah, tapi kalau dilihat dari tanggal yang saya ambil sudah bisa dipastikan ini adalah harga termurah untuk rute tersebut dengan AirAsia. Kenapa saya sebut begitu? Karena tanggal yang saya pilih adalah weekend dan bertepatan dengan Great Singapore Sale ^o^. Ketika tiket saya sudah confirmed, saya mulai mengontak teman saya dan siapa sangka dia tiba-tiba saja mundur, untung saja tidak  beli barengan dengan punya saya, bisa gegeran beneran...fiuh ..*sejak itu kapok dah, kalau mau jalan-jalan mending ajak yang pasti-pasti saja, but next time kalau gak ada yang mau, sendirian pun ok* . Alhasil berkat teman saya itulah, akhirnya saya bisa berpetualang di Singapore sendirian, yang ternyata lebih menyenangkan dibanding bersama beramai-ramai ^^...

Setelah menunggu kurang lebih 1 tahun (booking tiket di bulan Juli 2011, penerbangan saya di Juni 2012), akhirnya tanggal itu pun tiba, tanggal 8 Juni 2012. Karena ini adalah solo traveling saya yang perdana, saya tidak mau ambil resiko, jauh-jauh hari saya sudah membuat itinerary dan melakukan survey semua tempat yang dituju dan mempersiapkan semua yang dibutuhkan. Untunglah ini bukan pertamanya saya ke Singapore dan saya juga sudah punya buku sakti untuk Singapore (baca: buku 500rb Keliling Singapore-nya mbak Claudia Kaunang). Perjalanan saya ke Singapore adalah 3 hari, dari tanggal 8 - 10 Juni 2012, dengan 3 tujuan utama: foto di Merlion Park, cari keberuntungan di Fountain of Wealth, dan melihat fenomena Great Singapore Sale (yang berujung jadi berpartisipasi sebagai shopper..wkwkwkw). Tujuan ini akhirnya bertambah satu lagi di H-1 minggu keberangkatan saya, dimana saya melihat di twitter @Singasik kalau akan diadakan Harry Potter: The Exhibiton di Art Science Museum, Marina Bay Sands. Sebagai salah satu penggemar Harry Potter, tentu saja saya tidak mungkin melewatkan kesempatan ini, jadi langsung saja saya booking tiket via online dan mulai mengotak-atik itinerary untuk menyisipkan acara ini..ehhehehe...yang belakangan di H-1 bertambah 1 acara lagi, yaitu bertemu dengan teman lama saya....hehe... Bagi saya pribadi, perjalanan ke Singapore kali ini juga merupakan hadiah ulang tahun bagi diri saya sendiri, saya bertekad untuk menghadiahkan suatu perjalanan bagi diri saya sendiri setiap ulang tahun saya (thanks to Mbak Claudia Kaunang yang sudah menginspirasi saya untuk hal ini, saya pernah baca twit dia soal ini, katanya tiap ultah dia akan menghadiahi dirinya sendiri sebuah perjalanan...I want it too Mbak..and hopefully, I can do it every year until my last birthday..Amen).

Berikut itinerary saya selama di Singapore:

Day 1: Flight Sub-Kul, Kul-Sing - Changi City Point -Suntec City - Bugis
Day 2: Bugis - CBD - Merlion Park - Raffles Place - Marina Bay Sands (Harry Potter's ticket collecting) - Chinatown - Orchard - Somerset - Art Science Museum at MBS - Orchard - Bugis
Day 3: Bugis - Shopping at Changi Airport & LCCT KLIA- Flight Sing-Kul, Kul-Sub



Standard Queen Bed Room - Ibis Bencoolen
Kenapa setiap hari selalu ada daerah Bugisnya? hal ini karena saya menginap di daerah Bugis, lebih tepatnya di Ibis Bencoolen. Bisa menginap di Ibis Bencoolen ini juga bisa dikatakan suatu keberuntungan, karena sebelumnya saya sudah bersiap-siap untuk booking hostel dengan dormitory atau menginap di budget hotel seperti hotel 81 atau fragrance hotel. Siapa sangka didetik-detik terakhir, 3 bulan sebelum keberangkatan yang mana saya jadwalkan untuk melakukan reservasi hostel (perlu 3 bulan dimuka karena waktu keberangkatan saya adalah saat peak season), Accor memberikan promo disc 50% di semua hotel jaringan Accor khusus untuk member Aclub (sekarang namanya Le Club Accor). Melihat promo ini, saya langsung mengecek harga Ibis Bencoolen dan Novena pada tanggal keberangkatan saya, dan ternyata jatuhnya sama dengan harga budget hotel pada saat itu. Walau sebenarnya hostel memang jauh lebih murah, dengan alasan ini adalah perjalanan kado ultah saya sendiri, tidak ada salahnya saya membayar lebih mahal untuk menginap di hotel, toh harganya bisa dikatakan murah sekali untuk hotel bintang 3 sekelas Ibis di Singapore. Saat itu rate Ibis Bencoolen adalah SGD 227,16 (sekitar 1,6juta saat itu), karena promonya saat itu adalah 50%, maka total biaya yang saya keluarkan untuk hotel adalah sebesar harga semalam itu (perjalanan saya 3D2N), jadi semalamnya kira-kira IDR 800rb, untuk ukuran hotel berbintang di Singapore dengan lokasi strategis seperti Ibis Bencoolen ini sudah murah. Saya punya alasan tersendiri kenapa lebih memilih Ibis Bencoolen ketimbang Ibis Novena yang kalau dibandingkan dari segi harga dan bangunan lebih murah Novena dan lebih baru Ibis Novena. Saya memilih Ibis Bencoolen karena pertimbangan lokasinya yang ada di daerah Bugis dan satu jalur dengan Changi Airport, jadi kalau in case di hari terakhir saya telat bangun atau saya kalap belanja sampai harus membawa koper super gede, maka pilihan penginapan di jalur yang sama dengan Changi Airport dan letaknya tidak jauh dari stasiun MRT adalah yang terbaik, dengan begitu saya tidak perlu takut terlambat ataupun kecapekan menggotong koper dari satu stasiun ke stasiun MRT lain, dari Bugis, Changi Airport bisa ditempuh tidak sampai 1 jam (+/- 45 min) dan tidak perlu pindah stasiun, jadi cukup naik 1 kereta dan change di Tanah Merah, yang cukup menyebrang semeter saja dari pintu kereta sebelumnya ;D. Review lengkap tentang Ibis Singapore on Bencoolen dapat dibaca di link ini.


AirAsia Flight SUB-KUL -> Juanda International Airport, Surabaya

Penerbangan saya kali ini dengan AirAsia lagi-lagi merupakan penerbangan pagi, dengan perubahan jadwal dari yang semula 6 pagi menjadi 5.40 pagi, yang nantinya pada pelaksaannya menjadi 6.15 pagi karena delay yang disebabkan oleh pesawat dari penerbangan sebelumnya (KUL-SUB) mengalami delay juga. Ada hal yang saya kagumi dari pelayanan AirAsia ini. Saya sangat kagum dengan customer service -nya yang beda dari airlines yang lainnya, ketika mereka memberlakukan jadwal baru, mereka tidak hanya menginfo customer via email dan sms tetapi juga via telp (yang menelp untuk rute saya ini adalah dari AirAsia HQ Malaysia). Telp dari customer service AirAsia ini cukup membuat saya kaget karena tiba-tiba saja ada nomor tak dikenal dengan kode negara +60 yang menelp saya, yang ternyata setelah saya angkat berasal dari Cust Service AA. Menurut info staff yang menelp, mereka mengkonfirmasi kembali mengenai jadwal baru mereka, dan bertanya apakah saya keberatan dengan jadwal tersebut, saya dikonfirmasi kembali by phone karena sampai dengan h-7 hari dari tanggal keberangkatan saya tidak menghubungi pihak AA sama sekali dan juga tidak melakukan self check in, mereka hanya mau memastikan kalau saya sudah mengetahui kalau flight saya di reschedule lebih awal dan saya tidak bermasalah dengan perubahan jadwal tersebut. Salut sekali saya dengan services seperti ini, tidak seperti airlines 'tetangga' yang dulu pernah meng-cancel penerbangan saya dengan seenaknya 2 jam sebelum flight-nya dan ground staff-nya cuma bisa mengatakan kalau mau komplain silakan telp ke call center, kami disini hanya staff airport bukan dari airlines tersebut. 
Sebenarnya hampir semua penerbangan saya saat itu di reschedule lebih awal, hal ini cukup membuat saya tambah dag dig dug, takut delay, karena connecting flight saya ini adalah hasil karya saya sendiri, bukan menggunakan fasilitas fly thru dari AA, dan hanya ada selisih waktu 3 jam dari masing-masing penerbangan. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi (seperti pengalaman pertama saya ke Singapore - baca: Amazing Race Singapore) , saya akhirnya menambahkan AA insure pada tiket SING-KL-SING saya, dengan asumsi penerbangan pagi dari SUB ke KL seharusnya tidak delay *jarang ada penerbangan pertama yang delay - tapi sayang ujung-ujungnya malah ini yang delay..fiuh..* Penerbangan SUB-KUL ini akhirnya tiba terlambat 1 jam dari ETA pertama, yang berarti membuat jarak waktu ke connecting flight saya berikutnya hanya 2 jam.


AirAsia Flight KUL-SING -> LCCT, KL International Airport

Karena penerbangan saya dari Surabaya delay sejam, hal ini membuat saya cukup deg-degan dengan proses clearance di LCCT, tapi untunglah imigrasi di LCCT tidaklah seribet setahun yang lalu. Untuk saat ini, pemegang paspor RI sudah tidak perlu mengisi arrival card dan tidak ditanyain macam-macam lagi ketika melalui pengecekan imigrasi dan tidak lagi harus melalui proses screening bagi yang tidak memiliki bagasi. Kemudahan ini cukup membantu, mengingat LCCT tidak menyediakan fasilitas belalai ataupun bus, kita harus berjalan kaki sendiri dari apron menuju ke terminal kedatangan yang jaraknya cukup jauh *tergantung lokasi parkir pesawat*. Keseluruhan proses ini dari turun pesawat, perpindahan ke gedung terminal, imigration checking sampai keluar dari terminal kedatangan berhasil saya tempuh dalam waktu 15 menit, untunglah... (selain LCCT jangan coba-coba menerapkan sistem ini, karena dijamin bakal lari-lari menuju terminal keberangkatan, waktu transit untuk bandara lainnya harus lebih dari 3 jam, terutama bandara besar seperti Incheon, Changi).

Saya yang saat itu sudah merasa masih ada banyak waktu untuk explore LCCT (pada saat itu rencanya mau survey harga The Body Shop yang kebetulan lagi clearance sale up to 70%) langsung menuju ke document check counter untuk mendapatkan stamp document check di boarding pass saya (saya self check in via web). Tanpa disangka sang petugas di document check counter bilang kalau untuk rute Singapore bisa langsung masuk sekarang, tidak perlu check document, dan saya langsung disuruh menuju ke terminal T1 - T16 (gara-gara ini saya batal survey ke TBS dan langsung masuk gate). Saya yang sebelumnya sudah mengecek di board pengumuman gate keberangkatan, dimana untuk flight saya gate-nya di Y1 jadi bingung kenapa saya disuruh masuk ke T1 ya. Untuk itu, saya pastikan lagi ke petugasnya dan dia bilang sama saja, masuk saja dari sini. Sialnya saat itu saya percaya begitu saja dan tidak mengecek lagi sebenarnya ada apa tidak sih palang bertuliskan terminal Y1 dan Y2, yang ternyata ada di sisi keberangkatan domestik. Alhasil, dengan polosnya saya masuk ke gate T1 - T16, yang lagi dan lagi ketika saya tanya kembali ke petugas gate, mereka bilang iya bisa boarding lewat gate mereka. Ketika tiba waktu boarding saya kebingungan sendiri melihat di gate tidak ada aktivitas boarding untuk rute Singapore dan ketika saya cek di board statusnya boarding. Melihat kondisi seperti ini, saya cepat-cepat bertanya ke petugas lainnya, kali ini bukan petugas yang jaga di gate dan ternyata kata petugas itu, kalau Y1 lokasinya tidak di sini, dan untuk mencapai sana saya harus keluar imigrasi lagi dan masuk kembali. Spontan saja saya kaget dan minta tolong untuk dapat diberangkatkan lewat gate itu saja, karena status flight saya saat itu sudah boarding, tidak akan sempat kalau saya harus keluar dan masuk kembali. Akhirnya saya diminta menghubungi staff di gate T2 dan bisa boarding via gate itu. Jadi, sebenarnya lokasi Y1 itu ada di sebelah terminal keberangkatan domestik di ujung sana, dan posisi saya saat ini ada di terminal keberangkatan internasional di sisi lainnya. Gara-gara ini, untuk pertama kalinya saya menjadi penumpang terakhir yang boarding dan harus melewati para penumpang lainnya yang melihat dengan sinis *padahal bukan salah saya lhooo...salahkan petugas bandara yang informasinya benar-benar super duper hebat* Untung saja waktu itu saya ada temannya, orang Jepang wkwkkw...jadi kita berdua berjalan super cepat menuju apron yang dituju. Fiuh...suatu pengalaman luar biasa dha..dan hal ini cukup membuat saya kapok dan lebih perhatian lagi lain kali kalau di bandara, terutama LCCT *kalau bisa dihindari deh connecting flight via LCCT, next time kalau mau connecting flight via Changi saja...*

Changi International Airport  - Bugis - Changi City Point - Suntec City

Penerbangan KUL-SING ini tepat waktu, sehingga saya bisa langsung menjalankan itinerary saya sesuai schedule yang telah saya susun. Rute hari itu adalah check in di Ibis Bencoolen *buang koper dulu..biar gak ribet..hehehe...* dan langsung menuju ke Changi City Point.

Changi City Point, lokasinya tepat di depan MRT Expo
Sebenarnya Changi City Point letaknya dekat dengan bandara, tapi dengan pertimbangan bawaan koper, jadinya saya lebih memilih untuk ke hotel dulu baru balik lagi ke sana. Changi City Point adalah mall yang tergolong masih baru di Singapore, tidak terlalu besar tapi dijamin penyuka belanja pasti suka ke sana. Hehehe...walau kecil mall ini memiliki banyak outlet (baca: Factory outlet) dari brand-brand besar seperti Esprit, Bossini, G-2000, Cotton On. Crocs,dll yang dulunya hanya ada di Jurong Point dan Anchor Point. Tujuan saya ke sana adalah Crocs FO, dimana dulunya ketika Crocs FO masih ada di Changi Airport terminal 3 saya tidak kesampaian untuk ke sana, keburu tutup untuk renovasi (baca: Merlion, Where r U?!! ). Info soal outlet baru Crocs ini saya dapatkan dari twit mbak CK ^^ dan siapa sangka disana saya malah ketemu mbaknya..heheheheh... *padahal waktu s`ya ke Jakarta saya gak kesampaian ketemu mbak Claudia, eh malah yang gak pake janjian..malah ketemu..* Sesuai dengan namanya, harga barang-barang di outlet-outlet tersebut adalah harga FO, untuk Crocs rata-rata sale 30 - 70% tergantung model *rata-rata model lama sih*, untuk Bossini, Esprit juga sama dan untuk Cotton On lebih dahsyat lagi, harganya mulai dari SGD 5 untuk sebuah blouse, basic tee, cardigan, rata-rata pakaian di dalamnya saya lihat harganya @SGD 10 untuk pembelian min.2pcs.

With Mbak Claudia Kaunang 


Antrian untuk touch the water Fountain of Wealth, Suntec city
Setelah mendapatkan yang saya cari di Changi City Point, saya melanjutkan ke rute berikutnya Suntec City untuk touch the water -  Fountain of Wealth di basement mall tersebut. Untuk touch the water ini saya sampai bela-belain cocokin jam, sampai menunda waktu makan dan minum, walau kehausan berat. fyi, saat itu cuaca Singapore sangat panas, sepertinya 33 derajat ada deh... air minum yang saya bawa dari hotel habis dalam sekali teguk dan saya semakin gerah karena saltum, saat itu saya pakai kaos lengan panjang katun, fiuh...karena saya pikir Singapore lagi musim hujan pasti dingin, ternyata suhunya malah kebalikan. Dengan rute yang cukup panjang dari Changi City Point, saya berhasil sampai di Fountain of Wealth jam 7, pas banget...dan walau harus mengantri akhirnya saya kesampaian juga untuk memegang air itu dan berputar sebanyak 3 kali disana, semoga ritual buang sial ini beneran bisa membuat saya beruntung sepanjang tahun dan semoga 'make a wish' saya bisa menjadi kenyataan ...Amien... (baca:Merlion, Where r U?!! ). Selesai memutari fountain, saya beneran merasa lapar dan akhirnya hanya sanggup menuju ke Burger King yang lokasinya tidak jauh dari fountain of wealth dan makan dengan kalapnya wkwkkw...

Setelah dinner, saya langsung balik ke hotel dengan pertimbangan hari itu masih hari Jumat, lokasi Bugis pasti tidak begitu ramai sampai malam hari dan saya juga perlu menyimpan tenaga untuk keesokan hari.

Bugis Hawker - CBD - Merlion Park - Raffles Place - Marina Bay Sands

Perjalanan hari kedua saya, saya awali dari pukul 7.30 pagi dengan makan pagi di Hawker centre Bugis. Pagi itu Singapore sedang hujan rintik, yang membuat saya mau tidak mau memperlambat langkah dan membawa payung, agak sedikit ribet sih, tapi ya sudahlah, ketimbang bengong di hotel membuang-buang waktu berharga, bawa payung pun jadi, kalau perlu pakai jas hujan deh wkwkkw. Makan pagi saya hari itu adalah fish ball kwetiaw soup (tidak halal, mayoritas makanan di hawker centre Bugis tidak halal,jadi harus selektif ya..). Lagi-lagi ada kejadian lucu disini, setelah mengantri cuktp panjang akhirnya tiba giliran saya, dan saya pun memesan sekenanya, niru punya tetangga...wkwkkw..berhubung penjual di sana rata-rata berbahasa Inggris pas-pasan jadinya saya memilih pakai bahasa Mandarin untuk order. Nah, penjualnya saat itu bilang ke saya dengan kode gerakan tangan ke pinggir dan arah tangannya itu menuju tempat duduk, walau sebelumnya saya sudah melihat tulisan self service di sana (*aneh ya, menu ditulis dalam bahasa inggris bahkan petunjuk juga, tapi mereka sebenarnya tidak fasih bahkan ada yang tidak bisa sama sekali berbahasa Inggris*) saya langsung duduk, saya pikir saya dapat perlakuan khusus ini karena turis..wkwkkw..tapi ternyata gak lama penjualnya datang bawa mie kuah pesanan saya dan bilang dengan logat Singlish ' sorry, self service ah..' wkkwkwk berhubung waktu itu saya sudah lapar dan saya memang cuek bebeks saja, saya pasang tampang cuek dan bilang ow, sorry I dont read the sign..ahhahahahhaa.... ini kata teguran kedua dalam kosakata singlish saya (1st Next time, you need to queue ah..) sampai sekarang saya masih ingat logatnya dengan jelas ^^. Next time gak bakal ngulangin lagi dah..janji.. :D

Setelah perut terisi, saya langsung menuju CBD lewat Raffles Place station. Setelah menyusuri Singapore river, the Fullerton Hotel, akhirnya sampailah saya di Merlion Park. My 2nd goal accomplished..yeay... dengan modal cueks bebek akhirnya saya berhasil minta tolong turis yang ada disana untuk memfoto saya *sesama turis harus saling membantu kan ya ...^^ dan ketika ketemu turis Indonesia apalagi saya tidak melewatkan kesempatan, mumpung 1 negara, sekalian ditodong aja buat fotoin..hhehe.. Sayang waktu itt Merlion kecil, dibelakang Patung Merlion yang mulutnya mengeluarkan air sedang di renovasi, kalau tidak saya pasti pose peluk tuh Merlion, habis susahhhh banget foto sala patung yang satu ini, kudu 3 kali ke Singapore dulu baru bisa ketemu. Setelah puas foto-foto, karena waktu masih jam 9 pagi, tempat-tempat lain masih belum buka, akhirnya saya pilih nongkrong di Starbucks yang letaknya tepat di sebelah Merlion Park. Setelah itu saya menuju Raffless Place, tempat Patung Raffles berada yang letaknya ada di belakang Asian Civilization Musseum. Secara garis besar rute saya di hari kedua ini benernya mengikuti buku mbak Claudia (500 ribu keliling Singapura) dengan sedikit modifikasi *tanpa Vivo City, Sentosa, CQ, dan Little India - karena ini semua sudah pernah saya kunjungi dan bukan goal saya saat ini. Buku ini benar-benar membantu rute perjalanan saya, terutama pada waktu mencari patung Raffles yang ngumpet dibelakang museum itu. Setelah bolak balik buku akhirnya saya tau kalau letaknya ada di belakang museum, dan cara mencapainya dari Merlion Park bisa melalui Anderson Bridge dan untuk kembali ke CBD (di buku untuk kembali memutari CBD, saya untuk kembali ke MRT Station Raffles Place karena akan melanjutkan ke MBS). 

Rute berikutnya Marina Bay Sands, sesuai perkiraan saya sampai disana pukul 9.30 dan saya langsung menuju ke Art Science Museum untuk menukarkan tiket Harry Potter: The Exhibition saya. Lagi-lagi dengan berbekal peta yang telah saya download dan saya simpan di BB saya, akhirnya saya bisa sampai di Art Science Museum tanpa nyasar dan tanpa menunjukkan kalau saya turis (salah satu kunci utama solo traveling menurut mbak CK adalah jangan menunjukan kalau kita turis, kalau bisa berlakulah seperti orang lokal, walau bingung tunjukan wajah pede..hehehe..that's why saya dapat ide untuk menyimpan pict MRT map dan Map lokasi yang ingin saya tuju di BB, orang Singapore kan terkenal suka jalan sambil otak atik gadget..wkwkkw) - salah satu bukti kalau saya tidak dianggap turis, karena banyak banget turis yang bertanya jalan ke saya, kagak tau mereka kalau saya turis juga, bedanya mereka ngaku kalau turis, kalau saya maunya diakui orang lokal ;P Tiket Harry Potter sudah ditangan dan itu berarti saya bisa langsung melanjutkan perjalanan saya ke rute berikutnya.
Poster Harry Potter: The Exhibition di pintu masuk Art Science Museum, Marina Bay Sands

Selanjutnya saya menuju Chinatown, dengan tujuan utama berburu oleh-oleh dan pernak pernik berbau china - untuk hiasan rumah wkwkkw...buat mama tercinta. Harga oleh-oleh di Chinatown memang murmer banget, harga gantungan kunci SGD 10 untuk 30 buah, aneka tas berkisar SGD 5 untuk 3 buah sampai SGD 10 untuk 4 buah, ckckkc..pokoknya kalau beli oleh-oleh mending di sini deh, Lucky Plaza, Bugis, apalagi Mustafa lewat dah. Oh ya, enaknya lagi tidak perlu menawar karena sudah dibendel dengan harga segitu, walau boleh tawar, sepertinya saya pakai jurus pasrah saja lah..buat pilihnya saja sudah makan waktu wkwkkw...

Dari Chinatown saya menuju Orchard untuk bertemu sahabat karib saya di Ion Food Hall. Walau cuma bentar, gak masalah deh, yang penting bisa ketemuan. Makan siang kami hari itu Bahkut Tee di Ion Food Hall (tidak halal) dan selanjutnya kami melanjutkan ke Somerset. Agenda siang ini bisa dikatakan ketemu teman doang..wkwkkw, jadi Orchard yang pertama ini bukan untuk berbelanja bagi saya, lebih ke arah windows shopping. Baru di part II nanti baru saya belanja. 


Rain Oculus dari dlm mall
Rain Oculus - dari atas
Setelah waktu sudah menunjukan pukul 4.30 sore, saya pun berpisah dengan sahabat saya karena saya harus sudah menuju ke Marina Bay Sands untuk menonton Harry Potter: The Exhibition di Art Science Museum-nya. jangan sampai telat untuk ini walau tiket sudah di tangan, karena slot masuknya beneran mengikuti jam yang tertera di tiket. Ketimbang menyesal nantinya disarankan lebih baik datang lebih awal deh. Saya menghabiskan waktu disana dengan duduk-duduk di tepi kolam teratai yang letaknya ada di depan Art Science Museum, setelah sebelumnya melihat Rain Oculus karya Ned Kahn (menyerupai mangkuk besar dari kaca, yang ditengahnya berlubang, setiap beberapa jam sekali akan terisi air dan airnya ini akan mengalir ke lokasi mall seperti mata air...kelihatan unik deh pokoknya). Letaknya mangkok rain oculus ini ada di depan The Shoppes Marina Bay Sands, di tengah-tengah Crystal Pavilliun, sementara dibagian dalam mall, posisinya ada di dekat outlet Swarovski, Raoul, atau lebih mudahnya ada di ujung sampan ride.

Rute saya berikutnya setelah menonton Harry Potter: The Exhibition adalah Orchard. Pada bagian kedua ini saya baru konsentrasi hunting barang yang saya cari, kali ini tujuan utamanya dinner dan daiso (ujung-ujungnya tetap mampir toko lain kok..wkwkwk dan dinnernya di skip jadi take away saja fiuh...). Sama halnya dengan Daiso di Korea, Daiso di Singapore juga lebih murah dan lebih lengkap barangnya ketimbang yang ada di Indonesia. Berbeda dengan Daiso di Korea yang harganya beraneka ragam KRW 1000 - 5000, Daiso Singapore juga menerapkan sistem satu harga sama dengan Indonesia, tapi lebih murah, yaitu SGD 2 (Sekitar IDR 15000, di Indo IDR 22.000). Sebenarnya banyak barang yang ingin saya beli di Daiso, tapi mengingat koper saya handcarry dan ada limited untuk LAG, akhirnya saya cuma membeli beberapa barang yang memang tidak ditemukan di Daiso Indo (barang-barang keperluan traveling saat winter..wkwkwkw..lumayan buat winter trip saya nanti). Daiso di Singapore ada di beberapa tempat, yang tempatnya familiar menurut saya adalah di Ion Orchard dan Vivo City. Kunjungan saya di Orchard kali ini hanya saya habiskan di ION Orchard, karena keterbatasan waktu dan barang bawaan yang sudah cukup berat (entah mengapa itu berat, padahal belanjaan saya di Chinatown itu barang-barang kecil dan ringan).

Changi Airport - Flight to KL - LCCT - Flight to SUB

Hari terakhir saya putuskan tidak kemana-mana, karena semalam sebelumnya saya menghabiskan waktu sampai subuh untuk packing...*susah ternyata ya kalau tidak beli bagasi saat GSS, belanjaan bingung mau taruh dimana..fiuh... 

Untuk kali ini penerbangan saya berlangsung dengan lancar semuanya, tidak ada yang delay, dan secara proses check in pun tidak ada kendala.

Di LCCT pun akhirnya saya sempat untuk mengunjungi The Body Shop dan membeli titipan teman serta membeli beberapa coklat di duty free.

View dari AirAsia yang membawa saya dari SING ke KL, hari itu cuaca sangat cerah sehingga daratan terlihat dengan jelas



Sejauh ini saya sangat menikmati solo traveling dan malah ketagihan untuk melakukannya kembali tahun depan..wkwkkw..sepertinya saya memang perlu mengagendakan solo traveling setiap tahun, dan saya rasa Singapura bisa menjadi salah satu rute tetap karena secara transportasi sangat mudah dijangkau dan negaranya memang sangat aman sekali untuk traveller wanita yang melakukan perjalanan sendiri. I love SG ... Target saya berikutnya untuk Singapore adalah: Universal Studio Singapore for 2nd time (karena ada wahana baru seperti Transformer, Madagascar, Sesame Street, jadi tidak boleh dilewatkan), mengunjungi Garden by the Bay yang baru akan dibuka pada tanggal 29 Juni 2012 dan trip keliling museum-musem di Singapura untuk mengenal negara ini dengan lebih mendalam :D.







5 comments:

  1. Hi, senang membaca pengalaman Anda. Saya nyasar ke blog ini karena sedang mencari referensi hotel Ibis Bencoolen. Wah susahnya pilih hotel di Singapore, mau yang baik tapi mahal, mau yang murah tapi hostel, he he he,,,, :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca blog saya, walau tdnya nyasar ya hehehhe...

      memang susah-susah gampang ^^, tapi klo untuk Ibis Bencoolen, 2 kali saya menginap di sana, tidak mengecewakan sama sekali, lokasinya memang strategis

      Delete
  2. wah...kayaknya perlu beli bukunya mba claudia juga nih.. (:
    saya ada rencana ke singapura lagi taun ini mba...masi banyak yg belom terjamah soalnya...doakan lancar ya...o ya mba...le club accor itu apa ya? ko bisa dapet diskon ibis bencoolen sampe 50%?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, thanks udah mampir di blog saya. Hotel-hotel Accor group itu sering promo 30 - 40% (50% kalau kita member Le Club Accor Plus). Le Club Accor itu semacam kartu keanggotaan, tapi khusus untuk hotel-hotel dibawah naungan manajemen accor, ada yang free membership fee ada yang berbayar. Selengkapnya bisa cek di accorhotels.com. Keuntungannya jadi member, biasanya diberi keistimewaan untuk akses promo terlebih dahulu.

      Saya doakan lancar perjalanannya ke Singapore.

      Delete
  3. Mbak Nining pasti bisa kok ke Singapore, asal ada niat pasti bisa. Menabung aja mulai sekarang, dan rajin mantau tiket murah. Untuk by disananya bisa kok di hemat. Semangat mbak ! Saya doakan bisa segera ke sana

    ReplyDelete